Selamat Datang

Minggu, 22 September 2019

Jasa Pembuatan Etalase, Kanopi, dll Banyumas - Jawa Tengah

Jasa pembuatan etalase,  kanopi,  dll







Info harga
Hp/Wa: 082226475504
Harga bersaing...
Banyumas - jawa tengah

Jumat, 20 September 2019

BERITA ACARA PENYULUHAN PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA

BERITA ACARA
PENYULUHAN PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA
DAN PEMBUATAN SERBUK TEMULAWAK INSTAN


Pada hari ini senin tanggal tiga September dua ribu delapan belas, telah diadakan Penyuluhan Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga dan Pembuatan Serbuk Temulawak oleh Team XII Farmasi 5 yang dilaksanakan pada :

Tempat                        :
Waktu                                                 :
Jumlah Peserta            :
Kegiatan tersebut berjalan dengan tertib dan lancar



Mengetahui,
Ketua Kompetensi Keahlian Farmasi






……………………………..

Ketua RT ……..RW ………
Desa ……….






……………………………


Contoh Surat Perjanjian Sewa Ruko

SURAT PERJANJIAN


NAMA                                    : 
Tempat/TGl Lahir                     : 
Alamat                                     : 
                                                  
Yang tertulis diatas sebagai pihak I (........................)

NAMA                                   : 
Tempat/TGl Lahir                    : 
Alamat                                    : 

Yang tertulis diatas sebagai pihak II (..........................)

Dengan surat perjanjian ini PIHAK I (...................) dan PIHAK II (..................) mensepakati perjanjian SEWA KIOS bertempat di Desa .................. RT ........../ RW ........... Kecamatan ................Kabupaten .................. dengan Harga Sewa Rp. ...............,- (.......................) selama satu (1) tahun, mulai tanggal ................ 2019 S/D ..................... 2020.
Surat Perjanjian sewa kios ini dilaksanakan dengan sadar tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan dalam keadaan sehat. Ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

PASAL I
PIHAK I telah menyewakan kios dengan luas 5 x 10 M Kepada PIHAK II dengan ketentuan diatas

PASAL II
PIHAK II tidak bisa meminta uang kembali kepada PIHAK I pada saat kios sudah disepakati perjanjian sewa menyewa

PASAL III
PIHAK II wajib merawat kios selayaknya rumah sendiri dan setelah habis masa waktu sewa menyewa dalam jangka 1 Tahun PIHAK II wajib meninggalkan kios tersebut atau memperpanjang masa kontrak sewa kios

Atas kerjasamanya  kami ucapkan terimakasih


PIHAK II




.................................

PIHAK I




....................................




Macam-macam Wayang

MACAM-MACAM WAYANG


Ada bermacam-macam wayang yang dapat dijumpai di Jawa. Wayang tersebut terdiri dari bermacam-macam bahan pula. Beberapa jenis wayang tersebut dapat disebutkan sebagai berikut :
1.     Wayang Madya

Wayang Madya adalah wayang yang diciptakan oleh K.G, Mangkunegara IV pada abad 18. Wayang ini merupakan perpaduan dari Wayang Purwa dengan Wayang Gedog.Sumber ceritanya diambil dari cerita pandawa setelah perang Bharatayuda, misalnya Prabu Parikesit. Sekarang ini Wayang Madya jarang ditampilkan karena masyarakat sendiri telah mendarah daging pada Wayang Purwa (kulit)
MADYA, WAYANG, adalah salah satu jenis seni pertunjukan wayang di Indonesia khususnya di Jawa. Bentuk figurnya merupakan perpaduan antara Wayang Purwa dan Wayang Gedog yakni bagian bawahnya meniru Wayang Gedog (berkain rapekan dan memakai keris).

Wayang Madya diciptakan oleh K.G.P.A.A. Mangkunegara IV di Surakarta pada tahun 1870 – 1873 M, karena beliau tertarik dari isi buku Pustaka Raja Madya karangan R. Ng. Ranggawarsita. Mangku-negara ke IV berkeinginan membuat tokoh yang baru untuk mewujudkan isi cerita tersebut dan setelah jadi disebut Wayang Madya.

