Selamat Datang

Senin, 15 Februari 2021

MAKALAH SUMBER SEJARAH

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.        Latar Belakang

Sejarah merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa di masa lalu yang mempengaruhi kehidupan manusia. Peristiwa-peristiwa dalam sejarah merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi yang dapat dibuktikan kebenarannya, oleh karena itu sejarah memiliki sumber-sumber sejarah yang berfungsi sebagai bukti bahwa peristiwa tersebut benar terjadi. Melalui sejarah orang-orang bias berupaya memahami pergolakan dan perubahan yang mereka alami dalam kehidupan mereka.

Sumber sejarah pada akhirnya bergantung pada tujuan sosialnya itulah sebabnya, sejarah dimasa lampau disampaikan dengan tradisi lisan dan tertulis. Dalam makalah ini akan dijalaskan lebih detail mengenai sumber sejarah.

 

B.         Rumusan Masalah

1.         Apa pengertian sumber sejarah?

2.         Bagaimana Klasifikasi dan penggolongan sumber sejarah?

3.         Bagaimana Analisis sumber sejarah?

4.         Apa sajakah Contoh Sumber sejarah?

5.         Bagaimana mengkritik atau menganalisis sumber sejarah?

 

C.        Tujuan

1.         Mengetahui pengertian sumber sejarah

2.         Mengetahui klsifikasi dan penggolongan sumber sejarah

3.         Mengetahui analisis sumber sejarah

4.         Mengetahui beberapa contoh sumber sejarah

5.         Mengetahui kritik sumber sejarah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.        Pengertian Sumber Sejarah

Sejarah yang kita pelajari sebenarnya adalah kisah yang sudah disusun secara ilmiah oleh sejarawan. Peristiwa-peristiwa masa lampau disusun menjadi kisah, berdasarkan jejak-jejak yang ditinggalkan. Peninggalan-peninggalan masa lampau inilah yang disebut dengan sumber sejarah.[1] Sumber sejarah adalah bahan utama yang dipakai untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan subjek  sejarah. Jadi sumber sejarah berperan penting dalam kesejarahan, karena sebuah peristiwa dapat dikatakan sebuah sejarah apabila peristiwa tersebut memiliki sumber sejarah yang dapat membuktikan peristiwa tersebut benar-benar terjadi.

Bagi sejarawan, sumber sejarah ini merupakan alat, bukan tujuan akhir.

Adanya sumber sejarah merupakan bukti dan fakta adanya kenyataan sejarah. Dengan sumber sejarah inilah, sejarawan dapat mengetahui kenyataan sejarah. Tanpa adanya sumber, sejarawan tidak akan bisa berbicara apa-apa tentang masa lalu; begitu pula tanpa sentuhan sejarawan, sumber sejarah pun belum bisa bicara apa-apa. Sumber sejarah sendiri bukanlah sejarah. Sejarah itu ada karena konstruksi dari sejarawan terhadap sumber sejarah.[2]

Menurut pendapat para ahli :

1.            R. Moh Ali

Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah, sejak zaman purba sampe sekarang.

2.            Zidi Gozalba

Sumber sejarah adalah warisan yang berbentuk lisan, tertulis, dan visual.

3.            Moh Yamin

Sumber sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.[1]

 

B.         Klasifikasi dan Penggolongan Sumber Sejarah

Dilihat dari sifatnya, sumber sejarah dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer dapat berupa orang yang langsung menyaksikan kejadian suatu peristiwa atau catatan yang dibuat pada zamannya dengan bentuk tulisan, isi, dan bahan yang sezaman. Tetapi apabila orang yang tidak langsung menyaksikan suatu peristiwa tetapi ia mengetahuinya, maka termasuk sumber sekunder. Sumber sekunder dalam bentuk tertulis dapat berupa catatan tertulis yang bentuk tulisan dan bahannya tidak sezaman.[2]

