Selamat Datang

Senin, 30 November 2020

KEBERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS DAN ANTAR GOLONGAN

 

KEBERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS DAN  ANTAR GOLONGAN

 

 

Gambaran tentang struktur dan kemajemukan penduduk Indonesia hingga saat ini yang paling otoritatif dan menjadi rujukan adalah data yang berasal dari Sensus Penduduk tahun 2010. Seperti telah banyak diketahui, cacah jiwa atau sensus adalah proses pencatatan, perhitungan, dan publikasi data demografis yang dilakukan terhadap semua penduduk yang tinggal menetap di suatu wilayah tertentu. Sensus sendiri sebagai kegiatan pencatatan biasa dilakukan setiap 10 (sepuluh) tahun sekali.  Sampai tulisan ini dibuat Indonesia telah melaksanakan 7 (tujuh) kali sensus penduduk, yakni tahun 1920 (Hindia Belanda), 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan terakhir tahun 2010.

 

Statistik atau indikator yang biasa digunakan untuk melihat fenomena kemajemukan Indonesia terlihat dari jumlah, komposisi dan sebaran penduduk berdasarkan aspek-aspek sosial budaya yang meliputi kewarganegaraan, suku bangsa, agama dan bahasa sehari-hari. Status kewarganegaran penduduk Indonesia berdasarkan Sensus Penduduk 2010 mayoritas adalah WNI (warga negara Indonesia) dengan jumlah mencapai 236.728 ribu jiwa atau sekitar 99,6 persen. Sedangkan penduduk yang dikategorikan sebagai WNA (warga negara asing) mencapai sebanyak 73 ribu jiwa atau sekitar 0,03 persen. Sisanya sebanyak 839 ribu penduduk tidak ditanyakan status kewarganegaraannya.

 

Struktur dan komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok suku bangsa menurut Sensus Penduduk 2010 memperlihatkan Suku Jawa yang berasal dari Pulau Jawa bagian tengah hingga timur sebagai kelompok suku terbesar dengan populasi sebanyak 85,2 juta jiwa atau sekitar 40,2 persen dari populasi penduduk Indonesia. Yang disebuk Suku Jawa ini sudah mencakup Suku Osing, Tengger, Samin, Bawean atau Boyan, Naga, Nagaring dan suku-suku lainnya. Suku bangsa terbesar kedua adalah Suku Sunda yang berasal dari Pulau Jawa bagian barat dengan jumlah mencapai 36,7 juta juwa atau 15,5 persen. Suku Batak menyusul sebagai terbesar ketiga dengan jumlah mencapai 8,5 juta jiwa atau 3,6 persen yang berasal dari Pulau Sumatra bagian tengah utara. Terbesar ke empat adalah Suku asal Sulawesi selain Suku Makassar, Bugis, Minahasa dan Gorontalo. Jumlah terbesar keempat ini sendiri merupakan gabungan dari 208 jenis suku bangsa Sulawesi, Untuk terbesar kelima adalah Suku Madura yang berasal dari Pulau Madura di sebelah timur utara Pulau Jawa yang populasinya menyebar cepat di berbagai wilayah Indonesia hingga mencapai 7,18 juta jiwa atau sekitar 3,03 persen dari populasi penduduk Indonesia.

 

Kemajemukan bangsa Indonesia tidak hanya terlihat dari beragamnya jenis suku bangsa, namun terlihat juga dari beragamnya agama yang dianut penduduk. Suasana kehidupan beragama yang harmonis di lingkungan masyarakat heterogen dengan berbagai latar belakang agama terbangun karena toleransi yang saling menghargai perbedaan. Berbagai kegiatan sosial budaya berciri gotong royong memperlihatkan karakter masyarakat Indonesia yang saling menghormati antara berbagai perbedaan golongan, suku bangsa, hingga agama.