Dalam manuskrip Wiwit Jawa Ringgit Madya dijelaskan sebagai berikut:
“Miturut ungeling Serat Pakem Madya, pemut nalika Panjenengan dalem Kanjeng Gusti Pangeran AdipatiArya Mangkunegara IV karsa amurwani iyasa ringgit madya, anuju ing dinten Senen Legi, tanggal kaping sanga, wulan Ramelan tahun Je, ga (1) la (7) ya (9) pa (8), sinengkalan Ngesti Trus Carita Buda. Dumugi mbabar sarta lajeng kagiyaraken wonten tanggal kaping 2, wulan Rabyangulakir, warsa Wawu angka ga (1) pa (8) o (0) ga (1), sinengkalan Iku Kombul Pangesthining Bala).
(Menurut catatan Serat Pakem Madya, pada waktu K.G.P.A.A. Mangkunegara IV berkeinginan membuat Wayang Madya, pada waktu itu jatuh hari Senin Legi, tanggal sembilan, bulan Ramelan tahun Je, 1798 Jawa, dengan candrasengkala Ngesti Trus Carita Buda. Setelah selesai pembuatannya kemudian di pentaskan pada tanggal dua bulan Rabingulakir, tahun Wawu, tahun 1801 Jawa, dengan candra sengkala: Iku Kombul Pangesthining Bala).
Dengan munculnya Wayang Madya itu maka ada penghubung antara Wayang Kulit Purwa dengan Wayang Gedog, karena Wayang Madya itu me-nampilkan lakon dari Parikesit Grogol sampai dengan meninggalnya Prabu Daneswara di Mendang Ka-mulyan. Dengan demikian ada mata rantai yang meng-hubungkan mitos raja-raja Jawa dengan para pahlawan dalam epos Ramayana dan Mahabarata.

Selanjutnya Mangkunegara IV tahun 1880 me-nyusun lakon-lakon Wayang Madya dalam bentuk balungan lakon dan disertai gending untuk iringannya.
Lakon-lakon yang disusun itu antara lain: Lakon Babad Mamenang, Pelem Ciptarasa, Narayana Wahya, Kijing Nirmala, Haji Darma, Mayangkara, Singawulung, Merusupadma, Kitiran Mancawarna, Narasingamurti dan sebagainya.

Pakeliran Wayang Madya diiringi dengan gamelan laras slendro dengan gending-gending yang disusun Mangkunegara IV sendiri. Gending-gending Wayang Madya itu antara lain: gending Kepiswara untuk ade-gan jejer pertama, gending Padmiswara untuk adegan kedatonan, gending Pancaniti untuk adegan Paseban Jawi, gending Runggingcala untuk adegan sabrang raksasa dan sebagainya.

Setelah pada pemerintahan Paku Buwana X (1893-1939) diadakan beberapa perubahan dalam Wayang Madya.

Perubahan yang mencolok antara lain tokoh panakawan yang semula berpasangan seperti: Jumput dan Cleput, Bados dan Badagos, Capa dan Capi, Dudul dan Dulit, Cabaya dan Satuna, semua itu panakawan kanan. Maka sejak Paku Buwana X, panakawan ter-sebut di atas diganti dengan panakawan Wayang Purwa yakni: Semar, Gareng dan Petruk. Sedangkan panakawan kiri yang semula bernama Wrekangsa dan Wrekasa, diganti dengan Togog dan Bilung. Demikian pula iringannya diganti gamelan pelog dengan gending-gending Wayang Purwa yang dimainkan dalam laras pelog seperti gending Karawitan, Titipati, Kedhaton Bentar, Gandakusuma yang berlaras pelog.
Wayang Madya dewasa ini tidak berkembang dan kurang populer karena masyarakat telah mendarah daging terhadap Wayang Purwa. Faktor yang lain Wayang Madya jarang dipentaskan di luar tembok keraton, sehingga masyarakat kurang akrab terhadap genealogi Wayang Madya. Walaupun Wayang Madya tidak populer namun kira-kira tahun 1950-1960 dalang-dalang dari Klaten sering mementaskan lakon Wayang Madya dengan menggunakan Wayang Purwa.

