AUTONOMOUS CAR
Autonomous car atau bisa juga disebut Mobil otonom juga
dikenal sebagai mobil tanpa pengemudi, Mobil otonom adalah mobil yang memiliki
kemampuan ntuk berkendara layaknya dikendalikan seperti manusia padahal mobil
tersebut bergerak dengan mengunakan rangkaian AI (Artificiall intelegent)
serta rangkaian sensor yang disusun teknologi tersebut adalah salah satu
teknologi yang sedang giat dikembangkan oleh beberapa perusahaan kendaraan
bahkan beberapa negara pun mendukung adanya perkembangan teknologi
tersebut,seperti contohnya adalah negara Inggris yang turut menginvestasikan 19
juta pound untuk teknologi tersebut di 4 kota,bahkan jalanan di negara tersebut
diperbolehkan untuk para pengembang produsen menguji coba kendaraan autonom
pada saat musim panas tentunya harus ada orang yang duduk didalam mobil
tersebut agar terhindar dari kecelakaan di situasi mendesak.
Selain Inggris, Mobil otonom juga diterima dengan baik di
UEA (Uni Emirat Arab), Dinas jalan raya dan transportasi Dubai juga telah memulai
studi mengenai penggunaan mobil otonom, serta merupakan bagian dari rencana
pemerinah untuk mengesahkan 2015 sebagai tahun inovasi di negara tersebut.
Pabrikan besar seperti Nissan,Toyota,Mercedes benz,Volvo punt turut serta
mengembangkan hal tersebut,mobil mobil otonom tersebut juga dilengkapi
fitur fitur khusus layaknya radar gelombang militer,scanner laser,kamera,dan
human machine interface untuk mendukung kemudi secara otonom
Teknologi autonom tersebut dapat dibagi dalam 5 level :
-Level 1: Asisten pengemudi dibutuhkan
-Level 2: Pilihan Otomatisasi sebagian
tersedia
-Level 3: Otomisasi kondisional
-Level 4: Otomatisasi tinggi
-Level 5: Otomatisasi penuh
DAMPAK BURUK TEKNOLOGI
AUTONOMOUS UNTUK PENGEMUDI
Dikutip dari Auto Evolution, Kamis 18 Juli 2019, sebuah studi
yang dilakukan oleh University of Nottingham, Inggris, mengungkapkan bahwa
pengemudi terlalu banyak bergantung dengan teknologi autonomous. Ketika diminta
tidak menggunakan teknologi ini, mereka cenderung lamban membuat keputusan.
Penelitian
ini mengamati 49 pengemudi dari beragam usia dan jenis kelamin,
lalu diminta untuk mengendarai otomatis selama setengah jam per hari selama
lima hari berturut-turut.
Hasilnya,
pengemudi menjadi lebih puas ketika mengemudi secara driveless. Tapi, ketika diminta kembali ke mode
manual, respons pengemudi jadi lebih lambat dan membuat kesalahan yang buruk.
Pada hari
pertama penelitian, pengemudi diberi tahu bahwa mereka akan mulai dalam mode
manual, kemudian beralih ke otonom setelah mencapai jalan tol. Mereka juga akan
menerima peringatan mendapatkan head up 60 detik untuk kembali ke mode manual.
Pada hari
pertama, mereka mengambil kendali atas mobil. Tapi, pengemudi-pengemudi ini
melakukan kesalahan, seperti bablas sejauh 2 meter, kecepatan bervariasi, dan
berbelok melintasi jalur.
Pada hari
terakhir, mereka memiliki waktu respons lambat ketika mengambil kembali mobil.
Responden memerlukan waktu untuk kembali beraksi saat terjadi keadaan darurat.
