Selamat Datang

Senin, 11 Januari 2021

GLOBALISASI DI BIDANG KESEHATAN

 

GLOBALISASI DI BIDANG KESEHATAN

 

Kata Globalisasi berasal dari bahasa inggris yaitu Globalization, yaitu gabungan dari kata global yang berarti mendunia dan lization yang berarti proses. Secara umumglobalisasi adalah suatu proses yang menyeluruh atau mendunia dimana setiap orang tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah, artinya setiap individu dapat terhubung dan saling bertukar informasi dimanapun dan kapanpun melalui media elektronik maupun cetak.

Semakin berkembangnya zaman menuju era globalisasi dan perdagangan bebas, berefek pada perdagangan baik itu perdagangan jasa maupun perdagangan barang. Dalam hal ini sistem kesehatan juga ikut terkena dampaknya yaitu keterlibatan perdagangan bebas dalam hal perdagangan jasa kesehatan. Dalam perdagangan jasa kesehatan sendiri secara internasional diatur oleh WTO (World Trade Organization) karena tenaga kesehatan dalam dianggap sebagai tenaga kesehatan sehingga regulasinya diatur oleh badan internasional yang mengurusi masalah ketenagakerjaan ini.

Adapun bentuk-bentuk perdagangan jasa dalam dunia internasional yang sekarang sedang marak dilakukan adalah:

a.          Cross Border Trade

Cross border trade didefinisikan sebagai transaksi jasa kesehatan dimana antara dokter dan pasien tidak bertemu secara langsung atau tatap muka.

b.         Consumption Abroad

Comsumption abroad merupakan suatu metode penggunaan jasa kesehatan dimana penduduk suatu negara memakai jasa pelayanan kesehatan di negara lain. Hal ini sedang sangat marak terjadi di Indonesia. Dari hasil penelitian dan survei pada tahun 2006 didapatkan bahwa lebih dari 65 % pasien di rumah sakit di Malaysia berasal dari Indonesia. Hal ini dapat disimpulkan alasan orang Indonesia berobat ke Malaysia adalah karena pelayanan yang bagus dan ditambah lagi biaya pengobatan yang murah. Dari hasil lain yang didapat bahwa rakyat Indonesia menghabiskan lebih dari 1 juta Dolar US untuk biaya pengobatan ke luar negeri.

c.          Commercial Presence

Commercial presence diartikan sebagai munculnya rumah sakit atau penyedia kesehatan dengan kepemilikan dari asing. Istilah kasarnya adalah pihak asing/luar negeri mulai membuat jasa pelayanan kesehatan ke suatu negara.

d.         Natural Presence

Natural presence diartikan sebagai keberadaan alami suatu tenaga kesehatan di negara lain. Dalam bahasa sederhananya adalah tenaga-tenaga kesehatan yang bekerja di luar negeri. Tercatat bawa negara-negara Asia tenggara, termasuk Indonesia, merupakan negara yang paling banyak mengirimkan tenaga kesehatannya keluar negeri terutama ke negara-negara Timur Tengah. Hal ini terjadi karena kesempatan untuk mendapatkan gaji lebih baik di luar negeri dan bagi negara luar negeri, tenaga kerja Indonesia merupakan tenaga kerja yang murah.

 

Pengaruh Globalisasi Pada Bidang Kesehatan di Indonesia

·         Akan semakin memperparah maldistribusi dan kekurangan tenaga kesehatan. Dengan semakin terbukanya jalur dan kesempatan di luar negeri maka para tenaga kesehatan Indonesia akan cenderung untuk mencoba kesempatan ke luar negeri karena mendapatkan prospek karir dan gaji lebih baik sehingga Indonesia yang sudah kekurangan tenaga kesehatan akan semakin parah kekurangan tenaga kesehatannya.

·         Dampak dari adanya commercial presence secara positif adalah pelayanan kesehatan yang semakin baik di Indonesia karena kerjasama pemerintah dibantu oleh sektor swasta yang akan memperbaiki dan menambah mutu pelayanan kesehatan di Indonesia. 

Dampak negatif dari hal ini adalah bahwa seluruh dokter nantinya akan terus beralih dari sektor publik ke sektor swasta sehingga tenaga kesehatan yang bekerja untuk pemerintah akan berkurang.