2.    Wayang Klitik
Wayang Klitik adalah wayang yang terbuat dari kayu. Berbeda dengan wayang golek yang mirip dengan boneka, wayang klitik berbentuk pipih seperti wayang kulit. Carita yang ditampilkan pada pagelaran wayang klitik diambil dari siklus cerita Panji dan Damarwulan. Wayang Klitik tidak ditancapkan pada pelepah pisang, melainkan menggunakan kayu yang sudah diberikan lubang-lubang.

3.    Wayang Gedog

Wayang diciptakan oleh Sunan Giri pada tahun 1485. Wayang ini menceritakan Panji, yang menceritakan latar belakang raja-raja kerajaan  Jenggala, Kediri, dan Singasari. Bentuk wayang gedog mirip dengan wayang purwa, tetapi tokoh-tokoh rajanya tidak digunakan gelung supit urang dan tokoh raksasa ataupun kera.

  
4.    Wayang Orang
Wayang Orang adalah cerita wayang purwa yang dipentaskan langsung oleh orang atau manusia dengan busana seperti wayang. Sumbernya pun sama dengan wayang purwa. Wayang orang diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I pada tahun 1731. Di Jawa pagelaran ini disebut dengan Wayang Wong (Orang). Dalam pertunjukan Wayang Orang, fungsi dalang yang merupakan sutradara tidak seluas seperti Wayang Kulit, dalang hanya bertindak sebagai perpindahan adegan.
"Pertunjukan wayang orang lebih ekspresif dan nyaman, Daripada nonton bioskop mahal, lebih baik wayang orang. Cukup Rp 10.000 sudah bisa dapat kursi VIP," kata Bayun. Apakah minat pemuda seperti Bayun ini membuktikan bahwa wayang orang masih mendapat tempat di hati warga? Agus Prasetyo, kordinator pertunjukan wayang orang Sriwedari, menyebut minat warga untuk menyaksikan pagelaran wayang orang semakin meningkat. Buktinya, Agus melanjutkan, setiap pagelaran jumlah penonton cukup banyak. Dan bahkan pada Sabtu malam penonton biasanya memenuhi gedung berkapasitas 600 orang itu. "Jika tidak melakukan booking, biasanya kehabisan (kursi)," ujar pria yang juga kerap berperan sebagai Kresna. Agus melanjutkan, peminat kesenian wayang orang kini semakin meningkat. Bahkan tak sedikit anak muda hingga anak-anak yang meluangkan waktu untuk menonton. "Turis asing juga ikut antusias. Biasanya mereka malah lebih menghayati saat menonton pertunjukan ini," tambah pria bertubuh tinggi itu. Namun, kata Agus, cuaca juga berpengaruh terhadap jumlah penonton. Jika hujan lebat mengguyur biasanya tak banyak yang datang ke gedung pertunjukan. Meski minat warga meningkat, bukan berarti perkembangan wayang orang Sriwedari berjalan tanpa halangan. Budaya modern yang mulai menyerbu sejak 1980-an, menurut Agus, membuat kesenian wayang orang sempat terpuruk. "Tahun 50-an sampai akhir 70-an pertunjukan seni tradisional mengalami masa keemasan. Namun karena adanya berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi pertunjukan tradisonal, sekitar tahun 80-an, pertunjukan seni tradisional mengalami masa surut," kata dia. Kemunculan stasiun televisi swasta dan menjamurnya kebudayaan pop, tambah Agus, adalah faktor utama yang menggerus eksistensi kebudayaan tradisional. "Penonton turun drastis sampai awal tahun 2000-an. Kita sering pentas hanya ditonton satu orang saja. Kadang-kadang malah cuma ditonton oleh kursi," tambahnya.

