BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak dengan kebutuhan khusus adalah
anak yang mengalami kalainan atau penyimpangan (fisik, mental-intelektual,
social-emosional) dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan
dengan anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan
khusus. Anak-anak berkebutuhan khusus, adalah anak-anak yang memiliki keunikan
tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan mereka dari
anak-anak normal pada umumnya.
Anak Berkebutuhan Khusus ABK atau
Anak Luar Biasa ALB adalah anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa
dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka yang secara fisik,
psikologis, kognitif, atau sosial terhambat dalam mencapai
tujuan-tujuan/kebutuhan dan potensinya secara maksimal, meliputi mereka yang
tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat, mempunyai gangguan bicara, cacat
tubuh, retardasi mental, gangguan emosional. Juga anak-anak yang berbakat
dengan intelegensi tinggi, dapat dikategorikan sebagai anak khusus/luar biasa,
karena memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga profesional (Suran dan
Rizzo, 1979).
Anak berkebutuhan khusus Menurut (Heward) adalah
anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa
selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk
kedalam ABK antara lain:
tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitanbelajar, gangguan
prilaku, anak
berbakat, anak
dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak
luar biasa dan anak
cacat. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan
pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka,
contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan
Braille dan
tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
Di Negara kita tidak sedikit anak
berkebutuhan khusus yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Prof dr Sunartini, SpA (K), PhD yang berprofesi
sebagai guru besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM)
Yogyakarta, diperkirakan antara 3-7% atau 5,5-10,5 juta anak usia dibawah usia
18 tahun menyandang ketunaan atau masuk kategori anak berkebutuhan khusus.
Secara Global, tuturnya, diperkirakan ada 370 juta penyandang cacat atau
sekitar 7% populasi dunia, kurang lenih 80 juta di antaranya membutuhkan
rehabilitasi. Dari jumlah tersebut hanya 10% mempunyai akses pelayanan.
Melihat dari kenyataan yang ada
dilapangan, dimana banyak anak-anak dilingkungan kita yang perlu mendapatkan
pelayanan khusus dan ternyata mereka mmasih belum mendapatakannya sesuai dengan
hak-hak mereka. Bagi kita calon Guru terutama sebagai guru pendidikan dasar
perlu memahami hal-hal terkait dengan karakteristik anak berkebutuhan khusus,
karena tidak semua anak yang akan dididik nantinya adalah anak normal, bisa
saja ketika menjadi guru nanti mendapatkan peserta didik yang memiliki dissabilitas.
Oleh karena itu, perlu diadakannya observasi langsung untuk melihat dan belajar
langsung tentang anak-anak berkebutuhan khusus sebagai bekal dalam mengajar
nantinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Tuna Daksa
2. Apa penyebab kelainan dan
karakteristik anak Tuna Daksa
3. Apa saja Klasifikasi anak Tuna Daksa
4. Bagaimana pendidikan anak Tuna Daksa
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Tuna Daksa
2. Mengetahui penyebab dan
karakteristik anak Tuna Daksa
3. Mengetahui Klasifikasi anak Tuna
Daksa
4. Bagaimana pendidikan bagi anak Tuna
Daksa
D. MANFAAT
Hasil observasi ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.
Dosen
Diharapkan dengan adanya laporan ini guru dapat mengetahui
salah satu ciri dari anak berkebutuhan khusus. Sehingga guru dapat memposisikan
dan melakukan proses pembelajaran sesuai dengan kemampuan anak didiknya, serta
mampu membantu orang tua/wali mengetahui keadaan peserta didiknya. Apabila
terjadi permasalahan dengan peserta didik dapat dengan cepat mampu menangani
permasalahan tersebut.
2.
Penulis
Dengan adanya observasi ini mahasiswa mampu mengenali lebih
dekat anak berkebutuhan khusus. Mempelajari lebih dalam tentang cara mendidik
dan menangani anak berkebutuhan khusus. Serta dapat memahami karakteristik
masing-masing anak yang berkebutuhan khusus. Sehingga kelak dapat menambah
pengetahuan ketika menjadi guru.