 

Pemeluk agama di Indonesia dari jumlah yang paling banyak berturut-turut adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu Cu, dan agama lainnya. Pada tahun 2010 pemeluk agama Islam mencapai 207,2 juta jiwa atau 87,18 persen, selanjutnya agama Kristen sebesar 16,5 juta jiwa atau 6,96 persen, Katolik 6,9 juta  jiwa atau 2,91 persen, kemudian agama Hindu 4,01 juta jiwa atau 1,69 persen, dan terbesar kelima adalah agama Budha sebesar 1,7 juta jiwa atau 0,72 persen. Sementara itu agama Khong Hu Cu, yang tercatat sebagai agama yang paling akhir diakui pemerintah Indonesia mempunyai pemeluk sebesar 127,1 ribu jiwa atau 0,05 persen.

1.    Keberagaman Suku Bangsa.

Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa berarti sekelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terkait oleh kesadaran dan identitas tersebut. Suku bangsa sering disebut Etnik. Kesadaran dan identitas biasanya dikutkan oleh kesatuan bahasa. Jadi, suku bangsa merupakan gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial karena mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal-usul dan tempat serta asal kebudayaan.

Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa satu dengan lainnya, antara lain bahasa daaerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal. Keberagaman bangsa Indonesia diakibatkan oleh jumlah suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, tahun 2010 di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Antar suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai perbedaan dan itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.

 

 

 

Persebaran sukubangsa di Indonesia, antara lain :

No

Kepulauan

Suku

1

Sumatera

Aceh, gayo, alas, simeulue, tamiang, batak, nias, mentawai, minangkabau, melayu anak dalam, sakai, kerinci, kubu, bajau, palembang, ogan, komiring, pasemah, rawas, rejang, lebong, enggano, lampung, semendo.

2

Jawa

Banten, badui, betawi, sunda, jawa karimun, madura dan tengger

3

Bali

Bali

4

Nusa Tenggara Barat

Sasak, bima, sumbawa, bali

5

Nusa Tenggara Timur

Alor, solor, rote, sabu, sumba, flores, dawan, tetun

6

Kalimantan

Melayu, dayak, bulangan, tidung, abai, banjar.

7

Sulawesi

Bugis, makasar, mandar, toraja, muna, buton, toraja, tolaki, kabaena, maronehe

8

Maluku

Kalisusu, balantak, banggai, minahasa, bolaan, mongondow, sangir, talaud, gorontalo, ambon, jei, tanimbar, seram, ternate, morotai.

9

Papua

Sentani, biak, asmat, manem.

 

Setiap suku memiliki bahasa daerah masing-masing. Dengan banyaknya bahasa daerah ini, menunjukkan beteapa kaya dan beragamnya kebudayaan bangsa Indonesia.

Bahasa daerah yang dipergunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari dalam lingkungan keluarga dan sebagai sarana penghubung dalam pergaulan lingkungan masyarakat. Bahasa daerah yang dipergunakan sebagai sarana penghubung dalam lingkungan masyarakat, misalnya:

a.       Minangkabau berbahasa Minang

b.      Tapanuli berbahasa Batak

c.       Jawa barat berbahasa Sunda

d.      Jawa berbahasa Jawa

e.      Bali berbahasa Bali

f.        Kalimantan berbahasa Dayak

g.       Sulawesi berbahasa Minahasa

h.      Papua berbahasa Airoran, bahasa Abun, dll.

Kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia sangat beragam. Hal itu dibentuk oleh kondisi geografis dan kondisi sosial di setiap daerah di seluruh Indonesia. Kondisi suatu daerah dengan daerah lainnya memiliki berbagai perbedaan.

Kita ambil contoh masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan akan lebih banyak menggantungkan kehidupan dari pertanian. Oleh karena itu, akan berkembang kehidupan sosial budaya masyarakat petani. Sementara itu, dareah pantai akan memengaruhi masyarakatnya untuk memiliki mata pencaharian sebagai nelayan dan berkembanglah kehidupan sosial masyarakat nelayan.

Keragaman bangsa Indonesia tampak pula dalam seni sebagai hasil kebudayaan darah di Indonesia, misalnya dalam beantuk tarian dan nyanyian. Hampir semua daerah atau suku bangsa mempunyai tarian dan nyanyian yang berbeda. Begitu juga dalam bidang seni rupa, setiap daerah mempunyai hasil karya yang berbeda dan manjadi ciri khas daearahnya masing-masing.