5.    Wayang Golek

Asal mula wayang golek tidak diketahui secara jelas karena tidak ada keterangan lengkap, baik tertulis maupun lisan. Kehadiran wayang golek tidak dapat dipisahkan dari wayang kulit karena wayang golek merupakan perkembangan dari wayang kulit. Namun demikian, Salmun (1986) menyebutkan bahwa pada tahun 1583 Masehi Sunan Kudus membuat wayang dari kayu yang kemudian disebut wayang golek yang dapat dipentaskan pada siang hari. Sejalan dengan itu Ismunandar (1988) menyebutkan bahwa pada awal abad ke-16 Sunan Kudus membuat bangun 'wayang purwo' sejumlah 70 buah dengan cerita Menak yang diiringi gamelan Salendro. Pertunjukkannya dilakukan pada siang hari. Wayang ini tidak memerlukan kelir. Bentuknya menyerupai boneka yang terbuat dari kayu (bukan dari kulit sebagaimana halnya wayang kulit). Jadi, seperti golek. Oleh karena itu, disebut sebagai wayang golek.
Pada mulanya yang dilakonkan dalam wayang golek adalah ceritera panji dan wayangnya disebut wayang golek menak. Konon, wayang golek ini baru ada sejak masa Panembahan Ratu (cicit Sunan Gunung Jati (1540-1650)). Di sana (di daerah Cirebon) disebut sebagai wayang golek papak atau wayang cepak karena bentuk kepalanya datar. Pada zaman Pangeran Girilaya (1650-1662) wayang cepak dilengkapi dengan cerita yang diambil dari babad dan sejarah tanah Jawa. Lakon-lakon yang dibawakan waktu itu berkisar pada penyebaran agama Islam. Selanjutnya, wayang golek dengan lakon Ramayana dan Mahabarata (wayang golek purwa) yang lahir pada 1840 (Somantri, 1988).
Kelahiran wayang golek diprakarsai oleh Dalem Karang Anyar (Wiranata Koesoemah III) pada masa akhir jabatannya. Waktu itu Dalem memerintahkan Ki Darman (penyungging wayang kulit asal Tegal) yang tinggal di Cibiru, Ujung Berung, untuk membuat wayang dari kayu. Bentuk wayang yang dibuatnya semula berbentuk gepeng dan berpola pada wayang kulit. Namun, pada perkembangan selanjutnya, atas anjuran Dalem, Ki Darman membuat wayang golek yang membulat tidak jauh berbeda dengan wayang golek sekarang. Di daerah Priangan sendiri dikenal pada awal abad ke-19. Perkenalan masyarakat Sunda dengan wayang golek dimungkinkan sejak dibukanya jalan raya Daendels yang menghubungkan daerah pantai dengan Priangan yang bergunung-gunung. Semula wayang golek di Priangan menggunakan bahasa Jawa. Namun, setelah orang Sunda pandai mendalang, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda.
Wayang Golek adalah wayang yang terbuat dari boneka kayu, kebanyakan berpakian jubah (baju panjang) tanpa digeraikan secara bebas dan terbuat dari kayu yang berbentuk bulat seperti lazimnya boneka. Sumber ceritanya diambil dari sejarah, misalnya cerita Untung Surapati, Batavia, Sultan Agung, dan lain-lain. Wayang golek tidak menggunakan kelir seperti pada wayang kulit. Wayang ini sangat populer di tataran tanah sunda, yaitu Jawa Barat.

6.    Wayang Beber

Wayang beber adalah wayang berbentuk lembaran-lembaran (beberan) yang terbuat dari kain atau kulit lembu, dan dibentuk menjadi tokoh-tokoh wayang. Tiap beberan merupakan satu adegan cerita. Jika tidak dimainkan, wayang bisa digulung. Wayang ini dibuat pada zaman kerajaan Majapahit. Namun, konon para Wali Songo memodifikasi wayang ini yang digunakan untuk menyebarkan agama islam dengan diubah menjadi wayang kulit, hal ini dikarenakan dalam ajawan islam mengharamkan bentuk gambar dan patung.