Ada Kekhawatiran
Peneliti
kajian itu, Gary Burnett, David Large, dan Davide Salanitri, mengatakan bahwa kekhawatiran
utama adalah pengemudi bisa kikuk ketika beralih dari otonom ke manual. Sebab,
saat teknologi ini diaktifkan, para pengemudi tak
diharuskan ikut memantau, membuat keputusan, atau memberikan input fisik untuk
tugas mengemudi.
“ (Teknologi) ini mengurangi persepsi
dan pemahaman tentang elemen dan perisitwa di lingkungan serta kemampuan untuk
memproyeksikan masa depan dari kesadaran situasional,” kata para peneliti.
Direktur RAC
Foundation Steve Gooding, mengatakan membawa mobil autonomous di jalan umum
menjadi tantangan terbesar. Kalau kendaraan ini diizinkan mengaspal di jalan
umum, desainernya harus menerapkan konsep pengemudi dilibatkan atua diminta
mengambil alih kendaraan.
INDONESIA KETINGGALAN, MALAYSIA
SIAP KEMBANGKAN MOBIL NIRSOPIR
Dream – Perkembangan industri otomotif di Malaysia lebih maju daripada
Indonesia. Setelah mengembangkan mobil nasional, Malaysia siap melangkah ke
jenjang yang lebih tinggi: mobil nirsopir.
Dikutip
dari Paultan, Rabu 23 Januari 2019, Malaysia
Autotomotive Roboitics dan IoT Institute (MARii) memberikan beberapa rincian
tentang autonomous vehicle test bed (AVTB). Teknologi kendaraan nirsopir ini akan
dikembangkan pada tahun ini.
CEO MARii,
Datuk Madani Sahari, mengatakan rencananya pihaknya akan menguji berbagai teknologi
yang berkaitan dengan kendaraan otonom. Mereka akan menyesuaikan teknologi ini
dengan infrastruktur dan lingkungan di Malaysia.
“ Kami akan
menguji semua teknologi ini untuk memastikan kendaraan ini aman dan dapat
diandalkan sesuai dengan lingkungan di Malaysia,” kata Madani.
Dia
mengatakan MARii akan bekerja sama dengan kementerian dan lembaga lain seperti
Futurise, GreenTech, Departemen Transportasi Jalan, dan Institut Riset
Keselamatan Jalan Malaysia untuk mendirikan lembaga pengujian di Cyberjaya.
Lembaga ini bertujuan untuk memulai
tes dalam dua tahap tahun ini, yaitu tahap perencanaan pada paruh pertama 2019
dan tahap kedua adalah pengujian.
“ Kami telah mengunjungi fasilitas
test-bed yang sama di tempat lain, termasuk Singapura, Eropa dan Jepang,” kata
dia.
Sekadar informasi, kendaraan nirsopir
merupakan aspek yang akan dimasukkan ke dalam tinjauan yang akan datang dari
Kebijakan Otomotif Nasional, termasuk kendaraan listrik.
NGERI,
MOBIL NIRSOPIR BISA DIBAJAK HACKER?
Dream – Mobil nirsopir menjadi salah
satu tunggangan yang tengah dikembangkan oleh produsen otomotif. Tentunya, mereka juga mengetes teknologi yang digunakan untuk mobil ini.
Apalagi untuk
unsur keamanannya. Dikendalikan sepenuhnya oleh teknologi buatan, pembuat mobil
nirsopir tentu tak ingin ciptannya disusupi peretas.
Kalau sistem
komputernya dibajak, mobil ini akan berubah menjadi senjata.
Dilansir
dari Carscoops,
Selasa 18 September 2018, Chief Executive Blackberry, John Chen, mengatakan
mobil autonomous bisa
dibajak dan bisa berubah menjadi mobil membahayakan. Chen menjelaskan mobil
tanpa sopir memiliki lebih banyak kode dibandingkan pesawat jet tempur.
Kode-kode itu membuka peluang bagi para peretas untuk mengacau.
“ Sebuah
mobil bisa dengan mudah terinfeksi virus dan pada dasarnya penuh senjata. Kalau
peretas bisa menguasainya, kamu bisa membayangkan apa yang akan dilakukan,”
kata dia.
