BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan
kemampuan , yang harus dimiliki anak, karena dengan menulis anak dapat
mengungkapkan perasaan, isi, pemahaman, mendokumentasikan pengetahuan dan
berkreasi. Oleh karena itu, menulis merupakan salah satu ketrampilan dalam
berbahasa yang harus diajarkan sejak anak-anak masuk pendidikan dasar, dan
kesulitan belajar menulis harus segera diatasi.
Dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi yang sangat pesat, manusia harus terus-menerus memperbaharui
pengetahuan dan ketrampilannya. Walaupun menulis bisa menggunakan mesin ketik
atau komputer, namun ketrampilan menulis dan pengetahuan tentang pedoman
penulisan yang sesuai sangat penting.
Kemampuan menulis
termasuk dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika usia Sekolah Dasar
tidak menguasai kemampuan menulis dengan benar, maka akan mengalami banyak
kesulitan dalam belajar pada bidang studi di kelas-kelas berikutnya. Oleh
karena itu anak harus benar-benar menguasai materi tentang tulis-menulis.
Kemampuan menulis tidak
hanya memungkinkan seseorang meningkatkan kemampuan kerja dan menguasai bidang
akademik, tetapi juga memungkinkan berpartisipasi dalam kehidupan sosial-budaya,
politik, dan memenuhi kebutuhan emosional.
Sadar akan segala
kekurangan yang selama ini penulis alami dalam mengajarkan kemampuan menulis,
dengan berbekal kejujuran dan keterbukaan, serta didorong oleh kemampuan dan
semangat yang tinggi untuk senantiasa mencoba memperbaiki kinerja sebagai guru. Penulis mencoba melakukan diagnosis
status untuk menemukan kelemahan yang terjadi selama melakukan proses
pembelajaran menulis dikelas VIII.
Kenyataan di lapangan,
penulis merasa kurang berhasil dalam mengajar kemampuan menulis. Misalnya saat
mengajarkan materi menulis berita melalui media audio, dari 30 siswa, 4 siswa
mendapat nilai 70, 4 siswa mendapat nilai 65, sedangkan 22 siswa mendapat nilai
60 ke bawah.
Menyadari keadaan
tersebut, penulis mencoba untuk melakukan upaya perbaikan, melalui Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dikelas tempat penulis bertugas.
Untuk melaksanakan
perbaikan pembelajaran itu, peneliti perlu mengetahui permasalahannya lebih
dulu. Untuk itu peneliti berdiskusi dengan teman sejawat. Dari hasil diskusi
dengan teman sejawat, dapat diidentifikasi bahwa permasalahan dalam
pembelajaran di atas adalah:
1.
Ketrampilan
menulis berita siswa masih rendah.
2.
Prestasi
belajar siswa pada materi ajar mesih rendah.
Dari permasalahan di atas
perlu dilakukan analisis. Maksud dari analisis disini adalah untuk mengetahui
penyebab kurang aktifnya siswa dan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi
ajar.
Berdasarkan hasil diskusi
dengan teman sejawat dan supervisor, maka terungkap bahwa penyabab permasalahan
di atas adalah:
1. Guru tidak melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran.
2. Penjelasan guru tidak menggunakan media
menimbulkan bosan dan kurang paham.
3. Guru kurang memberikan pengalaman nyata
yang berkaitan dengan materi ajar.
Dengan mempertimbangkan
faktor-faktor penyebab di atas dan atas saran supervisor, alternatif pemecahan
masalah yang akan ditempuh lebih berorientasi pada media pembelajaran. Untuk
itu Peneliti memilih menggunakan media video. Dengan media video ini peneliti
berharap dapat meningkatkan keaktifan siswa, pemahaman siswa serta peningkatan
kertampilan menulis berita pada siswa.
B.
Rumusan Masalah
Bedasarkan alternatif pemecahan masalah di atas, maka
masalah yang akan menjadi fokus perbaikan dalam penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.
Apakah
penerapan media video dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran menulis berita ?
2.
Bagaimana
upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui media video ?
C.
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan latar
belakang dan rumusan masalah di atas agar penelitian ini memiliki arah yang
jelas, maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:
1.
Untuk
menganalisis dampak penggunaan media video terhadap prestasi belajar siswa.
2.
Untuk
mendeskripsikan dampak penggunaan media video terhadap keaktifan belajar siswa.
D.
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah:
1.
Manfaat
bagi guru:
a.
Membantu
guru untuk mengatasi kekurangan dalam pembelajaran.
b.
Memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya karena sasaran akhir adalah perbaikan
pembelajaran.
c.
Meningkatkan
profesionalisme guru dalam mengajar.
2.
