Selamat Datang

Sabtu, 25 November 2017

LAPORAN PEMBUATAN BUSANA RUMAH

BAB I
PENDAHULUAN

Busana Rumah sering disebut dengan busana sehari-hari, yaitu busana yang dikenakan untuk kegiatan sehari-hari didalam rumah atau sekitarnya. Busana sehari-hari biasanya digunakan untuk membuat busa rumah antara lain : Katun, Lenen rayon, Vicose, Casmere, Spandex, Foile dengan warna yang lembut dan netral ini membuat kita nyaman karena aktifitas di rumah banyak dan juga sebagai tempat beristirahat setelah lelah bekerja.
A.      Macam-macam Busana Rumah
1.      Daster/Dress
Setiap wanita pasti ingin selalu tampil cantik dimanapun berada baik diluar maupun didalam rumah. Untuk busana yang paling tepat digunakan saat santai adalah daster mungkin bentuk dan jenisnya terlihat sederhana, namun model busana daster wanita masa kini telah mengalami perkembangan yang pesat, sehingga mampu membuat pemakaiannya tetap trendy dan anggun walau dalam keadaan santai. Banyak sekali model yang bisa kita buat dalam pembuatan daster antara lain model daster Kimono daster shantung, daster model baby doll, dster steeveless
2.      Baby Doll
Model busana santai wanita yang sering dipilih oleh remaja putrid adalah baby doll jenis baju tidur ini cenderung lebih siple dan terbuat dari bahan yang dingin seperti kapas atau katun. Bentuknya juga sederhana karena hanya terdiri dari atasan dan bawahan yang berupa celana kain yang pendek.
3.      Kaos
Kaos sangat cocok dipakai saat udara panas kita tahu bahwa desain kaos sebagai bahan dasarnya. Pada kaos untuk harganya adalah kualitas, merk dagang dan kain sebagai bahan dasarnya. Pada kaos untuk wanita memiliki desain yang lebih banyak ada yang di desain lebih ketat dan menonjolkan lekuk tubuh, ada juga yang dibuat seperti model tank top.
4.      Celana Pendek
Celana pendek yang ditujukan pada wanita desainya lebih beragam dari pada untuk pria, mulai dari panjangnya dibawah lutut, sebatas lutut, dan diatas lutut. Celana ini dibuat dari bergagai kain yang nyaman untuk dipakai seperti rayon, viscone, cashmere dll.
  




BAB II
PEMBUATAN BUSANA RUMAH MODEL II (BEBE SERUT)

Daster/Dress adalah salah satu jenis busana rumah yang berupa terusan atau langsungan. Dress sangat mudah dikenakan serta sangat cocok untuk wanita. Dalam praktek pembuatan busana rumah, kami mendapat undian untuk membuat Dress/daster model II yaitu bebe serut dengan variasi model seretan pada bagian lehernya dengan panjang dress ± 5 cm dibawah lutut.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam pembuatan busana rumah:



Keterangan
1.        Pattren making
a.       Membuat desain baru
b.      Menerjemahkan dalam bentuk pola
2.        Making sample
a.       Making top sample : pembuatan contoh awal
b.      QC Saple : Pengendalian mutu contoh
3.        Cutting
a.       Marker                        : Penandaan
b.      Spreading                   : Penggelaran/Pembentangan
c.       Bundling                    : Pengikatan
d.      Numbering                 : PEnomoran
e.       QC Cutting                : Pengendalian Mutu Potong
4.        Sewing
a.       Checking component : Pemeriksaan Bagian-bagian
b.      Checking Bundling    : Pemeriksaan Ikatan
c.       Layout proses             : Penempatan alur proses
d.      Trimming                    : PEmotongan Sisa Jahitan
e.       QC Sewing                : PEngendalian Mutu Jahitan
5.        Finishing
a.       Ironing                       : Penyetrikaan
b.      QC Finishing              : Pengendalian Mutu akhir
c.       Packing                      : Pembungkusan

A.      PATTERN MAKING
Pattern making adalah membuat rencana atau rancangan bentuk pakaian, selain itu tugas dari bagian ini adalah membuat dan menggandakan pola serta menyusun panel dalam maker untuk mengoptimalkan efesiensi penggunaan Fabric tahapan dalam pattern making:

1.         Menentukan desain
Desain dibuat sesuai dengan yang diberikan oleh guru pembimbing melalui undian, Gambar desain dari dress medel II (Bebe Serut) adalah sebagai berikut :