Chen
mengatakan saat ini Blackberry sedang mengembangkan teknologi mobil driveless
dan bekerja sama dengan peramban internet, Baidu. Pihaknya juga masih
mewaspadai risiko mobil tanpa sopir.
“ Saya bisa
membuat mobil yang 90 persen bebas virus. Tapi, setelah mengaspal dan
digunakan, mobil ini harus dicek rutin,” kata dia.
Asuransi, Salah Satu Tantangan Driveless
Car
Chen
mengatakan masih banyak tantangan yang harus diatasi sebelum kendaraan
swakemudi menyapa konsumen.
“ Peraturan
dan teknologi keamanan perlu ditetapkan dengan baik
sebelum mengizinkan mobil ini di jalan. Mobil itu masih memiliki banyak
kesalahan manusia dan kontrol keamanan,” kata dia.
Mobil
driveless juga akan menjadi tantangan bagi perusahaan asuransi dan anggota parlemen. Mereka
mempertanyakan pihak yang akan bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan.
Konsep dan Cara Kerja Self-Driving Cars
Self-driving cars atau
kadang juga disebut autonomous cars merupakan mobil yang dapat
dikemudikan tanpa bantuan manusia. Mereka telah dirancang untuk dapat melakukan
tugasnya lebih baik dari manusia. Mereka tidak mengemudi setelah minum, tidak
mengetik pesan saat mengemudi dan mereka juga tidak menerobos lampu merah.
Meski demikian, masih
banyak pengembangan yang mesti dilakukan pada self-driving cars.
Mereka belum dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi cuaca yang ekstrim,
terlebih lagi mereka juga rentan terhadap serangan dari peretas.
Disamping itu, riset
dan pengembangan terkait self-driving cars terus meningkat
setiap tahun nya. Hal ini secara radikal akan mengubah sistem transportasi
kita. Segala sesuatu yang bergerak akan bergerak otomatis tanpa instruksi dari
manusia.
Lalu, bagaimana self-driving
cars dapat bekerja?
Terdapat 4 teknologi
utama yang ada di dalamnya.
1. Computer Vision
Computer vision adalah
cabang dari ilmu komputer yang terkait dengan pengolahan citra. Ini adalah mata
dan telinga bagi mobil. Dengan teknologi ini mobil dapat melihat lingkungan
sekitarnya. Terdapat 3 komponen di dalamnya yaitu:
1. Kamera,
fungsinya untuk mengambil gambar disekitar.
2. Radar, tugasnya
memancarkan gelombang radio, kemudian setiap benda yang disekitarnya akan
memantulkan kembali gelombang tersebut. Jadi fungsinya untuk mengetahui letak
benda disekitar.
3. Light
Detection and Ranging (LIDAR), fungsinya seperti radar dengan
jangkauan yang lebih jauh. LIDAR memanfaatkan laser untuk mengukur jarak benda
di sekitarnya.
Fokus utama dari computer
vision dalam hal ini adalah mengolah gambar dari ketiga komponen
diatas untuk mendeteksi segala sesuatu disekitar mobil, seperti jalan, lubang,
lampu lalu lintas, orang maupun mobil disekitarnya serta mengukur jarak antara
mobil dengan benda disekitarnya.
2. Deep Learning
Ini adalah teknologi
yang membuat mobil mampu mengambil keputusan nya sendiri berdasarkan informasi
yang didapat dari komponen computer vision diatas. Dengan kata lain, Deep
Learningmerupakan otak dari self-driving cars.
Deep Learning memungkinkan
mereka untuk mengenali benda di sekitarnya serta mengambil keputusan atau
tindakan apa yang harus dilakukan dengan suatu benda atau kondisi. Entah itu
berhenti, berbelok atau menaikkan kecepatan.
