Selamat Datang

Senin, 02 Agustus 2021

DIKTAT MATEMATIKA KELAS VII

 


 

 

 

 

 

                        BAB               

 

 

BILANGAN BULAT DAN BILANGAN PECAHAN

Kompetensi Inti

1.      Memahami pengetahuan berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

2.      Mencoba,mengolah dan menyaji dalam ranah konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

Kompetensi Dasar

1.1     Menjelaskan dan menentukan urutan pada bilangan bulat dan pecahan

1.2     Menjelaskan dan melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi hitung

1.3     Menjelaskan dan menentukan refrensentasi bilangan dalam bentuk bilangan berpangkat bulat positif dan negatif

2.1    Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan urutan beberapa bilangan bulat dan pecahan

2.2    Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan

2.3    Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan dalam bentuk bilangan berpangkat bulat positif dan negatif

    Tujuan Pembelajaran

 

 


1.         Siswa mampu menjelaskan urutan pada bilangan bulat dan pecahan.

2.         Siswa mampu menjelaskan berbagai sifat operasi hitung yang melibatkan bilangan bulat dan pecahan.

3.         Siswa mampu menyatakan suatu bilangan dalam bentuk bilangan berpangkat bulat.

4.         Siswa mampu menentukan hasil operasi hitung bilangan bulat dan bilangan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi.

A.      Bilangan Bulat

1.      Pengertian

Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli, bilangan nol dan bilangan bulat negatif.

Bilangan bulat digambarkan pada garis bilangan sbb:

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

 

bilangan bulat negatif

Bilangan nol

bilangan bulat positif

 

 

 


Bilangan bulat terdiri dari:

·         Bilangan bulat positif : { 1, 2, 3, 4, .....}

·         Bilangan bulat negatif : {...., -4, -3, -2, -1}

·         Bilangan nol : {0}

Di dalam bilangan bulat termuat bilangan-bilangan :

1.      Bilangan Cacah C = (0,1,2,3,4,...) bilangan yang dimulai dari nol

2.      Bilangan Asli A  (1,2,3,4,...) Bilangan yang dimulai dari 1

3.      Bilangan Genap G  (2,4,6,8,...) Bilangan yang habis dibagi 2

4.      Bilangan Ganjil (1,3,5,7,...)

Bilangan yang tidak habis dibagi 2 (bersisa)      

5.      Bilangan Prima (2,3,5,7,11,...)

Bilangan asli yang hanya habis dibagi oleh bilangan satu dan bilangannya sendiri

2.      Operasi Hitung pada Bilangan Bulat

a.    Penjumlahan dan Pengurangan

Berlaku :

1).      a + b = a + b

2).      a b = a + (-b )

3).      -a + (-b) = - (a + b)

4).      a– (-b) = a + b  

contoh:

1).      4 + 3 = 7

2).      6 - 4 = 6 + (-4) = 2

3).      -3 + (-2) = - (3+2) = -5

4).      9 (-5) = 9 + 5 = 14

 

b.   Perkalian dan Pembagian

Perkalian merupakan penjumlahan secara berulang.

Contoh: 3 x 5 = 5 + 5 + 5 = 15

Berlaku:

1).      a x b     = ab

2).      a x (– b) = - ab

3).      (-a) x b   = - ab

4).      (-a) x (-b) = ab

Contoh:

1).      5 x 6 = 30

2).      4 x (-7) = - 28

3).      (-3) x 4 = -12

4).      (-6) x (-7) = 42

- Pembagian merupakan kebalikan/invers dari perkalian.

Contoh: 30 : 5 =30 x = 6

x =

Berlaku:

1).      a : b     =

2).      a : ( b) = -

3).      (-a) : b   = -

4).      (-a) : (-b) = 

3.      Sifat-sifat Operasi Hitung Bilangan Bulat

a.    Sifat Komutatif (pertukaran)

1)         Pada penjumlahan a + b = b + a

Contoh: 4 + 8 = 8 + 4

2)         Pada perkalian a x b = b x a

Contoh : 4 x 8 = 8 x 4

b.   Sifat Asosiatif (pengelompokan)

3)         Pada penjumlahan a + (b + c) = (a + b) + c

Contoh: 4 + ( 5 + 6) = ( 4 + 5 ) + 6 = 15

4)         Pada perkalian a x (b x c ) = (a x b) x  c

Contoh : 4 x (5 x 6) = ( 4 x 5) x 6 = 120

c.    Sifat Distributif (penyebaran)