7.    Wayang Purwa

Wayang Purwa atau juga disebut wayang kulit karena terbuat dari kulit lembu. Wayang kulit dimainkan oleh dalang dibalik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih sementara belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak. Sehingga penonton hanya dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Secara umum, wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana. Dalam wayang purwa berdasarkan ukurannya dari yang paling kecil sampai besar dibedakan menjadi Wayang Kaper, Wayang Kidang Kencanan, Wayang Pedalangan, dan Wayang Ageng.
a. Wayang Rontal (939) :
b. Wayang Kertas (1244)
c. Wayang Beber Purwa (1361)
d. Wayang Demak (1478)
e. Wayang Keling (1518)
f. Wayang Jengglong
g. Wayang Kidang Kencana (1556)
h. Wayang Purwa Gedog (1583)
i. Wayang (Kulit Purwa) Cirebon
j. Wayang (Kulit Purwa) Jawa Timur
k. Wayang Golek (1646)
l. Wayang Krucil atau Wayang Klithik (1648)
m. Wayang Sabrangan (1704)
n. Wayang Rama (1788)
o. Wayang Kaper
p. Wayang Tasripin
q. Wayang Kulit Betawi atau Wayang Tambun
r. Wayang Golek Purwa
s. Wayang Ukur
t. Wayang Dolanan (Mainan)
u. Wayang Batu atau Wayang Candi (856)
v. Wayang Sandosa
w. Wayang Wong (Orang) (1757-1760)

       7.      Wayang Suluh

Pementasan wayang ini tergolong wayang modern, karena biasanya untuk penerangan masyarakat. Wayang ini terbuat dari kulit yang diberi pakaian lengkap lazimnya manusia. Semetara ceritanya diambil dari kisah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Wayang ini diciptakan oleh seorang budayawan asal Surakarta R. M Sutarto Harjowahono pada taun 1920
Sebenarnya masih banyak lagi jenis wayang yang lainnya seperti: Wayang Titi, Wayang Wahyu, Wayang Suket, Wayang Pancasila, dan masih banyak lagi wayang yang  menurut asal daerahnya. Dengan begitu kita sebagai generasi muda untuk terus dilestarikan agar seni PagelaranWayang ini akan terus bisa kita lihat sampai anak cucu kita.



LAPORAN PEMBUATAN CELANA WANITA

LAPORAN PEMBUATAN
CELANA WANITA 

A.     Definisi celana..................................................................... 1
B.     Pembuatan pola.................................................................. 4
C.     Teknik Menjahit Celana...................................................... 7
D.     Perhitungan harga jual........................................................ 9


























 


A.     Definisi celana
1.     Pengertian celana wanita
Celana Wanita  adalah pakaian luar yang menutup pinggang sampai mata kaki, kadang-kadang hanya sampai lutut, yang membungkus batang kaki secara terpisah. Bentuk dasar celana dibuat dari bahan berbentuk segi empat yang dilipat dua mengikuti panjang kain dan bagian lipatan tersebut digunting dan dijahit pada kedua sisinya. Untuk lobang kaki sampai paha dibuat guntingan pada bagian tengahnya yang kemudian dijahit, sehingga ada lobang untuk kaki.
2.     Macam celana panjang
Model celana wanita menurut panjangnya yaitu:
·        Kelompok Short Shorts Adalah celana dengan panjang yang sebatas garis panggul / bottom bahkan terkadang diatasnya, sehingga menampilkan kesan sexy untuk pemakainya


·        Shorts Celana short mempunyai panjang antara batas panggul sampai pertengahan paha.Biasanya memiliki potongan yang ketat.