Untuk memudahkan pemahaman antara sumber primer dan sekunder, misalnya. Seorang sejarawan akan meneliti tentang suatu peristiwa peperangan di Zaman Belanda, lalu kita mendapatkan informasi dari seorang veteran yang berjuang di zaman tersebut, maka sumber atau informasi tersebut merupakan sumber primer. Sedangkan apabila kita mewawancarai seorang kucen di suatu peninggalan bersejarah, dia bukan orang yang menyaksikan peristiwa tersebut, akan tetapi dia mengetahui peristiwa tersebut dari berbagai sumber misalnya dari kakek atau nenek moyangnya yang menceritakan peristiwa tersebut. Maka dia merupakan sumber sekunder.

Menurut bentuknya, sumber sejarah dapat dibagi menjadi empat, yakni : sumber lisan, sumber tertulis, sumber rekaman , dan sumber benda.

a.       Sumber Lisan

Sumber lisan adalah keterangan langsung dari pelaku atau saksi dari suatuperistiwa sejarah.[3] Sumber lisan diperoleh melalui wawancara. Sumber ini dapat diperoleh apabila informan tersebut masih hidup. Misalnya seorang sejarahwan sedang meneliti tentang peristiwa 1998, lengsernya rezim Soeharto. Maka wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa yang ikut berdemo pada tahun itu, merupakan sumber lisan yang penting sebagai pelengkapdari kekurangan atau kekosongan dokumen dari masa-masa tersebut.

 

b.      Sumber Tertulis

Sumber tertulis adalah keterangan tertulis yang berkaitan denganperistiwa sejarah.[4] Sumber tertulis yang berupa dokumen – dokumen yang berkaitan dengan sejarah merupakan sumber yang amat penting. Dilihat dari segi bentuknya, sumber tertulis dapat berbentuk tulisanyang tercetak dan tulisan yang masih ditulis tangan atau manuskrip. Macamnya antara lain : prasasti, kronik, babad, piagam, dokumen, laporan,arsip, dan surat kabar.Menurut begawan sejarah Indonesia yakni Sartono Kartodirdjo, sumbertertulis dapat diklasifikasikan menjadi berikut ini.

1)        Otobiografi

Catatan pribadi atau Otobiografi adalah catatan yang dibuat oleh seorang individu yang menceritakan pengalamannya yang ia pandang penting untuk dicatat. Biasanyaada orang-orang tertentu yang memiliki kebiasaan untuk menulis pengalamannya.Bahkan yang ia catat bukan sekedar apa yang terjadi pada dirinya, tetapimungkin mencatat pengalaman orang lain yang ia lihat. [5]

2)        Surat Pribadi, Catatan atau Buku Harian, dan Memoar

Surat pribadi sebagai bahan dokumenter biasanya memuat hal-hal penting, seperti : tata susila dan adat istiadat, pokok pembicaraan tentang hubungan dan lembaga sosial. Contohnya ialah surat-surat R.A. Kartini kepada Nyonya Abendanon, yang terkumpul dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang.

Buku harian merupakan dokumen yang sangat pribadi sifatnya.Dokumen semacam ini jarang sekali didapatkan. Di Indonesia buku harian baru dikenal pada beberapa dekade terakhir dan terbatas pada kalangan pejabat pemerintah atau kaum elite saja. Contohnya adalah Jakarta Diary dari Mochtar Lubis yang banyak memuat tentang situasi masyarakat Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin. Sejenis dengan surat pribadi ialah memoar. KebanyakanSejenis dengan surat pribadi ialah memoar. Kebanyakan memoir merupakan kisah perjalanan, sehingga bisa didapatkan data tentang keadaan suatu negeri, kota atau pun daerah.

3)        Surat Kabar

Dalam surat kabar biasanya banyak berita yang memuat tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat. Berita-berita tersebut merupakan sumber yang berharga bagi peneliti sejarah. Data yang dimuat dalam surat kabar kadang telah menunjukkan fakta, di samping juga merupakan opini, interpretasi dan pikiranpikiran spekulatif. Surat kabar berguna untuk melengkapi dokumen dokumen lain bahkan merupakan dokumen inti untuk membantu penentuan tanggal dari sumber lain.