2.         Menentukan Ukuran
Ukuran yang kami gunakan, mengunakan ukuran / pola standar yaitu ukuran (M). ukuran yang diambil:
a.       Lingkar leher
Diukur mengelilingi leher dalam keadaan pas pada lekuk leher depan bagian bawah
b.      Lingkar badan
Diukur dari bagian badan belakang melalui ketiak, mengitari payudara dalam keadaan pas ditambah 4 cm
c.       Lingkar punggung
Diukur pada bagian pinggang dalam keadaan pas ditambah 2 cm
d.      Lingkar panggul
Diukur pada bagian panggul yang terbesar dalam keadaan pas ditambah 4 cm
e.       Lingkar kerung lengan
Diukur bawah ketiak melingkar dalam keadaan pas di tambah ± 4 cm
f.       Lebar Bahu
Dikur dari batas leher sampai bahu terendah
g.      Panjang Dress
Diukur dar batas pinggang ke bawah sampai
3.         Membuat Pola


Untuk pembuatan pola kami membuat pecah pola dari pola standar ukuran (M). berikut adalah gambar dari pecah pola yang kami gunakan

B.       MAKING SAMPEL
Making sampel adalah proses pembuatan pola sesuai dengan desain dan Ukuran. Tahapan dalam pembuatan making sampel sebagai berikut:
a.         Pembuatan pola : Pola untuk sampel dibuat pada kertas pola dan digambar dengan menggunakan bantuan penggaris pola
b.         Alat potong yaitu kain sampel cukup dipotong dengan gunting manual atau mini cutter elektrik
c.         Alat jahit : untuk menjahit sampel digunakan mesin jahit High speed mesin obras, mesin neci.

C.      CUTTING
Cutting adalah proses pemotongan kain dalam industry busana umumnya dalam sekali potong memuat beberapa set pakaian. Tahapan yang dilakukan dalam proses pemotongan yaitu:
a.         Marker
Yaitu bagian mengkopi pola sampai pada pembuatan rancangan bahan.

b.         Spreading

Yaitu proses membentangkan kain pada meja potong, dimana jumlah lapisan kain yang kami buat mencapai lima lembarkan cara membentangkan kain yaitu : kain diletakan dimeja pola dan diletakkan bertumpukan
c.         Bundling


Adalah proses pemberian tanda pada komponen pola maker yang siap di potong letakan pola yang telah ditas kain dengan menyematkan jarum pentul
d.        Numbering
Adalah proses pemberian nomor dengan urutan saat penggelaran kain











D.      SEWING


Sewing adalah bagian produksi setelah cutting yang melakukan proses pembentkan/penggabungan beberapa pola menjadi suatu produk yaitu dress
Tahapan-tahapan dalam proses dress/daster model II (Bebe Kerut):
1.         Membuat tali untuk bagian leher dengan cara memotong kain dengan ukuran 50 x 2 cm lalu jahit bagian tepi kain, bagian baik menghadap bagian sisakn bagian bawah untuk membalik tali dengan hasil jadi lebar ± 1 cm
2.         Member fislin pada bagian muka dan belakang (bagian atas)
3.         Satukan pola muka dengan belakang bagian atas
4.         Pasang tempat serutan (tali) dibagian kanan dan kiri leher dengan ukuran lebar 3 cm dan panjang menyesuaikan sisi leher.
5.         Pasang tali pada tempat yang telah dibuat, tarik tali hingga membentuk serutan
6.         Satukan pola muka bagian badan dengan muka bagian atas
7.         Lakukan hal yang sama pada bagian belakang
8.         Pasang saku pada bagian muka sebelah kanan 5 cm diatas pinggang
9.         Jahit bagian sisi depan dengan bagian belakang lalu obras dengan obras tutup
10.     Pasangkan lengan, lalu dineci
11.     Kelim bagian bawah dress/daster yaitu dengan kelim tindas

Tugas Sewing antara lain :
1.      Cek komponen, proses mengecek pola yang diterima dari cutting, beberapa komponen sebuah pakaian
2.      Cek bendel : proses mengecek komponen pakaian
3.      Layout mesin : menata dan mengurutkan mesin sesuai dengan urutan proses penjahitan
4.      Trimming : Proses pemotongan benang dari sisa-sisa jahitan
5.      QC Sewing : PRoses pengecekan mutu pakaian yang sedang proses dan sudah selesai diproses dan siap di transfer ke proses Finishing.