Ada beberapa contoh mengenai dampak globalisasi pada sektor kesehatan, seperti:

1)      Meningkatnya mobilitas profesional kesehatan dari suatu negara ke suatu negara lain

2)     Meningkatanya mobilitas konsumen kesehatan (pasien) yang pergi ke luar negri untuk mendapatkan perawatan medis

3)     Meningkatnya perusahaan asing dan perusahaan asuransi asing di dalam negeri

 

Fenomena ini juga terjadi di Indonesia. Salah satu faktor pemicu globalisasi kesehatan di Indonesia adalah dengan adanya AFTA 2010.  AFTA merupakan singkatan dari ASEAN Free Trade Area yang dibuat pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke IV di Singapura pada tahun 1992. Tujuan dibuatnya AFTA, tentu saja baik, negara – negara di kawasan Asia Tenggara telah bersepakat untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional Asia Tenggara sekaligus menjadikan Asia Tenggara menjadi salah satu pihak yang berpengaruh pada perdagangan dunia.

Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri,  seperti Singapura. Bahkan lebih dari 50% pasien dari salah satu rumah sakit di Singapura adalah orang Indonesia. Maraknya rumah sakit asing atau praktek pelayanan kesehatan asing juga menjamur di Indonesia. 

Peranan AFTA meluas di berbagai sektor kehidupan. Sektor kesehatan hanya salah satu sektor dari 12 sektor yang dijamah AFTA. Sudah semestinya kalau kita menanggapi AFTA ini dengan positif, sebagai sebuah tantangan baru yang mengajak dunia kesehatan Indonesia untuk giat berkompetisi menuju ke arah perkembangan yang lebih baik.

Tindakan kompetisi tersebut, dapat dimulai dari sumber daya tenaga kesehatan terlebih dahulu, atau dengan kata lain, mulailah dengan kualitas manusianya. Salah satu usaha untuk menciptakan sumber daya yang berkualitas adalah dengan memenuhi standar kompetensi minimum internasional seperti yang telah ditetapkan oleh The Institue for International Medical Education (IIME) yang meliputi tujuh butir aspek standar kompetensi minimum yang disebut sebagai Global Minimum Essential Requirements (GMER) yang meliputi:

1)      Professional values, attitudes, behavior and ethics (nilai profesional, perilaku, kepribadian dan etika)

2)     Scientific foundation of medicine ( pondasi medis yang scientific)

3)     Clinical skills (ketrampilan medis)

4)     Communication skills (ketrampilan komunikasi)

5)     Population health and health systems (populasi kesehatan dan sistem kesehatan)

6)     Management of information (manajemen informasi)

7)     Critical thinking and research. (berpikir kritis dan penelitian)

 

 

Dampak Positif dan Negatif Globalisasi di Bidang Kesehatan

1.       Dampak positif

a.     Meningkatnya mobilitas profesional dari suatu negara ke negara yang lain.

b.     Meningkatnya teknologi terhadap peralatan medis yang menunjang pengobatan terhadap pasien.

c.     Meningkatnya perusahaan asing dan perusahaan asuransi asing di dalam negeri.

2.      Dampak Negatif

a.     Kecanggihan teknologi membuat banyak masyarakat yang meninggalkan cara pengobatan alternatif terhadap penyakit mereka, sehingga banyak mobilitas konsumen kesehatan (pasien) yang harus pergi ke luar negeri untuk berobat/mendapat perawatan medis.

b.     Kecanggihan teknologi dimanfaatkan bagi banyak orang untuk membuka perusahaan-perusahaan seperti industri tanpa mempedulikan udara daerah sekitar yang semakin tercemar, sehingga banyak orang yang dapat menderita penyakit saluran pernapasan.

c.    Akan semakin memperparah maldistribusi dan kekurangan tenaga kesehatan. Dengan semakin terbukanya jalur dan kesempatan di luar negeri, maka para tenaga kesehatan suatu negara akan cenderung untuk mencoba kesempatan ke luar negeri. Sehingga negara tersebut semakin kekurangan tenaga kesehatan.

 

Penyebaran Difteri di Indonesia Mengkhawatirkan


JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan difteri sebagai kejadian luar biasa (KLB). Sampai November 2017, penyakit ini telah menyebar di 95 kabupaten/kota di 20 provinsi, bahkan 11 provinsi di antaranya sudah masuk kategori KLB. 

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Oscar Primadi mengatakan, ke-11 provinsi yang melaporkan KLB difteri pada kurun waktu Oktober-November 2017 itu adalah Sumatera Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Menurut Oscar, imunisasi masih cara ampuh menangani difteri. Karena itu pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak ragu mendatangi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi difteri. 

"Kita harus cegah dengan imunisasi, tidak ada cara lain. Harus lengkap dan tuntas. Silakan datang ke fasilitas kesehatan, vaksinnya gratis," katanya. 

Difteri adalah penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae dan dapat menyebabkan kematian, terutama pada anak-anak. Penyakit ini memiliki masa inkubasi dua hari hingga lima hari dan akan menular selama dua hingga empat minggu. Penyakit itu sangat menular dan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara cepat.