Suku Bangsa Jawa.

a.    Nama Bahasa Daerah : Bahasa Jawa

b.    Nama Rumah Adat : Joglo.

c.    Nama Tarian Daerah : Bedhaya Semang, Bedhaya Ketawang, Golek Ayun-ayun, Beksan Srikandi Suradewati, dsb.

d.    Nama Pakaian Daerah :Kebaya, Beskap, Sorjan.

 

Suku Bangsa Sunda

a.         Nama Bahasa Daerah : Sunda

b.         Nama Rumah Adat : Imah Badak Heuay, Imah Togog Anjing, Imah Julang Ngapak, Imah Jolopong, Imah Parahu Kumureb, Capit Gunting.

c.         Nama Tarian Daerah : Tari Merak, wayang, ketuk tilu, jaipong, keurseus, dsb

d.         Nama Pakaian Daerah : komprang, sinjang bundel, Baju pangsi dan kebaya sunda, baju bedahan, jas beludru sulam benang emas, beskap, jas takwa.

 

Suku Bangsa Madura

a.         Nama Bahasa Daerah : Bahasa Madura.

b.         Nama Rumah Adat : Tanean Lanjhang

c.         Nama Tarian Daerah : Tari Rampak Jidor (Sholawat Badar), Topeng Gethak, Rondhing.

d.         Nama Pakaian Daerah : Pesa’an.

 

Suku Bangsa Batak.

a.         Nama Bahasa Daerah : Angkola, Mandailing, Pakpak, Simalungun, Toba, Karo

b.         Nama Rumah Adat : Rumah Bolon.

c.         Nama Tarian Daerah : Tor-Tor Sawan Panguras, Tor-Tor Somba, Tor-Tor Tunggal Panaluan, Tor-Tor Sipitu Cawan.

d.         Nama Pakaian Daerah : Pakaian Ulos

 

 

2.    Keberagaman Agama dan Kepercayaan

Sejak dahulu kala bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, mudah bergaul dengan bangsa lain dan bersedia menerima pengaruh baru sepanjang tidak menimbulkan pertentangan dan penderitaan. Pengaruh dari berbagai bangsa yang mendatangkan kesejahteraan dan ketentraman hidup selalu diterima baik oleh bangsa Indonesia. Hal tersebut mendorong masuknya berbagai agama ke Indonesia.

Ajaran agama Hindu berasal dari India sudah masuk ke Indonesia sekitar abad IV ditandai dengan berdirinya kerajaan Kutai Tarumanegara di Kalimantan. Agama Budha dibawa oleh bangsa India yang sudah berdagang ke Indonesia mulai abad ke-VII. Ajaran agama Islam dibawa oleh pedagang Gujaerrat dan parsi sekitar abad ke-13. Kedatangan bangsa Eropa membawa ajaran agama Kristen dan Katholik, sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Khonghucu.

 (gambar keberagaman Agama di Indonesia)

 

Berbagai ajaran agama diterima oleh bangsa Indonesia karena masyarakat sudah mengenal kepercayaan seperti animisme dan dinamisme. Agama mengajarkan kepada umatnya agar berbuat baik dan benar. Melakukan kebaikan dan menegakkan kebenaran adalah perintah Tuhan yang wajib dilaksanakan. Kesadaran beragama merupakan perwujudan keyakinan manusia terhadap keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.

Islam

- Kitab suci : Al Qur'an

- Tempat ibadah : Masjid

- Hari besar : idul fitri , idul adha

- Upacara keagamaan : Jum’atan, Puasa Ramadhan, Maulid Nabi Muhammad Shallahu Alaihi wa Sallam

 

Kristen Protestan 

- Kitab suci : Injil

- Tempat ibadah : Gereja Kristen

- Hari besar : Natal

- Upacara keagamaan : Upacara Kedatangan 3 Raja

Kristen Katolik

- Kitab suci : Injil

- Tempat ibadah : Gereja Katolik

- Hari besar : Paskah 

- Upacara keagamaan : Kenaikan Isa Al-Masih

Hindu

- Kitab Suci : Weda

- Tempat ibadah : Pura

- Hari besar : Nyepi

- Upacara keagamaan : Ngaben

Budha 

- Kitab suci : Tripitaka

- Tempat ibadah : Wihara

- Hari besar : Katina

- Nama Upacara Keagamaan : Waisak

Khonghucu

- Kitab Suci : Wu Jing , Si Shu , dan Xiao Jing

- Tempat ibadah : Klenteng

- Nama Hari Besar Keagamaan : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh.