5)         Pada operasi perkalian terhadap penjumlahan a x (b + c ) = (a x b ) + ( a x c )

Contoh: 2 x ( 3 + 4 ) = (2 x 3 ) + ( 2 x 4 ) = 14

6)         Pada operasi perkalian terhadap pengurangan a x (b - c ) = (a x b ) - ( a x c )

Contoh: 5 x ( 7 - 6 ) = (5 x 7 ) - ( 5 x 6 ) = 5

4.      Pangkat dan Akar Pangkat Bilangan Bulat

a.    Kuadrat dan Pangkat Tiga Bilangan Bulat

1)      Kuadrat Bilangan Bulat (Pangkat dua)

Diperoleh dengan mengalikan bilangan itu dengan bilangan itu sendiri, atau mengalikan bilangan tersebut secara berulang sebanyak dua kali.

a2=a x a

Contoh :

1).    42 = 4 x 4 = 16

2).    (-9)2 = (-9) x (-9) = 81

2)         Pangkat Tiga Bilangan Bulat

Diperoleh dengan mengalikan bilangan tersebut secara berulang sebanyak tiga kali.

a3 = a x a x a

Contoh:

1).    63 = 6 x 6 x 6 = 216

2).    (-5)3 = (-5) x (-5) x (-5) = (25) x (-5) = -125

b.   Akar Kuadrat dan Akar Pangkat Tiga

1)      Akar Kuadrat

Merupakan kebalikan dari kuadrat (pangkat dua). Lambangnya √ (akar).

Contoh :

√49 = ±7, karena72 = 49 dan (-7)2 = 49

√121 = ±11, karena 112 = 121 dan (-11)2 = 121

2)         Akar Pangkat Tiga

Merupakan kebalikan dari pangkat tiga.

Lambangnya  (akar pangkat tiga).

Contoh :
= 3, karena 33 = 27

 = 5, karena 53 = 125

(Cara menghitung cepat akar kuadrat dan akar pangkat tiga ada di lampiran bag akhir).

 

B.       Bilangan Pecahan

Bilangan pecahan terdiri dari pembilang dan penyebut

a = pembilang dan b = penyebut

1.      Macam-macam Bilangan Pecahan

a.    Pecahan Biasa

Pembilangnya lebih kecil dari penyebut   ;  a < b

Contoh :

 

b.   Pecahan campuran

Pembilangnya lebih besar dari penyebut    ; a > b.

Contoh :

c.    Pecahan decimal

Pecahan yang dalam penulisannya menggunakan tanda koma.

Contoh: 0, 5 ; 1, 75

Bentuk desimal dapat diubah ke pecahan biasa atau campuran dengan menggeser tanda koma ke arah kanan dengan memperhatikan persepuluhan, perseratusan, perseribuan dst.

Contoh;

1).    Bentuk pecahan dari 0,5 adalah tanda koma digeser kekanan 1 kali sehingga 0,5 menjadi 5, pergeseran sebanyak 1 kali, maka nilai hasil pergeseran dikalikan dengan persepuluhan menjadi:

5   

2).    Bentuk pecahan dari 1,75 adalah tanda koma digeser kekanan 2 kali sehingga 1,75 menjadi 175. Pergeseran sebanyak 2 kali, maka nilai hasil pergeseran dikalikan dengan perseratusan menjadi:

d.   Pecahan Persen

Pecahan yang menggunakan lambang % yang berarti perseratus. a% =

·  Mengubah bentuk persen menjadi pecahan biasa

25% =

 :  =

·  Mengubah bentuk persen menjadi pecahan decimal

35% =  = 0,35

 

·  Mengubah bentuk pecahan menjadi bentuk persen

 

e.    Pecahan permil

Pecahan yang menggunakan lambang 0/00 yang berarti perseribu,   ( a permil)

Contoh :

200/00 =

2.      Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan

a.    Penjumlahan

Penjumlahan pada pecahan biasa, penyebutnya disamakan dulu baru dijumlah.

Contoh:

Apabila penyebutnya tidak sama cari KPK dari penyebutnya itu. KPK dari 3 dan 4 adalah 12 ( cara mencari KPK lihat di Bab FPB dan KPK)

sehingga perhitungannya menjadi:

Ada cara lain dengan tidak menggunakan KPK yaitu dengan

1).    Penjumlahan pada pecahan campuran

Apabila penyebutnya sudah sama, penjumlahan bisa langsung dilakukan.

Contoh:

Apabila penyebutnya tidak sama, maka harus disamakan dulu.