Otak manusia terdiri
dari kumpulan sel neuron yang terhubung satu sama lain, begitu pula pada deep
learning. Di dalam nya terdapat rangkaian nets atau yang lebih dikenal
dengan Artificial Neural Network (ANN). Seperti inilah
ilustrasi nya.
ANN dapat dikatakan
sebagai kotak ajaib. Kita memberikan masukan dan ia akan memberikan keluaran.
Kita dapat meminta ANN menganalisa sebuah gambar dan memberi tahu apa isi
gambar tersebut. Misalnya kita ingin ANN menguji gambar kucing, jadi kita
berikan masukan berupa gambar kucing kemudian ia akan menguji nya apakah itu
merupakan kucing atau bukan berdasarkan data-data (kucing) yang sebelumnya
sudah kita tanam didalamnya, selanjutnya ANN akan memberi keluaran antara ‘yes’
atau ‘no’.
ANN seperti otak manusia.
Kita dapat melatihnya dengan memberikan data. Ketika kita memberikan nya data,
ia akan menjadi cheat code. Coba perhatikan gambar matriks diatas.
Matriks pertama [x] merupakan inputan, sedangkan matriks [w] merupakan cheat
code. Jika kita mengkalikan inputan dengan cheat code, maka
kita memperoleh keluaran.
Intinya, setiap
inputan yang diterima oleh ANN akan dibandingkan dan diuji dengan data (cheat
code) yang sebelumnya sudah ditanamkan dan menghasilkan keluaran berupa
tindakan atau keputusan.
3. Robotics
Mungkin Anda sudah
dapat membayangkan seperti apa bentuk dari robot. Namun disini saya ingin
menjelaskan satu bagian di dalamnya yang berperan penting dalam self-driving
cars, namanya actuator.
Actuator adalah
sebuah alat yang mengambil sinyal listrik sebagai masukan dan mengubahnya
menjadi tindakan fisik.
Actuator memainkan
peranan penting dalam proses kerja Adaptive Cruise Control (ACC)
yang memungkinkan mobil untuk mengatur sendiri kecepatan nya. ACC dan actuator bertanggung
jawab dan saling bekerja sama untuk menurunkan atau meningkatkan kecepatan
tergantung pada jalan dan jarak terhadap kendaraan lain.
4. Navigation
Dalam self-driving
cars, navigasi memiliki 3 fungsi utama, yaitu:
1. Untuk mengetahui
dimana Anda sekarang.
Global Positioning
System (GPS) membolehkan mobil untuk mengetahui posisinya
saat ini berdasarkan analisis sinyal yang diterima melalui paling tidak 4
konstelasi dari 60 satelit dengan orbit rendah.
2. Untuk mengetahui
kemana Anda ingin pergi.
Terdapat beberapa
instrumen dan teknik dalam hal ini. Sextant, LORAN
radiolocation dan dead reckoning adalah beberapa
teknik yang digunakan saat ini dengan tingkat akurasi dan konsistensi yang
bervariasi.
Sextant adalah
alat navigasi untuk mengukur sudut antara benda astronomi dengan cakrawala.
LORAN radiolocation adalah
sistem navigasi yang memungkinkan mobil dapat mengetahui posisinya dengan
memanfaatkan gelombang radio yang dipancarkan.
Dead reckoning mengkalkulasi
posisi mobil saat ini berdasarkan kecepatan dan jarak yang ditempuh dari posisi
sebelumnya.
3. Untuk
membawa Anda kesana.
Setelah semua
komponen pengolahan citra, penginderaan dan navigasi menerima masukan nya,
selanjutnya mobil bersiap-siap mengatur dan mengelola daya untuk menjalankan
fungsi otonom mobil pada umumnya.
