KATA PENGANTAR
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-6643551197844699", enable_page_level_ads: true }); </script>]
Alhamdulillah..
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Segala
pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas
segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira
besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang penulis beri judul
”AL-Adl”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis
mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua
orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan,
moril, dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.
Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat menjadi
lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat
bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Semua yang ada di alam ini merupakan ciptaan (makhluk) Allah SWT. Allah SWT mempunyai sifat-sifat yang agung, mulia, dan besar yang tidak terdapat pada semua rnakhluk-Nya. Oleh karena itu,semua makhlukNya harus menyembah kepada-Nya. Namun, sifat-sifat Allah SWT tersebut tidak
hanya tergambar dalam sifat wajib-Nya, melainkan juga dari nama-nama baik yang menyertai-Nya (Asma’ulHusna).
Firman Allah SWT dalam QS Al Hasyr ayat 24 :
Firman Allah SWT dalam QS Al Hasyr ayat 24 :
“Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa,
Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih
kepada-Nya apa yang ada dilangit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.”
Apabila
seseorang menyatakan diri mencintai Allah SWT, maka hal ini bisa dibuktikan
dari seberapasering ia menyebut nama-Nya. Menyebut Allah SWT dapat dilakukan
dengan menyebut kalimat¬kalimattayyibah atau menyebut nama-nama Allah SWT dalam
Asmaul Husna. Keduanya merupakan proses zikir (mengingat) kepada Allah
SWT.
Firman Allah SWT dalam Alquran :
Firman Allah SWT dalam Alquran :
“Hanya
milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul
husna itu.”(QS. Al A’raaf : 180)
Berdasarkan ayat di atas, kita diperintahkan untuk selalu menyebut nama-nama Allah SWT yangterhimpun dalam Asmaul Husna. Semua kegiatan yang dilakukan sebaiknya didahului dengan menyebutnama-Nya (terwujud dalam kalimat basmalah). Allah SWT memerintahkan untuk menyebut-Nya denganAsmaul Husna sebagai pujian dan pengantar doa kepada-Nya. Dalam berdoa kita pasti meminta sesuatu.Dengan memuji nama-Nya terlebih dahulu, harapan akan terkabulnya doa kita tentu akan semakin besar.Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah menjelaskan :
Berdasarkan ayat di atas, kita diperintahkan untuk selalu menyebut nama-nama Allah SWT yangterhimpun dalam Asmaul Husna. Semua kegiatan yang dilakukan sebaiknya didahului dengan menyebutnama-Nya (terwujud dalam kalimat basmalah). Allah SWT memerintahkan untuk menyebut-Nya denganAsmaul Husna sebagai pujian dan pengantar doa kepada-Nya. Dalam berdoa kita pasti meminta sesuatu.Dengan memuji nama-Nya terlebih dahulu, harapan akan terkabulnya doa kita tentu akan semakin besar.Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah menjelaskan :
“Sesungguhnya
Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu,barang
siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”. (HR. Bukhari)
Hal ini
menunjukkan apabila kita mengenal Asma`ul Husna dengan
bersungguh-sungguh,menghafal, kemudian memahami maknanya serta beribadah kepada
Allah maka akan menjadi penguatiman yang paling besar, bahkan mengenal Asma`
dan sifat-Nya merupakan dasar iman, di mana imanseseorang itu kembali kepada
dasar yang agung ini
B.
Rumusan Masalah
Di dalam pembahasan ini, adapun
rumusan masalah yang akan dijelaskan,
yaitu:
1.
Pengertian Al-Adl
2.
Pengamalan Al-Adl dalam kehidupan sehari-hari
3.
Ayat-ayat yang menguatkan tentang
asmaul husna Al-Adl
4.
Meneladani sifat Allah Al-Adl
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Al-Adl
Adil
jugadimaknai sebagai penempatan sesuatau pada tempat yang semestinya.Dinamai
al-‘Adl karena keadilan Allah Swt. adalah sempurna. Dengan demikian semua yang
diciptakan dan ditentukan oleh AllahSwt. telah menunjukan keadilan yang
sempurna. Hanya saja, banyak diantara kita yang tidak menyadari atau tidak
mampu menangkapkeadilan Allah Swt. terhadap apa yang menimpa makhluk-Nya.
Karena
itu, sebelum menilai sesuatu itu adil atau tidak, kita harus dapatmemperhatikan
dan mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan kasus yang akan dinilai.
Akal manusia tidak dapat menembussemua dimensi tersebut.
Seringkali
ketika manusia memandang sesuatu secara sepintas dinilai buruk, jahat, atau
tidak adil, tetapi jika dipandang secara luas dan
menyeluruh,
justru sebaliknya, merupakan suatu keindahan, kebaikan, atau keadilan. Tahi
lalat secara sepintas terlihat buruk, namun jika
berada
ditengah-tengah wajah seseorang dapat terlihat indah. Begitu juga memotong kaki
seseorang (amputasi) terlihat kejam, namun jika
dikaitkan
dengan penyakit yang mengharuskannya untuk dipotong, hal tersebut merupakan
suatu kebaikan. Disitulah makna keadilan yang
tidak gampang menilainya.
B.