2).    Penjumlahan pada pecahan decimal

Dengan cara bersusun pendek, tanda koma lurus ke bawah.

Contoh:

0,75 + 0,655 = …

Jawab :

0,75

0,655

               +

1,405

 

 

 

 

 

 

15,546 + 1,75 + 0,40 =…

Jawab :

15,546

11,75

00,40

                +

17,696

b.   Pengurangan

Sama dengan penjumlahan pengurangan juga terdiri dari

1).      Pengurangan pada pecahan biasa

Penyebutnya disamakan dulu baru dijumlah.

 

Contoh:

Apabila penyebutnya tidak sama cari KPK dari penyebutnya itu. KPK dari 4 dan 5 adalah 20 ( cara mencari KPK lihat di Bab FPB dan KPK). Sehingga perhitungannya menjadi:

2).      Pengurangan pada pecahan campuran

Apabila penyebutnya sudah sama, pengurangan bisa langsung dilakukan.

Contoh:

 

Apabila penyebutnya tidak sama, maka harus disamakan dulu

3).      Pengurangan pada pecahan decimal

Dengan cara bersusun pendek, tanda koma lurus ke bawah.

Contoh:

1,25 + 0,65 = …

Jawab :

1,25

0,65

               -

0,60

 

13,54 – 1,75=…

Jawab :

13,54

11,75

                +

11,79

C.      Perkalian

Perkalian pada pecahan biasa dilakukan dengan mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.

 

Contoh:

Apabila bilangan pecahan dikalikan dengan bilangan bulat, maka pembilangan pecahan dikalikan dengan bulangan bulat tersebut.

Contoh :

1).    Perkalian pada pecahan campuran

Pecahan campuran harus diubah dulu ke dalam pecahan biasa baru dilakukan pengalian.

Contoh :

2).    Perkalian pada pecahan decimal

Perkalian dilakukan dengan cara bersusun pendek, awalnya tanda koma diabaikan, tetapi pada hasil perkaliannya diberi tanda koma sesuai dengan jumlah tanda koma.

Contoh :

3,5 x 6,7 = …

Jawab :

3,5

6,7

               x

23,45

 

4,54 x 5,75 =…

Jawab :

4,54

5,75

                +

26,105

Hasil perkalian desimal dengan angka 10, 100, 1000 dst hasilnya ditentukan dengan menggeser tanda koma ke kanan sesuai dengan banyaknya angka nol.

Contoh:

2,456 x 10 = 24,56 bergeser 1 kali ke kanan

2,456 x 1000 = 2456 bergeser 3 kali ke kanan

 

 

D.      Pembagian

1).    Pembagian pada pecahan biasa

Apabila pecahan biasa dibagi dengan pecahan biasa, maka hasilnya adalah perkalian pecahan biasa yang dibagi dengan kebalikan dari pecahan pembagi.

Contoh:

Apabila pecahan biasa dibagi dengan bilangan asli, maka

Contoh:

Apabila bilangan asli dibagi dengan pecahan biasa

Contoh :

2).    Pembagian pada pecahan campuran

Mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa dulu.

Contoh:

3).    Pembagian pada pecahan decimal

Dilakukan dengan cara bersusun pendek.

Contoh:

43,5 : 2,9 = .... pembagi dan yang dibagi dikalikan 10 menjadi

435:29=

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB

HIMPUNAN

Kompetensi Inti

 

1.    Memahami pengetahuan berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

2.    Mencoba,mengolah dan menyaji dalam ranah konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

Kompetensi Dasar

 

3.4  Menjelaskan himpunan,himpunan bagian, himpunan semesta,himpunan kosong, komplemen himpunan dan melakukan operasi binerpada himpunan menggunakan masalah kontekstual

4.4  Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan himpunan,himpunan bagian, himpunan semesta,himpunan kosong,komplemen himpunan dan opersai biner pada himpunan

    Tujuan Pembelajaran

 

 


1.      Siswa mampu mengamati penggunan himpunan dalam kehidupan sehari hari

2.      Siswa mampu mencermati permasalahan yang berkaitan dengan  himpunan bagian, himpunan semesta , himpunan kosong, anggota himpunan,himpunan kuasa, kesamaan dua himpunan, irisan antar himpunan,gabungan antar himpunan, komplemen himpunan,selisih dan sifat sifat operasi himpunan.

