Selamat Datang

Senin, 11 Januari 2021

Peningkatan Prestasi Belajara dan Keaktifan Belajar Siswa Pada Materi Menulis Berita dari pokok-Pokok Berita Melalui Media VIDEO

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

A.      Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan kemampuan , yang harus dimiliki anak, karena dengan menulis anak dapat mengungkapkan perasaan, isi, pemahaman, mendokumentasikan pengetahuan dan berkreasi. Oleh karena itu, menulis merupakan salah satu ketrampilan dalam berbahasa yang harus diajarkan sejak anak-anak masuk pendidikan dasar, dan kesulitan belajar menulis harus segera diatasi.

Dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sangat pesat, manusia harus terus-menerus memperbaharui pengetahuan dan ketrampilannya. Walaupun menulis bisa menggunakan mesin ketik atau komputer, namun ketrampilan menulis dan pengetahuan tentang pedoman penulisan yang sesuai sangat penting.

Kemampuan menulis termasuk dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika usia Sekolah Dasar tidak menguasai kemampuan menulis dengan benar, maka akan mengalami banyak kesulitan dalam belajar pada bidang studi di kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu anak harus benar-benar menguasai materi tentang tulis-menulis.

Kemampuan menulis tidak hanya memungkinkan seseorang meningkatkan kemampuan kerja dan menguasai bidang akademik, tetapi juga memungkinkan berpartisipasi dalam kehidupan sosial-budaya, politik, dan memenuhi kebutuhan emosional.

Sadar akan segala kekurangan yang selama ini penulis alami dalam mengajarkan kemampuan menulis, dengan berbekal kejujuran dan keterbukaan, serta didorong oleh kemampuan dan semangat yang tinggi untuk senantiasa mencoba memperbaiki kinerja sebagai  guru. Penulis mencoba melakukan diagnosis status untuk menemukan kelemahan yang terjadi selama melakukan proses pembelajaran menulis dikelas VIII.

Kenyataan di lapangan, penulis merasa kurang berhasil dalam mengajar kemampuan menulis. Misalnya saat mengajarkan materi menulis berita melalui media audio, dari 30 siswa, 4 siswa mendapat nilai 70, 4 siswa mendapat nilai 65, sedangkan 22 siswa mendapat nilai 60 ke bawah.

Menyadari keadaan tersebut, penulis mencoba untuk melakukan upaya perbaikan, melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dikelas tempat penulis bertugas.

Untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran itu, peneliti perlu mengetahui permasalahannya lebih dulu. Untuk itu peneliti berdiskusi dengan teman sejawat. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat, dapat diidentifikasi bahwa permasalahan dalam pembelajaran di atas adalah:

1.         Ketrampilan menulis berita siswa masih rendah.

2.         Prestasi belajar siswa pada materi ajar mesih rendah.

Dari permasalahan di atas perlu dilakukan analisis. Maksud dari analisis disini adalah untuk mengetahui penyebab kurang aktifnya siswa dan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi ajar.

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan supervisor, maka terungkap bahwa penyabab permasalahan di atas adalah:

1.    Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.

2.    Penjelasan guru tidak menggunakan media menimbulkan bosan dan kurang paham.

3.    Guru kurang memberikan pengalaman nyata yang berkaitan dengan materi ajar.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor penyebab di atas dan atas saran supervisor, alternatif pemecahan masalah yang akan ditempuh lebih berorientasi pada media pembelajaran. Untuk itu Peneliti memilih menggunakan media video. Dengan media video ini peneliti berharap dapat meningkatkan keaktifan siswa, pemahaman siswa serta peningkatan kertampilan menulis berita pada siswa.

 

B.       Rumusan Masalah

Bedasarkan  alternatif pemecahan masalah di atas, maka masalah yang akan menjadi fokus perbaikan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.         Apakah penerapan media video dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis berita ?

2.         Bagaimana upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui media video ?                                                                        

                

C.      Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas agar penelitian ini memiliki arah yang jelas, maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:

1.         Untuk menganalisis dampak penggunaan media video terhadap prestasi belajar siswa.

2.         Untuk mendeskripsikan dampak penggunaan media video terhadap keaktifan belajar siswa.

 

D.      Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1.         Manfaat bagi guru:

a.         Membantu guru untuk mengatasi kekurangan dalam pembelajaran.

b.        Memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena sasaran akhir adalah perbaikan pembelajaran.

c.         Meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar.