- Nama Upacara Keagamaan : Cap Go meh, Cheng Beng, Membagikan Angpau.

 

3.    Keberagaman Ras

Pada dasarnya manusia diciptakan dalam kelompok ras yang berbeda-beda yang merupakan hak mutlak Tuhan Yang Maha Esa. Istilah ras berasal dari bahasa Inggris, yaitu “race”. Dalam Undang-undang nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, menyebutkan bahwa ras adalah golongan bangsa brdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan. Setiap manusia memiliki perbedaan ras dengan manusia lainnya karena adanya perbedaan ciri-ciri fisi, seperti warna mata dan ciri fisik yang lainnya.

Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman ras. Hal ini disebabkan oleh kedatangan bangsa asing ke wilayah Indonesia, sejarah penyebaran ras di dunia, serta letak dan kondisi geografis wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada dalam masyarakat Indonesia antara lain:

-         Ras Malayan-Mongoloid yang ada di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan dan Sulawesi.

-         Ras Melanesoid yang mendiami daerah Papua, Maluku, dan Nusa tenggara timur

-         Ras Asiatic Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang dan Korea. Ras ini tersebar di seluruh Indonesia.

-         Ras Kaukasoid yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa dan Amerika.

 (gambar keberagaman ras)

1. Suku Bangsa / Ras Papua Melanesia.

Bangsa yang mempunyai ciri kulit hitam, rambut keriting, badan kekar, hidung mancung, dan bibir tebal ini banyak terdapat di Pulau Papua dan Kepulauan Aru yang terkenal dengan sebutan suku Tapiro. Suku Tapiro ini mempunyai ciri-ciri yang sama dengan suku Aeta di Filipina dan suku Semang di Malaysia.

Ras Papua Melanesia merupakan suku bangsa asli yang mendiami Indonesia sebelum datangnya nenek moyang bangsa Indonesia.

2. Suku Bangsa / Ras Veddoid

Telah disebutkan sebelumnya bahwa ras Veddoid merupakan ras khusus yang mempunyai ciri sendiri. Orang-orang Veddoid mempunyai ciri, antara lain perawakan kecil, rambut berombak, dan kulit sawo matang. Mereka berasal dari Sri Langka.

Suku bangsa di Indonesia yang termasuk ras Veddoid, yaitu Suku Toala di Semenanjung Barat Daya Sulawesi, Suku Tomuna di Pulau Muna, Suku Gayo di sekitar Danau Toba, Suku Kubu di Jambi, Suku Sakai di Siak, dan Suku Tomuna di Kepulauan Mentawai. Suku-suku tersebut mempunyai persamaan ciri dengan Suku Senai di Malaysia.

 

3. Suku Bangsa / Ras melayu Tua / Proto Melayu

Bangsa Proto Melayu adalah ras yang dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Meraka berasal dari Daratan Asia atau tepatnya Yunan di Asia Utara dan datang ke Indonesia dalam berbagai gelombang. Bangsa ini adalah bagian dari gelombang pertama yang datang sekitar tahun 200 SM dan bergerak menuju ke Selatan memasuki daerah Indonesia melalui Vietnam (Indo China). Dalam perjalanannya menuju Indonesia, ada beberapa dari mereka yang tinggal di wilayah-wilayah mereka lewati.