E.       FINISHING

Finishing merupakanbagian terakhir dalam pembuatan sebuah produk busana, tugas utama Finishing yaitu memastikan bahwa produk yang akan dikirim dalam keadaan yang baik dan sempurna dari segi mutu, penampilan , dan kesesuaian dengan spesifikasi pengepakan yang telah ditentukan oleh buyer tahapan pada proses finishing yang umumnya dilakukan adalah :
1.         Bahan baku dalam proses finishing berupa brand label, price tag, di transfer dari store dan dilakukan pencatatan
2.         Button hole process menggunakan mesin button hole dimana ukuran lobang disesuaikan dengan kuran yang ditentukan buyer
3.         Attach button adalah proses memasang kancing dengan button stitch machine
4.         Attach shoulder pad hanya style tertentu yang menggunakan shoulder pad tergantung dari design. Proses ini menggunakan mesin bartack
5.         Trimming yaitu pembuangan sisa benang yang masih menempel pada garmen, juga merupakan proses pembersihan kotoran berupa debusisa benang sisa fabrics dengan menggunkaan blower.
6.         Metal detector yaitu pendeteksian adanya logam atau komponen yang tidak diinginkan yang membahayakan customer missal : penahan jarum jahit.
7.         Iroring : proses mengemasan pakaian dalam plastic atau dengan penyetrikaan dan selanjutnya di hand tack.
8.         QC Finishing : Proses pengecekan pakaian sebelum ditransfer ke packing
9.         Packing : Proses mengemas pakaian dalam plastic atau dengan hanger, juga memberikan aksesoris, pita bunga, solasi, dll.
Dalam proses packing dilakukan pemasangan identitas produk yang berupa:
-            Price tag : Label harga jual garmen di toko atau ritail
-            Hang tag : memuat merk atau logo perusahaan
-            Brand label : memuat lambing atau logo perusahaan

Kemasan dan label dapat dibuat dari bahan :
a.         Plastic
b.         Karton
c.         Kertas
d.        Kain
e.         Stereo foam
f.          Bahan lainnya seperti cat/bahan sablon
Berikut adalah contoh label yang kami gunakan. Kami member nama produk dress/daster model II tersebut dengan nama “LYMP COLLECTION” gambar label dari “LYMP COLLECTION” :
Setelah melakukan finishing, proses akhir yang dilakukan adalah pengemasan dan pengepakan produk jadi. Pengemasan merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum produk didistribusikan dan dipasarkan. Pengemasan harus dilakukan dengan baik dan benar karena kemasan akan berpengaruh terhadap kegiatan yang dilakukan setelah proses pengemasan produk selesai pengepakan terdiri dari dua tahap yaitu pengepakan produk atas satuan produk yakni terdiri dari beberapa kemasan atau dalam satuan tertentu seperti dozin (lusin) atau kodi menjadi satu dalam satu tempat (kardus)
Alat-alat yang dipergunakan proses pengepakan dan pengemasan:
a.         Setrika          : Dipergunakan pada proses melipat busana yang kan dikemas dan akan memperoleh hasil yang lebih rapi, dan menjadikan waktu penyetrikaan lebih cepat.
b.         Catakan        : Yaitu lembaran yang dibuat untuk menentukan besar kecilnya lipatan yang disesuaikan dengan ukuran busana dan ukuran kemasan yang kan dipergunakan cetakan bagian punggung atau bagian belakang busana yang akan dilipat.
c.         Sealer            : Adalah alat untuk merekat/menutup kemasan atau untuk membuat kantong dari bahan plastic, dilapisi dengan plastic atau bahan lain yang dapat dilepas ketika kemasan akan ditutup.
d.        Penunjang     : yakni alat-alat yang menunjang dalam proses pengemasan dan pengepakan sperti : gunting, pisau alat untuk menyegel atau menutup kemasan besar, alat pemasang tali dan penguncinya. Yang digunakan setelah kemasan kecil masuk dalam kemasan besar.
















BAB III
PENUTUP

Dalam penyelesaian tugas ini penulis memperoleh banyak ilmu dan pengalaman baru mengenai jahit-menjahit. Kesimpulan dan saran yang dapat penulis ambil adalah sebagai berikut:
A.      Kesimpulan
Busana rumah adalah yang dikenakan untuk kegiatan sehari-hari didalam rumah atau sekitarnya. Salah satu jenisnya adalah dress/daster yaitu busana terusan yang sering digunakan diwaktu santai. Proses pembuatan terdiri dari beberapa tahap antara lain :
1.      Pattren making
2.      Making sample
3.      Cutting
4.      Sewing
5.      Finishing