3.      Siswa mampu menyatakan suatu bilangan dalam bentuk bilangan berpangkat bulat

4.      Siswa mampu menentukan hasil operasi hitung bilangan bulat dan bilangan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi

 

A.      Pengertian Himpunan

Himpunan adalah kumpulan benda-benda atau obyek yang mempunyai definisi yang jelas.

Contoh:

1.      A adalah himpunan bilangan genap antara 1 sampai dengan 11.

Anggota himpunannya adalah 2,4,6,8,10.

Jadi A = {2,4,6,8,10}

 

 

2.      B adalah himpunan bilangan asli kurang dari 10

Anggota himpunannya adalah 1,2,3,4,5,6,7,8,9

Jadi B = {1,2,3,4,5,6,7,8,9}

 

3.      C adalah himpunan nama bulan yang huruf depannya J

Anggota himpunannya adalah Januari, Juni, Juli

Jadi C = {Januari, Juni, Juli}

B.       Anggota Himpunan

Anggota himpunan adalah semua benda atau obyek yang terdapat di dalam himpunan. Anggota himpunan dinyatakan dengan notasi dan jika bukan anggota himpunan dinyatakan dengan notasi . Banyaknya anggota himpunan A dinyatakan dengan n(A).

Contoh:

A adalah himpunan bilangan prima kurang dari 10 ditulis:

A={bilangan prima kurang dari 10} atau A = {2,3,5,7}

maka 2  A, 3  A, 5  A, 7  A sedangkan 1  A, 4  A, 6  A, 8 A, 9 A

C.      Menyatakan Suatu Himpunan

Untuk menyatakan himpunan dapat digunakan 3 cara :

2.    Menuliskan dengan kata-kata atau syarat keanggotaannya

3.    Memberikan notasi pembentuk himpunan

4.    Mendaftarkan anggota-anggotanya

No

Dengan Kata-kata

Notasi Pembentuk

Himpunan

Mendaftarkan

Anggotanya

1

A adalah himpunan

Bilangan genap di bawah 10

A={x|x < 10

x  bilangan genap}

A= {2,4,6,8}

2

B adalah himpunan kelipatan 5 di bawah 20

B={x|x < 20

x  kelipatan 5}

B={5,10,15}

 

D.      Macam-macam Himpunan

1.      Himpunan kosong

Himpunan yang tidak mempunyai anggota, dilambangkan dengan { } atau

Contoh:

P adalah himpunan nama bulan yang diawali huruf K.

Tidak ada nama bulan yang diawali dengan huruf K, maka P={ }

2.      Himpunan terhingga

Himpunan yang banyak anggotanya terhingga atau terbatas.

Contoh:

P adalah himpunan bilangan genap di bawah 5, ditulis P ={2,4}

3.      Himpunan tak terhingga

Himpunan yang banyak anggotanya tak terhingga atau tak terbatas.

Contoh:

Q adalah himpunan bilangan cacah, ditulis Q={0,1,2,3,...}

 

4.      Himpunan semesta

Himpunan yang memuat semua objek (anggota himpunan) yang dibicarakan. Himpunan semesta dilambangkan dengan S”.

Contoh :

R = {1,2,3,4,5}

Himpunan semesta yang mungkin adalah:

S={bilangan asli di bawah 10},

S={Bilangan cacah} dsb.

5.      Himpunan Bagian

Himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan B jika setiap anggota A menjadi anggota B, ditulis dengan notasi A B.

Contoh :

A={2,4}

B={1,2,3,4,5} maka A  B

Himpunan A dengan banyak anggota n(A) mempunyai himpunan bagian yang mungkin dari himpunan itu sebanyak 2n(A).

Contoh:

Diketahui himpunan A={2,3,5} n(A) = 3

Banyak himpunan yang mungkin dari himpunan A adalah :

2n(A)= 23 = 8

Himpunan bagian dari A adalah:

{ }, {2}, {3}, {5}, {2,3}, {2,5}, {3,5}, {2,3,5}

Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan.

6.      Himpunan Ekuivalen

Himpunan A dan B dikatakan Ekuivalen jika banyak anggota kedua himpunan tersebut sama n(A) = n(B).

Contoh:

A={1,2,3} n(A) = 3

B={4,5,6}  n(B) = 3

n(A) = n(B), maka A ekuivalen dengan B

 

E.       Diagram Venn

Diagram Venn adalah suatu diagram yang digunakan untuk meyatakan sebuah himpunan atau beberapa himpunan yang saling berhubungan.