Manfaat
bagi siswa:
a.
Memudahkan
siswa dalam memahami konsep.
b.
Meningkatkan
aktifitas siswa dalam pembelajaran.
c.
Melatih
siswa aktif berpikir dan memecahkan masalah.
d.
Mengembangkan
pola pikir siswa.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Landasan Teori
1. Hakekat Prestasi belajar
Pengertian Belajar menurut beberapa ahli :
a. Belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan ( Ahmadi dan
Supriono, 1991 : 121 )
b. Gallowy (dalam Uno, 2007:195) menjelaskan
belajar sebagai suatu perubahan perilaku seseorang yang relatif cenderung tetap sebagai akibat adanya
penguatan ( reinforcement).
c. Good dan Brophy menyatakan bahwa “Belajar
memeperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan perilaku hasil dari
pengalaman-pengalaman itu sendiri “( dalam Uno, 2007 : 1999)
Berdasarkan ketiga pengertian diatas dapat
dijelaskan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang baru yang
relatif cenderung tetap sebagai hasil
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.
Dalam belajar ada beberapa aktivitas yang
dilakukan oleh siswa. Menurut Akhmadi dan Supriono (1991 : 125).
Aktivitas yang dilakukan siswa dalam
belajar adalah : a) mendengarkan; b) memandang; c) meraba, membau, dan
mencicipi/mengecap; d) menulis dan mencatat; e) membaca; f) membuat ikhtisar
atau ringkasan dan menggarisbawahi; g) mengamati tabel-tabel, diagram, dan
bagan-bagan; h) menyusun paper atau kertas kerja; i) mengingat; j) berfikir; k)
latihan atau praktek.
Dengan dasar aktivitas di atas berarti
siswa yang melakukan kegiatan belajar baik fisik maupun mental selalu aktif.
Yang melakukan belajar akan menjadi adanya perubahan tingkah laku. Perubahan
tersebut terdapat beberapa ciri, yaitu :
a.
Perubahan
yang terjadi secara sadar
b.
Perubahan
dalam belajar bersifat fungsional
c.
Perubahan
dalam belajar bersifat positif dan aktif
d.
Perubahan
dalam belajar bukan bersifat sementara
e.
Perubahan
dalam belajar, bertujuan atau terarah
f.
Perubahan
mencakup seluruh aspek tingkah laku
( Ahmadi dan Supriono,
1991:1991 – 1992 )
Individu atau seseorang melakukan
aktifitas tentu dan tujuan yang ingin dicapai. Begitu juga menurut Benyamin S.
Bloom CS (dalam Masidjo, 1995: 92) tujuan belajar meliputi :
a.
Ranah
kognitif menurut taksonomi S. Bloom CS
Ranah
kognitif ini meliputi berbagai tingkah laku dari tingkatan terendah sampai
tertinggi yaitu pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehension), penerapan
(aplication), analisis (analiysis), sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation).
b.
Ranah
afektif menurut Taksonomi S.Bloom CS.
Ranah
afektif ini merupakan berbagai tingkah laku dari tingkat terendah sampai
tertinggi yaitu penerimaan (receiving),
partisipasi (responding),penilaian
atau penentuan sikap (evaluating),organisasi
(organization),pembentukan pola hidup
(charaterization by a value or value
cample),.
c.
Ranah
psikomotoris menurut klasifikasi Simpson.
Ranah
psikomotoris ini meliputi berbagai tingkah laku dari yang terendah sampai
tertinggi, yaitu persepsi (perception),
kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan yang kompleks
(complex response), penyesuaian pola
gerakan (adjustment) dan kreativitas
(creativity).
Menurut Masidjo (1995 : 40 ) menjelaskan prestasi belajar
yang khas yang dilakukan secara sengaja sebagai hasil suatu pengukuran, akan
disebut sebagai prestasi belajar apabila hasil proses belajar tersebut
merupakan kemampuan sungguh-sungguh aktual yang diperoleh sewaktu mempelajari
suatu bahan pelajaran.
Dengan demikian prestasi pembelajaran
adalah merupakan hasil dari suatu proses belajar yang dilakukan dengan sengaja
oleh seseorang/ siswa untuk memperoleh suatu kemampuan. Kemampuan harus
merupakan materi yang aktual yang diperoleh pada waktu belajar.
Dalam penelitian tindakan kelas ini di
maksud prestasi belajar adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi.
Menurut
Ahmadi dan Supriyono (1991 : 137 ) faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar yang berasal dari individu adalah :
a.
Kematangan
Kematangan memberikan kondisi di mana
fungsi-fungsi fisioligi termasuk sistem syaraf dan funsi otak menjadi
berkembang. Berkembangnya fungsi-fungsi otak dan sistem syaraf hal ini akan
menumbuhkan kapasitas mental seseorang.
b.