4)        Cerita Roman

Karya sastra seperti roman atau novel pada dasarnya bukan hanya merupakan karya ekspresi seorang pengarang, tetapi kadang kala terungkap data keadaan sosial dari periode tertentu. Keadaan sosial seperi struktur sosial, kelas sosial dan lembaga-lembaga sosial, datanya bisa didapatkan dalam cerita roman. Contoh: Serat Centini, yaitu karangan yang menggambarkan kehidupan sosial dari periode awal dan pertengahan Mataram Islam.

5)        Dokumen Pemerintah

Di dalam dokumen pemerintah biasanya dimuat keputusankeputusan, berita-berita, laporan-laporan pemerintah tentang peristiwaperistiwa, laporan tahunan, data statistik, pernyataan pemerintah dan sebagainya.

 

c.       Sumber Benda (Artefak)

Sumber benda disebut juga sebagai sumber korporal, yaitu benda-bendapeninggalan masa lampau, seperti : bangunan, kapak, gerabah, perhiasan,

patung, candi, gereja, masjid, dan sebagainya.

Berdasarkan penuturan atau urutan penyampaiannya, dapat dibagi menjadi sumber primer, sumber sekunder dan sumber tersier. Sumber Primer (sumber pertama) ialah sumber sejarah yang asli. Contohnya prasasti, piagam, patung, candi, masjid yang berasal dari zamannya. Sumber Sekender (sumber kedua) ialah sumber sejarah yang berupa garapan terhadap sumber asli. Contohnya, prasasti turunan, terjemahan kitab-kitab dan laporan penelitian. Sumber Tersier (sumber ketiga) yaitu buku-buku sejarah yang disusun berdasarkan laporan hasil penelitian para ahli sejarah tanpa melakukan penelitian langsung.

 

C.         Kritik dan Analisis Sejarah

Kritik sejarah adalah sebuah metode tafsir yang mempertimbangkan faktor historis dari suatu teks untuk dapat menggali maknanya secara lebih mendalam.

Dalam ilmu sejarah, kritik dilakukan untuk mencari kebenaran suatu sumber sejarah.[6] Penelitian sejarah bertujuan untuk menemukan kebenaran dan bukti pada suatu peristiwa bersejarah. Oleh karena itu dibutuhkan sumber sejarah. Akan tetapi, sumber sejarah yang dipakai dan digunakan sebagai bukti juga harus di verifikasi dulu kebenaran dan keasliannya. Oleh karena itu, dalam penelitian sejarah dibutuhkan suatu proses verifikasi atau analisis pada sumber sejarah.

Kritik sumber dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal adalah kritik yang ingin melihat keaslian atau orisinalitas dari sumber. Jadi, kritik ini lebih bersifat fisik, bukan isi dari sumber tersebut. Kalau kita menemukan sumber tertulis, kritik eksternal yang kita lakukan adalah melihat jenis kertasnya, jenis tulisannya, jenis hurufnya. Jadi, kritik eksternal lebih melihat pada aspek luarnya.[7] Jadi, pada Kritik Eksternal, Peneliti melakukan pengujian atas asli tidaknya sumber, berarti ia menyeleksi segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan. Bila sumber itu merupakan dokumen tertulis, maka harus diteliti kertasnya, tintanya, gaya tulisannya, bahasanya, kalimatnya, ungkapannya, kata-katanya, dan hurufnya.[8] Sedangkan Kritik Internal lebih kepada isi sumber sejarah tersebut, misalnya apabila kita meneliti sebuah peristiwa dan mendapatkan arsip dari pemerintah. Maka kritik internal adalah kritik terhadap kredibilitas sumber dan isi dari dokumen atau arsip tersebut. apakah isi sumber itu dapat dipercaya atau tidak.