Aturan untuk membuat diagram Venn:

1.      Himpunan semesta digambarkan dalam sebuah persegipanjang, simbol S ditulis pada pojok kiri atas.

2.      Setiap himpunan yang dibicarakan ditunjukkan dengan gambar berupa kurva tertutup sederhana.

3.      Setiap anggota himpunan ditunjukkan dengan noktah atau titik

Contoh:

S= {2,4,6,8,10,12,14,16,18,20}

A={2,4,6,8,10,12}

B={10,12,14,16,18,20}

Diagram Vennnya:

S

A

B

2

4

6

8

14,

16,

18,

20

10, 12

              

.

 

 

 

F.       Operasi pada Himpunan

1.      Irisan Himpunan

Irisan himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya merupakan anggota himpunan A sekaligus menjadi anggota himpunan B.

Irisan himpunan A dan B dinotasikan dengan:

A B = {x| x  A dan x  B}

 

 

Daerah yang diarsir merupakan daerah  A B

Contoh:

Diketahui:

A={bilangan ganjil kurang dari 10}

B={bilangan prima kurang dari 10}

Carilah A ∩ B dan gambar diagram Vennnya!

Jawab :

A={1,3,5,7,9}

B={2,3,5,7}

A B = { 3,5,7 }

 

 

Diagram Vennnya:

S

A

B

1

9

2

 

3, 5,

7

 

 

 

 

 


2.      Gabungan Himpunan

Gabungan dua himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya merupakan himpunan A saja atau himpunan B saja.

Gabungan himpunan A dan B dinotasikan dengan:

A  B = {x| x  A atau x  B}

 

 

Daerah yang diarsir merupakan daerah himpunan A  B

Contoh:

Diketahui:

A={faktor prima dari 30}

B={Nilai genap dibawah 10}

Tentukan A  B dan gambar diagram Vennnya!

 

Jawab:

A={2,3,5}

B={2,4,6,8}

A  B ={2,3,4,5,6,8}

Diagram Vennnya:

S

A

B

 

3

5

 

4

6

8

 

2

 

 

 

 

 

 


3.      Selisih Himpunan

Selisih himpunan A dan B adalah himpunan anggota A yang tidak menjadi anggota B.

Selisih himpunan A dan B dinotasikan dengan: A B, dibaca A kurang B

 

 

 

 

 

Contoh:

Diketahui:

A={1,2,3,4,5}

B={4,5,6,7,8}

Tentukan A – B!

Jawab:

A-B = {1,2,3,4,5} - {4,5,6,7,8} = {1,2,3}

4.      Jumlah Himpunan

Jumlah himpunan A dan B adalah himpunan dimana anggotanya adalah gabungan A dan B tetapi bukan irisan A dan B.

 

 

 

 

 

Contoh:

Diketahui:

A={a,b,c,d,e,f}

B={d,e,f,g,h,i}

Tentukan A + B!

Jawab:

A+B= {a,b,c,d,e,f} + {d,e,f,g,h,i} = {a,b,c,g,h,i}

5.      Komplemen

Jika S adalah himpunan semesta dan A adalah suatu himpunan.

Komplemen dari himpunan A adalah himpunan yang terdiri dari semua anggota himpunan S yang bukan anggota himpunan A.

Komplemen A dinotasikan dengan A´ atau AC.

 

 

 


Contoh:

S={1,2,3,4,5,6}

A={4,5,6}

Tentukan AC !

Jawab:

AC = {1,2,3}

G.      Sifat-sifat Operasi pada Himpunan

1.      Komutatif.

A B  = B A

A  B = B  A

2.      Asosiatif

(A B) C = A (B C)

(A  B)  C = A   (B   C)

3.      Distributif

A (B  C) = (A B)  (A C)

A  (B C) = (A  B) (A  C)

4.      Dalil De Morgan

Komplemen himpunan A adalah himpunan yang anggota-anggotanya bukan anggota A dan dilambangkan dengan AC.

(A B)C = AC   BC

 

BAB

 

 

BENTUK  ALJABAR

Kompetensi Inti

 

1.      Memahami pengetahuan berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

2.      Mencoba,mengolah dan menyaji dalam ranah konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

 

Kompetensi Dasar

 


3.4  Menjelaskan bentuk aljabar dan melakukan operasi pada bentu aljabar ( penjumlahan, pengurangan , perkalian,pembagian )

4.5  Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bentuk aljabar dan opersai pada bentuk aljabaar.