Faktor
usia kronologis
Pertambahan usia selalu dibarengi dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan. Semakin tua usia individu semakin
meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya.
c.
Faktor
perbedaan jenis kelamin
Fakta menunjukan bahwa tidak ada perbedaan
yang berarti antara pria dan wanita dalam hal intelegensi.
d.
Pengalaman
sebelumnya
Pengalaman yang diperoleh individu ikut
mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer belajar.
e.
Kapasitas
mental
Kapasitas adalah potensi untuk mempelajari
serta mengembangkan berbagai ketrampilan ?kecakapan. akibat dari pada kreditas
dan lingkungan berkembanglah kapasitas individu yang berupa intelegensi.
f.
Kondisi
kesehatan jasmani
Orang yang kurang sehat jasmani maka
belajar tidak mungkin afektif.
g.
Kondisi
kesehatan rohani
Orang yang mempunyai gangguan serta cact
mental sangat mengganggu hal belajar terhadap yang bersangkutan.
h.
Motivasi
Motivasi adalah penting bagi prestasi
belajar, karena motivasi menggerakan organisme, mengarahkan tindakan serta
memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna dalam kehidupan individu.
2. Keaktifan Siswa
Menurut
Thomas M. Risk dalam Ahmadi Rohani (2004:6) mengajar adalah proses membimbing
pengalaman belajar. Pengalaman itu sendiri diperoleh oleh siswa dengan
keaktifannya sendiri berinteraksi dengan lingkungan. Guru dapat membantu siswa
tetapi guru tidak dapat belajar untuk siswa itu. Jika seorang peserta didik
ingin memecahkan masalah, ia harus berfikir menurut langkah-langkah tertentu
kalau ia ingin menguasai ketrampilan, ia harus berlatih mengkoordinasikan
otot-otot tertentu.
Belajar
yang berhasil harus melalui aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik
ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain,
ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau pasif.
Aktivitas psikis jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya berfungsi dalam
rangka pembelajaran. Seluruh peranan dan kemauan supaya daya tetap aktif untuk
mendapatkan hasil yang optimal sekaligus mengikuti proses pembelajaran secara
aktif.
Peserta
didik pasif menekankan apa yang diberikan dan telah dipikirkan oleh guru.
Memang menerima dan mendengarkan dari orang ahli atau yang lebih berpengalaman
memiliki nilai guna, tetapi mendengar dan menerima itu mesti diikuti dengan
membuat sendiri, memikirkan sendiri, dan membuktikan sendiri. Jadi lerning by doing – learning by experience.
Menurut penyelidikan aktivitas mendengar menghasilkan _+ 15 %, ditambah melihat
menjadi _+ 55 % ditambah lagi berbuat menjadi _+ 90 %.
Selama
ini terdapat miss understanding yang sering muncul bahwa keaktifan atau
kegiatan disamakan menyuruh siswa melakukan aesuatu. Pelaku dipahami keaktifan
atau kegiatan yang dimaksud adalah siswa melakukan sesuatu ke arah perkembangan
jasmani dan kejiwaan. Guru bertugas merangsang keaktifan dengan jalan
menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah siswa
sesuai dengan kemampuan, bakat dan latar belakang masing-masing. Belajar suatu
proses dimana peserta didik harus aktif.
Implikasinya
:
a. Untuk membangkitkan keaktifan jiwa peserta
didik, guru perlu :
1) Mengajukan pertanyaan dan membimbing
diskusi peserta didik
2) Memberikan tugas-tugas untuk memecahkan
masalah
3) Menyelenggarakan berbagai percobaan dengan
menyimpulkan keternagan dan memberikan pendapat.
b. Untuk membangkitkan keaktifan jasmani
peserta didik, guru perlu :
1) Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan
ketrampilan di laboratorium
2) Mengadakan pameran, karya wisata dan
sebagainya.
3. Media Video
a. Pengertian Media
Pengertian media menurut beberapa ahli :
1)
Grossberg,
media merupakan institusi yang di fungsikan untuk mengembangkan kebebasan
berpendapat dan menyebarkan informasi kesegala arah, yakni kepada publik dan
institusi lainnya termasuk pemerintah.
2)
Henk
Schulte, media merupakan perpanjangan panca indra
3)
Bambang
Purwanto, media merupakan keristalisasi pemikiran manusia yang terus bertahan
melampaui waktu kehidupan individual yang menciptakan gambaran individu.
