SEJARAH
BERDIRINYA DINASTI AYYUBIYAH
1.
Berdirinya
dinasti Ayyubiyah
Ayyubiyah
adalah sebuah dinasti sunni yang berkuasa dimesir, suriah, sebagian yaman,
irak, mekah, hejaz dan dyarbakir. Dinasti ini didirikan oleh salahuddin
alayyubi pada tahun 1174M. nama lengkapnya adalah salahuddin yusuf ibn ayyub ia
berasal dari suku kerdi hadzbani, ia adalah putra najmudin ayyub dan keponakan
asaddudin syirkuh. Najmudin ayub dan asadudin syirkuh hijrah dari kampung
halamanya didekat danau fan ke takrit, irak. Salahuddin lahir dibenteng takrit
pada tahun 532H atau 1137M. ketika ayahnya menjadi penguasa seljuk di takrit,
pada saat itu ayah dan pamannya mengabdi kepada imaddudin zanky, seorang
gubernur seljuk untuk kota mousul, irak. Ketika imaduddin berhasil merebut wilayah
balbek, libanon pada tahun 534H (1139M). najmudin ayub diangkat menjadi
gubernur balbek dan menjadi abdi raja suryah, yakni nuruddin mahmud. Selama
dibalbek inilah salahudin menekuni teknik dan strategi perang serta politik.
Selanjutnya dia mempelajari teologi sunni selama sepuluh tahun didamaskus,
dalam lingkungan istana nuruddin.
2. Biografi Tokoh
Salahuddin Al-Ayyubi
Shalahuddin
Al-Ayyubi berasal dari bangsa Kurdi Ayahnya
Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuhhijrah (migrasi) meninggalkan
kampung halamannya dekat Danau Fan dan pindah ke daerah Tikrit (Irak). Shalahuddin lahir di benteng Tikrit, Irak
tahun 532 H/1137 M, ketika ayahnya menjadi penguasa Seljuk
di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada 1Imaduddin
Zanky, gubernur
Seljuk untuk kota Mousul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut
wilayah 1Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M, Najmuddin Ayyub (ayah
Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek dan menjadi pembantu dekat
Raja Suriah 1Nuruddin
Mahmud. Selama di
Balbek inilah, Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang,
strategi, maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di
Damaskus untuk mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam lingkungan istana Nuruddin.
Pada tahun 1169, Shalahudin diangkat menjadi seorang wazir (konselor).
Bersama dengan
pamannya, salahuddin melawan tentara perang salib pada tahun 559-564H
(1164-1168M). mereka berhasil mengusirnya dari mesir sejak saat itu asaduddin
syirkuh diangkat menjadi perdana menteri khilafah fathimiyah. Setelah pamannya
meninggal jabatan perdana menteri dipercayakan kepada salahuddin al ayyubi pada
tahun 1169M. disana, ia mewarisi peranan sulit yaitu mempertahankan mesir dan
melawan penyerbuan dari kerajaan latin jerrussalem. Pada saat itu tidak ada
seorangpun yang menyangka dia dapat bertahan lama dimesir namun keberhasilan
salahuddin dalam mematahkan serangan tentara dan pasukan romawi bzantium yang
melancarkan perang salib kedua terhadap mesir membuat para tentara mengakuinya
sebagai penggganti pamannya.
3. Masa
pemerintahan dinasti ayyubiyah
Pada awal
kedudukannya sebagai perdana menteri, ia masih menghormati simbol-simbol syiaha
pada pemerintahan al adid lidinillah. Namun setelah al adid meninggal pada
tahun 1171M, salahuddin menyatakan loyalitasnya kepada khalifah abbasiyah (al
mustadi) dibagdad dan secara formal menandai berakhirnya rezim fathimiyah di
kairo. Ia tetap mempertahankan lembaga-lembaga ilmiah yang didirikan oleh
dinasti fathimiyah tetapi mengubah orientasi keagamaannya dari syiah menjadi
sunni. Hal ini sesuai dengan perintah sultan nuruddin dia memerintahkan
salahuddin untuk mengambil kekuasaan dari tangan khilafah fathimiyah dan
mengembalikannya kepada khilafah abbasiyah di bagdad.