2.         Manfaat bagi siswa:

a.         Memudahkan siswa dalam memahami konsep.

b.        Meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran.

c.         Melatih siswa aktif berpikir dan memecahkan masalah.

d.        Mengembangkan pola pikir siswa.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

A.      Landasan Teori

1.      Hakekat Prestasi belajar

Pengertian Belajar menurut beberapa ahli :

a.       Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan  ( Ahmadi dan Supriono, 1991 : 121 )

b.      Gallowy (dalam Uno, 2007:195) menjelaskan belajar sebagai suatu perubahan perilaku seseorang yang relatif  cenderung tetap sebagai akibat adanya penguatan ( reinforcement).

c.       Good dan Brophy menyatakan bahwa “Belajar memeperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan perilaku hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri “( dalam Uno, 2007 : 1999)

Berdasarkan ketiga pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang baru yang relatif  cenderung tetap sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.

Dalam belajar ada beberapa aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Menurut Akhmadi dan Supriono (1991 : 125).

Aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar adalah : a) mendengarkan; b) memandang; c) meraba, membau, dan mencicipi/mengecap; d) menulis dan mencatat; e) membaca; f) membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi; g) mengamati tabel-tabel, diagram, dan bagan-bagan; h) menyusun paper atau kertas kerja; i) mengingat; j) berfikir; k) latihan atau praktek.

Dengan dasar aktivitas di atas berarti siswa yang melakukan kegiatan belajar baik fisik maupun mental selalu aktif. Yang melakukan belajar akan menjadi adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut terdapat beberapa ciri, yaitu :

a.          Perubahan yang terjadi secara sadar

b.          Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

c.          Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

d.          Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

e.          Perubahan dalam belajar, bertujuan atau terarah

f.           Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

 ( Ahmadi dan Supriono, 1991:1991 – 1992 )

Individu atau seseorang melakukan aktifitas tentu dan tujuan yang ingin dicapai. Begitu juga menurut Benyamin S. Bloom CS (dalam Masidjo, 1995: 92) tujuan belajar meliputi :

a.           Ranah kognitif menurut taksonomi S. Bloom CS

        Ranah kognitif ini meliputi berbagai tingkah laku dari tingkatan terendah sampai tertinggi yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (aplication), analisis (analiysis), sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation).

b.          Ranah afektif menurut Taksonomi S.Bloom CS.

        Ranah afektif ini merupakan berbagai tingkah laku dari tingkat terendah sampai tertinggi yaitu penerimaan (receiving), partisipasi (responding),penilaian atau penentuan sikap (evaluating),organisasi (organization),pembentukan pola hidup (charaterization by a value or value cample),.

c.           Ranah psikomotoris menurut klasifikasi Simpson.

        Ranah psikomotoris ini meliputi berbagai tingkah laku dari yang terendah sampai tertinggi, yaitu persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan yang kompleks (complex response), penyesuaian pola gerakan (adjustment) dan kreativitas (creativity).

Menurut Masidjo  (1995 : 40 ) menjelaskan prestasi belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja sebagai hasil suatu pengukuran, akan disebut sebagai prestasi belajar apabila hasil proses belajar tersebut merupakan kemampuan sungguh-sungguh aktual yang diperoleh sewaktu mempelajari suatu bahan pelajaran.

Dengan demikian prestasi pembelajaran adalah merupakan hasil dari suatu proses belajar yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang/ siswa untuk memperoleh suatu kemampuan. Kemampuan harus merupakan materi yang aktual yang diperoleh pada waktu belajar.

Dalam penelitian tindakan kelas ini di maksud prestasi belajar adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi.