Pengamalan Al-Adl dalam kehidupan
sehari-hari
Perilaku terpuji siswa yang
mencerminkan Asma Allah Al-Adl berupa salah satunya adalah belajar. Dengan
belajar siswa telah berperilaku adil terhadap dirinya sendiri karena
mendapatkan ilmu adalah hak dan kewajiban setiap orang. Belajar juga merupakan
suatu kebutuhan bagi siswa itu sendiri dalam menjalani kehidupannya
sehari-hari. Manusia itu sendiri terdiri dari beberapa bagian atau organ yang
senantiasa harus terpenuhi haknya. Misalnya dengan tidur kita memberikan
keadilan kepada mata dan orang tubuh lainnya untuk berisitirahat. Jika tidak
tidur maka tubuh manusia tidak berfungsi dengan baik. Artinya Dengan belajar
juga seorang siswa mampu mempertimbangkan sesuatu sesuai kemampuannya untuk
memutuskan suatu perkara yang memerlukan keadilan. Cara supaya adil yaitu
mempunyai iman yang kukuh dan bertakwa kepada Allah SWT, menguasai ilmu syariat
dan ilmu Aqidah, melaksanakan amanah dengan penuh tanggung jawab, ikhlas dan
bertakwa kepada Allah SWT, memiliki pribadi yang mulai (tidak mementingkan diri
sendiri, memiliki belas kasihan, bijak/tegas dan berani mengambil resiko).
Perilaku siswa lainnya yang
menunjukkan keadilan adalah menjalan ibadah sholat zuhur bersama secara
berjamaah di mushalla sekolah sesuai perintah Allah SWT. Artinya para siswa
telah belajar berlaku adil kepada pencipta-Nya. Contoh perilaku lainnya adalah
siswa yang menjadi seorang ketua kelas, keputusan yang diambil sangat penting
jika terjadi perkelahian antar teman di dalam kelas serta keadilan dalam
memberikan informasi kepada siswa lainnya.
Kegagalan bersikap adil terhadap
masyarakat berawal dari gagalnya bersikap adil terhadap diri sendiri, dan
gagalnya bersikap adil terhadap diri sendiri karena tidak mampu menjadi saksi
bagi dirinya sendiri. Hal itu disebabkan karena manusia sudah tidak jujur
kepada dirinya sendiri, manusia sudah membohongi dirinya sendiri, dengan
menggadaikan kehidupan akhirat yang abadi dan kehidupan duniawi yang terlihat
indah namun mengotori hati sehingga menghalangi nur Ilahi untuk bersinar dalam
hati yang terpancar dari baiknya budi pekerti.
C.
Ayat-ayat yang menguatkan
tentang Al-Adl
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-An’am ayat 115:
وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا
وَعَدْلا لا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu
(Al Qur'an, sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat
merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Maa’idah
(5) ayat 8:
“Hai orang-orang
yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha mengetahuiapa yang kamu kerjakan.”
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Fushshilat
(41) ayat 46:
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً فَلِنَفْسِهِ
وَمَنْ أَسَاء فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal
yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan Barangsiapa mengerjakan
perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah
Rabb-mu Menganiaya hamba-hambaNya.”
Allah SWT berfirman dalam Q.S.
Al- Hujurat ayat 9:
“Dan kalau ada dua golongan dari
mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi
kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang
melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah.
Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan
hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berlaku adil.”
Allah SWT berfirman dalam Q.S. An-Nisaa’ ayat 135:
“Wahai orang-orang yang beriman,
jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena
Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia
kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”
D.
Meneladani sifat Allah Al-Adl
·
Menghindari
perbuatan yang tidak adil dan keluar dari yang telah digariskan allah.
·
Berbicara
dan berbuat dengan penuh keadilan meskipun dirasakan pahit serta dapat
merugikan diri kita sendiri ataupun keluarga.
·
Menyadari
bahwa keadilan dapat mendekatkan diri pada takwa.
·
Adil
terhadap diri sendiri dengan cara mengendalikan hawa nafsu.
·
Tidak
membeda-bedakan derajat seseorang, berteman dengan siapa saja.
·
Husnudhon
(positif thingking) kepada allah terhadap semua ketentuan allah swt”,
·
Senantiasa
bersyukur kepada allah swt. Atas ketentuan – Nya yang adil.”,
·
Meneladani
sikap al-adlu dengan memerapkan sikap adil terhadap sesama
Ø Manfaat bila mengetahui
sifat allah al-adlkita dapat mengetahui allah itu maha adil dari siapa pun.
Allah
tidak memandang baik
laki-laki maupun perempuan. Tidak memandang orang kaya maupun orang miskin
cantik ataupun jelek, semua makluk dimata allah itu sama, kecuali orang yang
mulia disisi allah adalah orang yang bertakwa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
apa yang dijelaskan diatas, perlu kita ketahui bahwa asmaul husna memiliki
cabang-cabang yang lain dan kita perlu untuk mengetahui semuanya. Di pertegas
lagi, bahwa al-adl adalah Mahaadil.
Keadilan Allah Swt bersifat mutlak, tidak dipengaruhi oleh apa pun dan siapa
pun. Perilaku dalam asmaul husna al-adl dapat kita terapkan di kehidupan
sehari-hari. Sesungguhnya orang yang mengamalkan salah satu dari mereka(asmaul
husna), kita mendapatkan hidayah-Nya. Meskipun tidak keseluruhan yang kita
ketahui tentang maknanya, yang terpenting kita dapat meneladani sifat-siafat
asmaul husna al-adl atau bahkan yang lainnya.
B.
Saran
Dengan membaca tentang isi kandungan asmaul husna, kita dapat
mendapat banayk kaidah yang teradapat didalmnya. Tidak hanya al-adl, semua
asmaul husna allah sangat banyak pelajaran-pelajarn yang kita dapat bila
membacanya. Tapi tidak hanya membaca, kita juga harus memahami dan mendalami
kaidah-kaidah tersebut agar bisa kita terapkan di lingkungan sekitar.