Tujuan Pembelajaran

 

 


1.      Siswa mampu mencermati bentuk aljabar dan berbagai model bentuk penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar yang disajikan,cara menyederhanakan bentuk aljabar

2.      Siswa mampu menyajikan  hasil pembelajaran tentang bentuk aljabar, operasi hitung aljabar, dan menyederhanakan bentuk aljabar.

3.      Siswa mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk aljabar,operasi bentuk aljabar serta penyederhanaan bentuk aljabar.

A.      Pengertian Bentuk Aljabar

1.      x, 2y, x+3y , 3p+5q, a2  + b + 3  disebut bentuk aljabar

2.      ax2     + bx + c = 0     ;  a,b,c,x dan 0 adalah lambang-lambang aljabar

a dan b disebut koefisien

c disebut konstanta

x2   dan x disebut variabel

3.      2x2, 2 disebut koefisien dan X2 disebut variable

4.      5q, 5 disebut koefisien dan q disebut variable

5.      2x dan 3x  merupakan dua suku sejenis

6.      5 x 2 dan 7 x  merupakan dua suku tidak sejenis

 

B.       Operasi Pada Bentuk Aljabar

1.      Penjumlahan dan Pengurangan

Suku-suku yang dapat dijumlahan/dikurangkan adalah suku-suku yang sejenis, yang dijumlahkan/dikurangkan adalah koefisiennya.

a.    Penjumlahan ax + bx = (a+b)x

ax  + b + cx + d = (a+c)x + (b+d)

Contoh:

1).    7x + 3x = ?

2).     -2 x2 - 3 x2  = ?

3).    2 x2 -3 + x2   - 4 = ?

Jawab :

1).     7x + 3x = (7+3)x = 10x

2).     -2 x2   - 3 x2   = (-2-3) x2   = -5 x2

3).    2 x2 -3 + x2  - 4 = (2+1) x2  + (-3-4) = 3 x2   - 7

b.    Pengurangan

ax - bx = (a-b)x

ax - b - cx - d = (a - c)x - (b+d)

Contoh :

1).    7x 3x = ?

2).     5x 8 2x – 1 = ?

Jawab :

1).    7x – 3x = (7-3)x = 4x

2).    5x – 8 2x 1 = (5-2)x (8+1) = 3x - 9

2.      Perkalian dan Pembagian

a.    Perkalian

·  Perkalian konstanta dengan bentuk aljabar a(bx+cy) = abx + acy

Contoh :

1).    5 (2x+4y) = 10x + 20y

2).     -3(3x-2y) = -9x + 6y

·  Perkalian bentuk aljabar dengan bentuk aljabar

ax(bx+cy) = ab x2   + acxy

ay(bx+cy) = abxy + ac y 2

(x+a) (x+b) = x2 + bx + ax +ab

Contoh :

1).    3x(2x+3y) = 6 x2  + 9xy

2).    (3x+y) (x-2y) = 3 x . x + (3x .  -2y) + y. x + (y . -2y)

= 3 x2 + (-6xy)+xy+(-2 y2 )

= 3x2  - 5xy - 2 y2

·  Pembagian

Contoh:

1).    (8x + 4): 4 =  = (8x + 4) = 2x + 1

2).    = 4a

3.      Pemangkatan

Sifat-sifat pemangkatan bilangan bulat berlaku juga pada pemangkatan bentuk aljabar.

Contoh:

1).      (3x)2 = 3x . 3x = 9 x 2

2).      (2xy)2 = 2xy . 2xy = 4x2y2

 

a.    Pemangkatan bentuk aljabar dalam bentuk x + y

Contoh:

(x + y)2       = (x+y) (x+y)

=(x+y) x + (x+y) y

= x2 + xy + xy + y2

= x2 + 2xy + y2

 

b.    Pemangkatan bentuk aljabar dalam bentuk x y.

Contoh:

(x - y)2      = (x - y) (x - y)

=(x- y) x - (x - y) y

= x2 - xy - xy + y2

= x2 - 2xy + y2

Pemangkatan bentuk-bentuk aljabar dapat dilakukan dengan menggunakan kaidah Segitiga Pascal sbb:

 (x+y)0 = 1 à 1

(x+y)1 = x + y à 1 1

(x+y)2 = x2 + 2xy + y2 à 1 2 1

(x+y)3 = x3 + 3x2 y + 3xy2 + y3 à 1 3 3 1

(x+y)4 = x4 + 4x3y + 6x2y2 + 4xy3 + y4 à1 4 6 4 1

dan seterusnya dan seterusnya

Perpangkatan bentuk aljabar (x-y)n dengan n bilangan asli juga menggunakan kaidah Segitiga Pascal, akan tetapi tanda setiap koefisiennya berganti dari (+) untuk suku ganjil dan (-) untuk suku genap.