***
Self-driving cars telah
mendapat perhatian publik diseluruh dunia. Riset dan pengembangan yang lakukan
juga semakin gencar dilakukan setiap tahunnya. Perusahaan besar dari sektor
teknologi seperti Google, Apple dan NVIDIA juga telah melakukan investasi besar-besaran
terhadap self-driving cars. Hingga saat ini, jutaan mil uji coba
telah dilakukan pada jalanan publik untuk mencapai kesempurnaan pada desain,
operasi dan sistem yang terdapat di dalamnya.
Kendaraan semacam ini
dituntut memiliki algoritma canggih yang mampu berjalan di prosesor yang
kuat serta mampu membuat keputusan penting berdasarkan arus data real-time dari
beragam sensor kompleks yang diletakkan di berbagai sisi mobil. Tujuan nya
hanya satu, menciptakan masa depan transportasi yang lebih baik dan membuat
jalanan, pengendara serta penumpang menjadi lebih aman dari sebelumnya.
Kemajuan
teknologi yang semakin tinggi tidak hanya di bidang aplikasi software,
tetapi juga di bidang perangkat keras seperti gadget, smart
home, maupun transportasi. NextGeners masih ingat dengan cerita
STEM-Z mengenai motor yang dapat berjalan sendiri menuju pemiliknya? Setelah
kemarin bahas kendaraan roda dua tersebut, kali ini STEM-Z akan bahas mengenai
transportasi roda empat yaitu mobil.
Autonomous
Car merupakan mobil tanpa awak, sebuah
mobil yang bisa mengendalikan dirinya sendiri, seluruh pengoperasian mobil akan
dikerjakan kepada mobil itu sendiri. Mobil ini juga diharapakan bisa
meminimalisir terjadinya kecelakaan di jalan.
Kalau
NextGeners lihat terjadinya kecelakaan di jalanan disebabkan kelalaian
pengendara kendaraan itu sendiri.
Prinsip kerja
dari mobil ini adalah menggunakan sensor dan juga komputer untuk mendeteksi
kondisi di jalanan serta dapat membuat keputusan seperti manusia saat mengemudi
di jalanan. Salah satu sensor yang digunakan adalah GPS (Global Positioning System)
untuk mengetahui posisi kendaraan mobil itu sendiri, terdapat kamera dan radar
yang akan mengarah ke sekeliling mobil untuk memantau keadaan sekitar,
gelombang infra merah dan ultrasonik juga digunakan untuk menghitung jarak
secara akurat ke kendaraan lain.
Mobil Autonomous ini berbeda lohNextGeners
dengan mobil autopilot, kalau mobil
autopilot mengusung konsepself-driving dimana pengemudi masih diperlukan
untuk menghidupkan dan mematikan kendaraan, sedangkanautonomous ini konsepnya driver-lessyang
berarti benar-benar tanpa awak pengemudi. Untuk mobil autopilot danautonomous keduanya memang menggunakan sistem
sensor, namun yang membedakan adalah jenis sensor dari kedua mobil tersebut.
mobil autopilot menggunakan
sensor kamera berspesifikasi tinggi untuk menggantikan mata pengemudi,
sedangkan sensor yang digunakan untukautonomous menggunakan sensor LIDAR (light-sense radar).
Mekanisme sensor LIDAR sendiri adalah menembakkan dan menangkap kembali
pantulan sinar laser untuk memperkirakan jarak dan dimensi obyek di depannya.
Nantinya autonomous menjadi salah satu kendaraan yang akan
digunakan di masa depan, sudah baynak vendor dan brand-brand mobil ternama
mengembangkan mobil tanpa awak ini seperti BMW, Mercedez-Benz, Nissan, Tesla,
Google, Apple dan lain-lainnya.
Walau mobil autonomus masih dalam tahap uji coba di beberapa
negara, tapi semoga para pengembang bisa menghasilkan mobil yang semakin baik
dan tingkat keamanan yang tinggi.