Sehingga ras ini ada di beberapa negara selain Indonesia. Mereka tersebar di Semananjung Melayu, Filiphina, Kepaulauan Pasifik sampai Madagaskar. Mereka yang datang merupakan ras Melayu Mongoloid, yang mempunyai ciri-ciri : rambut ikal atau lurus, muka bulat, kulit sawo matang, badan tinggi ramping, hidung sedang / lebar, kebudayaan masih asli, menganut paham animisme dan dinamisme, dan membawa kebudayaan zaman batu muda (neolithikum). Suku bangsa di Indonesia yang termasuk golongan ini adalah Suku Batak di Sumatera Utara, Suku Toraja di Sulawesi Selatan, Suku Sasak di Lombok, Suku Nias di Kepulauaun Nias, Suku Kubu di Sumatera Selatan, dan Suku Dayak di Kalimantan Tengah .

4. Suku Bangsa/ Ras Melayu Muda/ Deutro Melayu

Deutro Melayu sebenarnya juga merupakan golongan Melayu Mongoloid dengan ciri-ciri fisik yang sama. Mereka juga datang dari Yunan (Asia Utara) pada sekitar tahun 500 SM dan dianggap sebagai gelombang kedua datangnya nenek moyang di Indonesia.
Selain ciri-ciri fisik yang sama, Ras melayu Muda mempunyai ciri-ciri antara lain : membawa kebudayaan zaman perunggu dan sudah tidak menganut paham animisme dan dinamisme. Di Indoensia mereka dipengaruhi oleh bebagai agama yang ada, seperti agama Hindu dan Budha dari penduduk Indonesia umumnya pada saat itu, agama Kristen dari bangsa Eropa, dan agama Islam dari orang-orang Aceh.

Suku bangsa di Indoensia yang masih ada dan termasuk ras Melayu Muda antara lain Suku Jawa, Suku Abli, Suku Madura di Jawa Timur, Suku Banjar di Kalimantan Selatan, Suku Aceh, Suku Minagkabau di Sumatera Barat, dan Suku Bugis di Sulawesi Selatan.

 

 

4.    Keberagaman Antargolongan

Keberagaman yang ada di Indonesia itu sangat banyak tidak hanya keberagaman suku, agama dan ras, tetapi juga dalam keberagaman masyarakat. Keberagaman masyarakat di Indonesia dapat dilihat dari struktur masyarakatnya. Keberagaman  masyarakat di Indonesia dapat dilihat dari struktur masyarakatnya. Struktur masyarakat Indonesia menurut Syarif Moeis (2008) ditandari dengan dua ciri. Pertama secara horizontal ditandai dengan kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama adat istiadat, dan kedaerahan. Secara vertikal ditandai dengan adanya lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.

Dalam sosiologi, adanya lapisan dalam masyarakat itu disebut “social stratification” atau biasa disebut dengan kelas sosial. Adanya perbedaan kelas dalam lapisan masyarakat menyebabkan terjadinya penggolongan kelas-kelas secara bertingkat. Hal itu diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang dan kelas rendah dengan ditandai oleh adanya ketidakseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban individu dan kelompok di dalam suatu sistem sosial. Dengan demikian, dalam kelas sosial terdapat penggolongan manusia secara bertingkat atas dasar kedudukan atau status sosial sehingga menyebabkan perbedaan antara hak dan kewajiban.

Selain dilihat dari lapisan masyarakat atau kelas sosial, keberagaman masyarakat ditandai oleh adanya segmentasi dalam bentuk kelompok-kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Kelompok-kelompok tersebut dapat berupa kesatuan-kesatuan sosial dan organisasi kemasyarakatan. Adanya kelas sosial dan kesatuan sosial membentuk golongan-golongan di masyarakat. Setiap golongan terdiri dari dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan satu sama lain dalam sebuah struktur.

Keberagaman antargolongan tidak boleh menyebabkan terjadninya perselisihan dan perpecahan di masyarakat. Adanya keberagaman antargolongan harus menjadi pendorong terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa, dan pendorong tumbuhnya kesadaran setiap warga negara akan pentingnya pergaulan demi memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa misalnya golongan kelas tinggi membantu golongan kelas rendah. Oleh karena itu, ciri golongan tidak ditonjolkan demi kepentingan nasional.