 (x - y)0 = 1

(x - y)1 = x – y

(x - y)2 = x2   - 2xy + y2

(x - y)3 = x3   - 3x2y + 3xy2 - y3

(x - y)4 = x4 - 4x3y + 6x2y2 - 4xy3 + y4 dan seterusnya

4.      Pemfaktoran

a.    Bentuk distributive

ax ± ay = a (x ± y) a bisa koefisien atau variable.

Contoh:

3x + 9y = 3 (x + 3y)  a berbentuk koefisien

ax ay = a (x y)    a berbentuk variabel

b.    Selisih kuadrat

x2 y2 = (x + y) ( x y)

Contoh:

x2 42 = x2 16 = (x + 4) (x – 4)

c.    Kuadrat Sempurna

x2 + 2xy + y2 = (x + y)2 x2 - 2xy + y2 = (x - y)2

 

 

 

Contoh:

x2 + 8x + 16 = (x + 4)2

x2 8x + 16 = (x 4)2

d.    Bentuk ax2 + bx + c = 0 dimana a = 1

ax2 + bx + c = (x + m) (x + n) dengan m + n = b dan m.n = c

Contoh:

x2 + 7x + 12 = (x + 4) ( x + 3) m + n = 7 dan m . n = 12

yang memenuhi adalah m= 4 dan n= 3 atau m= 3 dan n= 4

e.    Bentuk ax2 + bx + c = 0 dimana a ≠ 1 a.c = m. n dan m + n = b

Contoh:

2x2 + 3x + 1 = 0

2 . 1 = m . n dengan syarat  m + n = 3

yang memenuhi adalah m = 2 dan n = 1 atau sebaliknya

maka

2x2 + 3x + 1 = 0  menjadi 2x2 + 2x + x + 1 = 0

= 2x (x + 1) + 1 (x+1) = 0

= (2x + 1 ) (x + 1)

 

 

 

 

C.      Operasi Pecahan dalam Aljabar

Dalam Bentuk Aljabar juga dapat berupa pecahan

Contoh:

1.      Penjumlahan dan Pengurangan

Konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan dalam bentuk aljabar sama dengan penjumlahan/pengurangan pecahan biasa yaitu dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu.

Contoh:

a.     

b.  

=

=

2.      Perkalian dan Pembagian

a.    Perkalian

Pada perkalian bentuk pecahan penyelesaiannya dengan cara mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.

Contoh:

b.    Pembagian

Pada pembagian bentuk pecahan penyelesaiannya sama dengan bentuk pecahan biasa.

Contoh :

 

3.      Pemangkatan

Pemangkatan pecahan bentuk aljabar adalah perkalian pecahan bentuk aljabar itu sendiri sebanyak n kali.

Contoh :

 

D.      Menyederhanakan Pecahan Bentuk Aljabar

Penyederhanaan pecahan bentuk aljabar dapat dilakukan dengan menggunakan operasi bentuk aljabar. Faktor kan pembilang dan penyebut kemudian faktor yang sama dari pembilang dan penyebut dibagi.

Contoh:

 

 

 

 

E.       FPB dan KPK Bentuk Aljabar

Contoh:

Carilah FPB dan KPK dari bentuk: 12xy2, 24xyz2  dan 8x2yz !

Jawab:

FPBà ambil faktor yang sama dengan pangkat terkecil

KPKà ambil semua faktor yang sama, pilih faktor dengan pangkat terbesar

Faktor prima:

12xy2 = 22   . 3 . x . y2

24xyz2 = 23 . 3 . x . y . z2

8x2yz = 22. x2. y. z

FPB = 22 .x . y = 4xy

KPK = 23.3. x2. y2. z2 = 24 x2 y2 z2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB

 

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER SATU VARIABEL

Kompetensi Inti

 

1.      Memahami pengetahuan berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmupengetahuan, teknologi terkait fenomena dan kejadian tampak mata

2.      Mencoba,mengolah dan menyaji dalam ranah konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori

Kompetensi Dasar

 

3.5  Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel dan penyelesaiannya

4.6  Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel

 

Tujuan Pembelajaran

 


1.        Siswa mampu menentukan nilai variabel untuk persamaan linier satu variabel.

2.        Siswa mampu menentukan nilai variabel untuk pertidaksamaan linier satu variabel.

3.        Siswa mampu menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel.

 

A.      Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)

Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dihubungkan dengan tanda sama dengan (=) dan hanya memiliki satu variabel berpangkat satu.