Berbeda
dengan media pembelajaran, menurut Briggs (1977)media pembelajaran adalah srana
fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video
dan sebagainya. Menurut National Education Association (1969) mengungkapkan
bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
b. Tujuan dan manfaat Media Pembelajaran
1) Tujuan Media Pembelajaran :
-
Mempermudah
proses pembelajaran dikelas
-
Meningkatkan
efisiensi proses pembelajaran
-
Menjaga
relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan pembelajaran
-
Membantu
konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.
2) Manfaat Media Pembelajaran :
-
Pengajaran
lebih menarik perhatian pembelajar shingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
-
Bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelaja,
serta memungkinkan pembelajar menhuasai tujuan pengajaran dengan baik.
-
Metode
pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak
kehabisan tenaga.
-
Pembelajar
lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan
penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti mengamati,
melakukan,mendemonstrasikan dan lain-lain.
c. Fungsi Media Pembelajaran visual (audo
visual)
Livie dan Lentz (1982),
mengemukakan 4 fungsi media pembelajaran visual yaitu:
1. Funsi atensi berarti media visual
merupakan inti, manarik dan mengarahkan perhatian pembelajar akan
berkonsentrasi pada isi pelajaran.
2. Fungsi afektif maksudnya media visual
dapat dilihat dari tingkat kenikmatan pembelajar ketika belajar membaca teks
bergambar.
3. Fungsi kognitif yaitu mengungkapkan bahwa
lambang visual memperlancar pencapaian tujuan dalam memahami dan mendengar
informasi.
4. Fungsi kompensatoris yaitu media visual
memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu pembelajar yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Hasil penelitian Edmund
Faison, dkk dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai tentang penggunaan gambar visual
dalam pembelajaran disimpulkan :
1. Terdapat beberapa hasil penelitian bahwa
untuk memperoleh hasil belajar bagi pembelajar secara maksimal yaitu :
-
Gambar-gambar
yang digunakan harus jelas
-
Gambar
harus familiar dengan pembelajar
-
Gambar
yang digunakan ukuranya cukup besar.
2. Terdapat bukti, gambar-gambar berwarna
lebih menarik mainat pembelajar
3. Hasil penelitian Mabel Rudisil.
Gambar-gambar yang disukai anak-anak adalah gambar-gambar berwarna yang
menumbuhkan impresi atau kesan realistik.
B.
Kerangka Berfikir
Model pembelajaran dewasa
ini adalah siswa merupakan subjek pembelajaran. Sebagai subjek pembelajaran
siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran. Guru bukan yang paling
utama dalam pembelajaran. Dilain pihak Guru bertugas memfasilitasi siswa
sabagai pembelajar agar dapat belajar secara optimal dan penuh makna. Anggapan
guru sebagai pelaku utama dalam proses pembelajaran mengakibatkan siswa pasif
dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya tingkat pemahaman terhadap suatu
materi rendah.
Menurut Livie dan Lentz
(1982), bahwa penggunaan media pembelajaran melalui media visual akan lebih
menarik dan mengarahkan perhatian pembelajar serta akan lebih berkonsentrasi
pada isi dari pelajaran serta mudah memahami isi dari pada pembelajaran. Maka
dengan penggunaan media visual ini sangat membantu dalam proses kegiatan
belajar mengajar, agar siswa lebih aktif dan lebih memahami isi pembelajaran.
C.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka
teori pendapat para ahli diatas, maka dapat disusun hipotesis tindakan untuk
penelitian ini sebagai berikut :
1.
Penerapan
media dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
2.
Penerapan
media video akan dapat meningkatkan prestasi dan pemahaman siswa terhadap
konsep materi.
D.
Kriteria Keberhasilan
Untuk mengetahui
peningkatan pemahaman siswa dalam perbaikan pembelajaran diperlukan indikator.
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa adalah
ketuntasan siswa dalam pembelajaran.
Siswa dinyatakan tuntas
belajar jika telah mencapai tingkat pemahaman terhadap konsep menulis berita 75
% ke atas, karena kriteria ketuntasan minimal (KKM) disekolah tempat saya bertigas
adalah 75 %.
Sedangkan indikator untuk
mengukur peningkatan ketrampilan menulis berita ditunjukan dengan siswa
meresponn penjelasan dan pemahaman serta mengerti tentang isi berita ( 5 W + 1
H ).
Kriteria yang digunakan
untuk mengukur tingkat keberhasilan perbaikan pembelajaran adalah sebagai
berikut :
1.
Ketrampilan
menulis siswa terhadap konsep menulis berita yang dinyatakan maksimal jika 75 5
dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.
2.
Keaktifan
belajar siswa melaui penggunaan media video dinyatakan meningkat jika 75 %dari
jumlah siswa minimal menampilkan 3 indikator dari 5 indikator yang
dipersyaratkan.