·        Jakarta Celana jamaica merupakan jenis celana dengan panjang sebatas pahaBermudaPancang celana bermuda kurang lebih 10cm diatas lutut, nama bermuda diambil dari nama sebuah pantai di Bahama Amerika. Celana ini 6 biasanya dipakai untuk pakaian musim panas.



·        Knee Celana knee adalah model celana denganpanjang tepat pada lutut.

·        Celana Pedal Celana pedal adalah celana dengan panjang 5 cm dibawah lutut. Celana ini biasanya digunakan untuk acara santai.


·        Toreador merupakan model celana tiga perempat dengan panjang celana sampaibagian betis atau sedikit dibawah-umur.


·        Celana capri adalah celana yang panjangnya diatas mata kaki.


·        Celana Full LengthAdalah model celana dengan panjang sampai mata kaki. Celana model ini biasanya digunakan untuk celana formal maupun nonformal.


3.     Bahan yang digunakan untuk celana
·        Kain Nagata
·        Benang
·        Hak
·        Resleting
·        Kain keras
·        Viselin

B.     Pembuatan pola
1.     Model celana

2.     Ukuran
-         Lingkar pinggang      : 78 Cm
-         Lingkar panggul        : 100 cm
-         Pesak                        : 67 cm
-         Tinggi panggul          : 20 cm
-         Panjang celana          : 94 cm
-         Tinggi duduk             : 28cm
-         Lingkar lutut             : 42 cm
-         Lingkar Paha             : 54 cm



    
3.     Pola



4.     Keterangan pola
Celana muka
A – B                   : ¼ Lipi + 3 (Kupnat)
A – C                   : B – D : Pajang celana
A – E          : B – F : Tinggi Panggul
A – G                   : B – H : Tinggi Duduk
E – F           : ¼ Lipa + (± 2)
G – J           : H -  I : Panjang lutut
C – D                   : ½ Pergelangan kaki – 1 cm
A – A1        : 1/10 Lipi + 1 cm
A1 – A2      : 3 cm (Kupnat)
A1 – L        : 12 cm
J – 1           : ½ Lingkat lutut – 1 cm
E – K          : 4 cm
         
C.     Teknik Menjahit Celana
1.     Membuat pola kecil



2.     Membuat pola besar



3.     Menempel Pola besar pada bahan


4.     Menggunting bahan



5.     Pasang Vislin pada holbi


6.     Mengobras keliling kecuali bagian atas


  
7.     Menjahit kupnat


8.     Jahit Pesak depan dan resleting (biasa 15 cm)

9.     Menjahit Sisi Luar dan menjahit saku

10.                      Kampuh dibuka lalu di pres

  
11.                      Jahit sisi dalam (dibuka dan dipres)


12.                     
Menjahit pesak muka dan belakang

13.                      Menjahit ban pinggang
  
14.                      Finishing Menjahit Kelim (Di sum) dan pasang Hak
Disum menggunakan sum silang

Pasang hak menggunakan tusuk balut

15.                      Menyetrika dan Pengemasan serta pemberian label


 












D.     Perhitungan harga jual
1.     Rancangan bahan


2.     Rancangan harga
a.     Perhitungan harga pokok

No
Bahan
Kebutuhan
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1
Kain
1.5 m
20.000
30.000
2
Benang
 1buah
2.000
2.000
3
Risleting
1 buah
1.500
1.500
4
Hak
1 pasang
500
500
5
Kain keras
3 cm
7.000
500
6
Vislin

4.500
500
7
Obras

2.000
2.000
8
Listrik

2.000
2.000
9
Penyusutan

2.000
2.000
10
Ongkos

10.000
10.000

Jumlah
51.000

Laba      : 5% x 51.000       : Rp.   2.550
                                            Rp. 51.000 +
                                            Rp. 53.550
.
Pajak : 5 % x 53.550                   : Rp. 2.677,5
Harga Jual                         : Laba + Pajak
                                          : 53.550 + 2.677,5
                                          : Rp. 56.227,5
Jadi Harga jual celana wanita tersebut adalah
                                          Rp. 57.000