1.      Bentuk Umum Persamaan Linear Satu Variabel

Bentuk umum Persamaan Linear Satu Variabel : ax + b = c

dengan:

a.    a 0 ; x disebut variabel/peubah

b.    Semua suku di sebelah kiri tanda ‘=’ disebut ruas kiri

c.    Semua suku di sebelah kanan tanda ‘=’ disebut ruas kanan

Contoh:

a.    x - 4 = 0

b.    5x + 6 = 16

Catatan :

Kalimat terbuka adalah kalimat yang mengandung satu atau lebih variabel dan belum diketahui nilai kebenarannya.

Contoh:

x + 2 =5 p + 1 = 7 x dan p disebut variable

Jika x dan p diganti dengan suatu bilangan/angka maka kalimat matematika terbuka tersebut merupakan suatu pernyataan yang dapat bernilai benar atau salah.

Jika x dalam kalimat terbuka di atas diganti dengan nilai x = 3 maka x + 2 menjadi 3 + 2 = 5 àmerupakan pernyataan benar dan jika diganti dengan nilai x = 1 maka x + 2 = 5 menjadi 1 + 2 = 5àmerupakan pernyataan salah

2.      Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel

a. Menambah atau mengurangi kedua ruas (kanan kiri) dengan bilangan yang sama.

Contoh :

1).    Carilah penyelesaian dari : x + 10 = 5

Jawab :

Hal pertama yang harus kita selesaikan adalah bagaimana menghilangkan angka 10. Angka 10 dihilangkan dengan menambahkan lawan dari 10 yaitu -10 sehingga PLSV tersebut menjadi :

x + 10 -10 = 5 10 x      = - 5

2).    Carilah penyelesaian dari :  2x - 5 = 11

Jawab :

lawan dari -5 adalah 5

sehingga PLSV tersebut menjadi :

2x - 5 + 5= 11 + 5

2x = 16

X=8

 

 

 

b.Mengalikan atau membagi kedua ruas (kanan kiri) dengan bilangan yang sama

Suatu PLSV dikatakan ekuivalen (sama) apabila kedua ruas dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama.

Contoh:

Tentukan penyelesaian dari

Jawab:

(1)   kalikan kedua ruas dengan penyebutnya (dalam soal di atas adalah 3)

(2)   Bagi kedua ruas dengan koefisien dari x yaitu 2

x=9

3.      Menyelesaikan PLSV dengan menggunakan gabungan dari 1 dan 2  di atas.

Contoh :

Carilah penyelesaian dari 3 (3x + 2) = 6 ( x -2)

Jawab :

9x + 6 = 6x 12

9x + 6 6 = 6x – 12 6à kedua ruas dikurang 6

9x = 6x 18

9x 6x = 6x 18 6xàkedua ruas dikurangi -6x

3x = -18

Kedua ruas dibagi 3

x = - 6

 

B.       Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

Pertidaksamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dinyatakan dengan menggunakan tanda/lambang ketidaksamaan/pertidaksamaan dengan satu variable (peubah) berpangkat satu.

Lambang pertidaksamaan

Arti

> 

Lebih dari

Lebih dari atau sama dengan

< 

Kurang dari

Kurang dari atau sama

 

Tidak sama dengan

Contoh :

3x + 6 2x 5

5q 1 < 0

x dan q disebut variabeL

1.      Menyelesaikan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PLSV)

a.Menambah atau mengurangi kedua ruas (kanan kiri) dengan bilangan yang sama

 

Contoh :

Carilah penyelesaian x + 6 8

Jawab :

x + 6 6 8 6 x   2

b.Mengalikan atau membagi kedua ruas (kanan kiri) dengan bilangan yang sama.

Jika dikalikan atau dibagi bilangan negatif maka tanda pertidaksamaannya dibalik

Contoh :

1).    Carilah penyelesaian 2x 4 < 10

Jawab :

2x – 4 + 4 < 10 + 4

2x  < 14

x < 7

2).    Carilah penyelesaian 3 4x   19

Jawab:

3 4x - 3  19 3

-4x 16

-x ≥ 4

-x . -1 ≤ 4 . -1 àkedua ruas dikalikan -1, sehingga lambang

pertidaksamaannya dibalik x≤ -4