INDONESIA TERTINGGAL, MALAYSIA
JAJAL MOBIL TANPA PENGEMUDI
Dream – Kalau Indonesia heboh dengan
mobil listrik, Malaysia sudah selangkah di depan. Negeri jiran itu telah
menguji mobil autonomous berteknologi 5G.
Dikutip dari Paultan, Senin 22 April 2019, mobil autonomous yang
digunakan adalah Proton Exora. Proton menggandeng perusahaan teknologi Celcom untuk membuat mobil “ pintar”
itu.
Perdana Menteri Malaysia, Tun
Mahathir Mohamad, dan Menteri Komunikasi dan Multimedia, Gobind Singh Deo,
menjajal mobil Proton Exora.
Terhubung ke Server Pusat
Tak hanya itu, sistem ini juga
terhubung ke server pusat untuk memastikan mobil ini bisa memberikan informasi
pemetaan.
Komunikasi kendaraan ini berjalan dua
arah. Sistem akan mengirimkan pembaruan yang bisa bermanfaat bagi kendaraan
lain, seperti penghalang atau bahaya di jalan.
Komunikasi seluler vehicle to everything ini
bergantung kepada data seluler. Kecepatan yang ditawarkan konektivitas 5G
menjadi relevan.
Kalau ada masalah di jaringan, mobil
akan mengandalkan sistem onboard alias
pengemudi mengambil alih. Karena ini adalah mobil uji coba, tombol darurat
sangat penting agar pengemudi bisa mengambil alih mobil sepenuhnya.
MOBIL
AUTONOMOUS BELUM SEMPURNA, TOYOTA PAKAI IDE JET TEMPUR
Toyota
Research Institute telah merilis rincian terkini tentang teknologi
mengemudi Guardian keluaran terbarunya. Jika beberapa pabrikan mengembangkan
teknologi yang membuat kemudi diambil alih oleh komputer atau sensor, Toyota
melakukan hal yang berbeda.
Namun menurut
yang diberitakan Carscoops, sistem Guardian yang dikembangkan oleh Toyota
berbeda, karena pengemudi diharapkan tetap mengendalikan kendaraan setiap saat.
Sistem hanya dirancang untuk melakukan intervensi untuk mengantisipasi
kemungkinan masalah seperti tabrakan.
Pihak Toyota
Research Institute melakukan pengujian kecelakaan pada tiga mobil di California
di mode mengemudi secara manual. Di saat mereka melakukan investigasi dan
mengunduh data kecelakaan tersebut dari mobil tes, timbul ide 'apakah
kecelakaan itu dapat dihindari atau dikurangi dengan sistem keselamatan
otomatis?'.
Hal inilah
yang dipercaya oleh Toyota untuk menjadikan fokus mereka pada upaya peningkatan
keselamatan. Fokusnya pada tahun ini insinyur dari Toyota
mengembangkan "blended envelope control" yang merupakan
upaya menggabungkan bagian-bagian terbaik dari manusia dan komputer.
Ide ini
diambil dari pengoperasian jet tempur, di mana pilot tidak langsung mengendalikan
pesawat. Sebaliknya, mereka meng-input ke sistem kontrol penerbangan yang
membuat berbagai penyesuaian per-detik-nya untuk menstabilkan pesawat.
Sehingga, komputer dan manusia bekerjasama untuk pengoperasian kendaraan.
Bagian dari
fokus Toyota pada mengemudi otomatis adalah menyelamatkan nyawa sebanyak
mungkin. Toyota menyadari bahwa sistem kemudi yang mandiri butuh waktu yang
lama untuk diterima masyarakat apalagi saat ini masih banyak kendaraan
dengan sistem mengemudi secara mandiri masih menimbulkan kecelakaan,
cedera, dan kematian yang membuatnya masih sangat sulit untuk dapat
berkeliaran dijalanan.
Oleh karena
itu Toyota mengembangkan sistem Guardian sehingga dapat menyelamatkan nyawa
dengan baik sebelum sistem otonom penuh menjadi hal biasa.