Menurut  Ahmadi dan Supriyono (1991 : 137 ) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari individu adalah :

a.          Kematangan

Kematangan memberikan kondisi di mana fungsi-fungsi fisioligi termasuk sistem syaraf dan funsi otak menjadi berkembang. Berkembangnya fungsi-fungsi otak dan sistem syaraf hal ini akan menumbuhkan kapasitas mental seseorang.

b.          Faktor usia kronologis

Pertambahan usia selalu dibarengi dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Semakin tua usia individu semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya.

c.          Faktor perbedaan jenis kelamin

Fakta menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara pria dan wanita dalam hal intelegensi.

d.          Pengalaman sebelumnya

Pengalaman yang diperoleh individu ikut mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer belajar.

e.          Kapasitas mental

Kapasitas adalah potensi untuk mempelajari serta mengembangkan berbagai ketrampilan ?kecakapan. akibat dari pada kreditas dan lingkungan berkembanglah kapasitas individu yang berupa intelegensi.

f.           Kondisi kesehatan jasmani

Orang yang kurang sehat jasmani maka belajar tidak mungkin afektif.

g.          Kondisi kesehatan rohani

Orang yang mempunyai gangguan serta cact mental sangat mengganggu hal belajar terhadap yang bersangkutan.

h.          Motivasi

Motivasi adalah penting bagi prestasi belajar, karena motivasi menggerakan organisme, mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna dalam kehidupan individu.

 

2.      Keaktifan Siswa

           Menurut Thomas M. Risk dalam Ahmadi Rohani (2004:6) mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar. Pengalaman itu sendiri diperoleh oleh siswa dengan keaktifannya sendiri berinteraksi dengan lingkungan. Guru dapat membantu siswa tetapi guru tidak dapat belajar untuk siswa itu. Jika seorang peserta didik ingin memecahkan masalah, ia harus berfikir menurut langkah-langkah tertentu kalau ia ingin menguasai ketrampilan, ia harus berlatih mengkoordinasikan otot-otot tertentu.

           Belajar yang berhasil harus melalui aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain, ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau pasif. Aktivitas psikis jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya berfungsi dalam rangka pembelajaran. Seluruh peranan dan kemauan supaya daya tetap aktif untuk mendapatkan hasil yang optimal sekaligus mengikuti proses pembelajaran secara aktif.

           Peserta didik pasif menekankan apa yang diberikan dan telah dipikirkan oleh guru. Memang menerima dan mendengarkan dari orang ahli atau yang lebih berpengalaman memiliki nilai guna, tetapi mendengar dan menerima itu mesti diikuti dengan membuat sendiri, memikirkan sendiri, dan membuktikan sendiri. Jadi lerning by doing – learning by experience. Menurut penyelidikan aktivitas mendengar menghasilkan _+ 15 %, ditambah melihat menjadi _+ 55 % ditambah lagi berbuat menjadi _+ 90 %.

           Selama ini terdapat miss understanding yang sering muncul bahwa keaktifan atau kegiatan disamakan menyuruh siswa melakukan aesuatu. Pelaku dipahami keaktifan atau kegiatan yang dimaksud adalah siswa melakukan sesuatu ke arah perkembangan jasmani dan kejiwaan. Guru bertugas merangsang keaktifan dengan jalan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah siswa sesuai dengan kemampuan, bakat dan latar belakang masing-masing. Belajar suatu proses dimana peserta didik harus aktif.

           Implikasinya :

a.       Untuk membangkitkan keaktifan jiwa peserta didik, guru perlu :

1)      Mengajukan pertanyaan dan membimbing diskusi peserta didik

2)      Memberikan tugas-tugas untuk memecahkan masalah

3)      Menyelenggarakan berbagai percobaan dengan menyimpulkan keternagan dan memberikan pendapat.

b.      Untuk membangkitkan keaktifan jasmani peserta didik, guru perlu :

1)      Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan ketrampilan di laboratorium

2)      Mengadakan pameran, karya wisata dan sebagainya.

 

3.      Media Video

a.       Pengertian Media

Pengertian media menurut beberapa ahli :

1)          Grossberg, media merupakan institusi yang di fungsikan untuk mengembangkan kebebasan berpendapat dan menyebarkan informasi kesegala arah, yakni kepada publik dan institusi lainnya termasuk pemerintah.

2)          Henk Schulte, media merupakan perpanjangan panca indra

3)          Bambang Purwanto, media merupakan keristalisasi pemikiran manusia yang terus bertahan melampaui waktu kehidupan individual yang menciptakan gambaran individu.

Berbeda dengan media pembelajaran, menurut Briggs (1977)media pembelajaran adalah srana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Menurut National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

b.      Tujuan dan manfaat Media Pembelajaran

1)      Tujuan Media Pembelajaran :

-         Mempermudah proses pembelajaran dikelas

-         Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran

-         Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan pembelajaran

-         Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

2)      Manfaat Media Pembelajaran :

-         Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar shingga dapat menumbuhkan motivasi belajar

-         Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelaja, serta memungkinkan pembelajar menhuasai tujuan pengajaran dengan baik.

-         Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.

-         Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan  seperti mengamati, melakukan,mendemonstrasikan dan lain-lain.

c.       Fungsi Media Pembelajaran visual (audo visual)

Livie dan Lentz (1982), mengemukakan 4 fungsi media pembelajaran visual yaitu:

1.    Funsi atensi berarti media visual merupakan inti, manarik dan mengarahkan perhatian pembelajar akan berkonsentrasi pada isi pelajaran.

2.    Fungsi afektif maksudnya media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmatan pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar.

3.    Fungsi kognitif yaitu mengungkapkan bahwa lambang visual memperlancar pencapaian tujuan dalam memahami dan mendengar informasi.

4.    Fungsi kompensatoris yaitu media visual memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu pembelajar yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Hasil penelitian Edmund Faison, dkk dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai tentang penggunaan gambar visual dalam pembelajaran disimpulkan :

1.    Terdapat beberapa hasil penelitian bahwa untuk memperoleh hasil belajar bagi pembelajar secara maksimal yaitu :

-            Gambar-gambar yang digunakan harus jelas

-            Gambar harus familiar dengan pembelajar

-            Gambar yang digunakan ukuranya cukup besar.

2.    Terdapat bukti, gambar-gambar berwarna lebih menarik mainat pembelajar

3.    Hasil penelitian Mabel Rudisil. Gambar-gambar yang disukai anak-anak adalah gambar-gambar berwarna yang menumbuhkan impresi atau kesan realistik.

 

B.       Kerangka Berfikir

Model pembelajaran dewasa ini adalah siswa merupakan subjek pembelajaran. Sebagai subjek pembelajaran siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran. Guru bukan yang paling utama dalam pembelajaran. Dilain pihak Guru bertugas memfasilitasi siswa sabagai pembelajar agar dapat belajar secara optimal dan penuh makna. Anggapan guru sebagai pelaku utama dalam proses pembelajaran mengakibatkan siswa pasif dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya tingkat pemahaman terhadap suatu materi rendah.

Menurut Livie dan Lentz (1982), bahwa penggunaan media pembelajaran melalui media visual akan lebih menarik dan mengarahkan perhatian pembelajar serta akan lebih berkonsentrasi pada isi dari pelajaran serta mudah memahami isi dari pada pembelajaran. Maka dengan penggunaan media visual ini sangat membantu dalam proses kegiatan belajar mengajar, agar siswa lebih aktif dan lebih memahami isi pembelajaran.

C.      Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teori pendapat para ahli diatas, maka dapat disusun hipotesis tindakan untuk penelitian ini sebagai berikut :

1.         Penerapan media dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

2.         Penerapan media video akan dapat meningkatkan prestasi dan pemahaman siswa terhadap konsep materi.

D.      Kriteria Keberhasilan

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dalam perbaikan pembelajaran diperlukan indikator. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa adalah ketuntasan siswa dalam pembelajaran.

Siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat pemahaman terhadap konsep menulis berita 75 % ke atas, karena kriteria ketuntasan minimal (KKM) disekolah tempat saya bertigas adalah 75 %.

Sedangkan indikator untuk mengukur peningkatan ketrampilan menulis berita ditunjukan dengan siswa meresponn penjelasan dan pemahaman serta mengerti tentang isi berita ( 5 W + 1 H ).

Kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :

1.         Ketrampilan menulis siswa terhadap konsep menulis berita yang dinyatakan maksimal jika 75 5 dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.

2.         Keaktifan belajar siswa melaui penggunaan media video dinyatakan meningkat jika 75 %dari jumlah siswa minimal menampilkan 3 indikator dari 5 indikator yang dipersyaratkan.