Penaklukan
mesir oleh salahuddin pada tahun 1171M tersebut membuka jalan bagi pembentukan
mazhab-mazhab hukum sunni dimesir. Salahuddin memberlakukan mazhab hanafi,
sebelumnya mazhab syafiiyah yang berlaku didinasti fatiniyah. Keberhasilan
tersebut mendorongnya untuk menjadi penguasa otonom dimesir. Dalam
mengsolidasikan kekuatannya, ia memanfaatkan keluarganya untuk melakukan
ekspansi kewilayah lain. Saudaranya dikirim untuk menguasai yaman pada tahun
1173M. taqiyuddin, keponakannya diperintahkan untuk melawan tentara salib di
dimyat. Adapun syihabuddin, pamannya diberi kekuasaan untuk menduduki mesir
hulu. Dari mesir, salahuddin juga dapat menyatukan syiria dan mesofotamiya
menjadi sebuah kesatuan negara muslim. Pada tahun 1174 ia menrebut damaskus
kemudian alippo tahun 1185 dan merebut mousul pada 1186.
Pada masa
pemerintahan salhudidin kekuatan militernya terkenal sangat tangguh pasukannya
diperkuat oleh pasukan Barbar turki, dan afrika ia juga membangun tembok kota
diakiro dan bukit muqattam sebagai benteng pertahanan. Dalam hal perekonomian,
ia bekerja sama dengan penguasa muslim diwilayah lain. Disamping itu, ia juga
menggalakan perdaganggan dengan kota-kota dilaut tengah, lautan hindia dan
menyempurnakan sistem perpajakan atas dasar inilah ia melancarkan gerakan
offensif (penyerangan dengan membabibuta) untuk merebut al quds (jerussalem)
dari tangan tentara salib yang dipimpin oleh guy de lusignan di hittin.
Akhirnya pasukannya berhasil menguasai jerussalem pada tahun 1187M. ini berarti
jerussalem dapat dikuasai oleh orang muslim untuk kedua kalinya setelah delapan
puluh tahun dikuasai oleh kaum kristiani. Setelah kejadian itu orang-orang
frank tersingkirkan, meskipun hanya untuk sementara. Usaha besar-besaran telah
dilakukan pasukan salib dari inggris, prancis dan jerman pada tahun 1189-1192M
namun tidak berhasil mengubah kedudukan salahuddin. Setelah perang berakhir
salahuddin memindahkan pusat pemerintahan ke damaskus.
Perjuangan
salahuddin dalam merealisasikan tujuan-tujuan utamanya yaitu mengeluarkan kaum
salib dari baitul makdis dan mengembalikan pada persatuan umat islam, telah
menghabiskan kekuatannya dan mengganggu kesehatannya. Ia meninggal dan
dimakamkan di damaskus pada tahun 1193M, setelah dua puluh lima tahun
memerintah sebelum meninggal ia membagikan kekaisaran ayyubiyah kepada para
anggota keluarga. Oleh karena itu, pengendalian dari pusat tetap berada dibawah
kekuasaan almalik al adil (saudaranya) dan keponakannya al kamil mereka membagi
imperiumnya menjadi sejumlah kerajaan kecil mesir, damaskus, alleppo dan
kerajaan mousul sesuai dengan gagasan saljuk bahwa negara merupakan warisan
keluarga raja. Meskipun demikian ayyubiyah tidak mengalami perpecahan,
karena dengan loyalitas kekeluargaan mesir di integrasikan dalam berbagai
imperium. Mereka menata pemerintahan dengan sistem birokrasi masa lampau yang
telah berkembang dinegara-negara mesir dan siriya melalui distribusi iqta
kepada pejabat-pejabat militer yang berpengaruh.
Ayyubiyah
secara khusus enggan melanjutkan pertempuran melawan sisa-sisa kekuatan pasukan
salib. Mereka lebih memprioritaskan untuk mempertahankan mesir, karena kesatuan
mulai melemah akhirnya pada masa pemerintahan al kamil, dinasti ayyubiyah yang
bertempat di Diyar bakr dan al jazirah mendapat tekanan dari dinasti seljuk rum
dan dinasti khiwarazim syah. Selanjutnya, al kamil mengembalikan jerussalem
kepada kaisar fredrick II yang membawa kedamaian dan kestabilan ekonomi bagi
mesir dan syiria. Oleh karena itu, pada masa tersebut perdagangan kembali
dikuasai oleh kekuatan kristen mediterrania. Setelah al kamil meninggal yakni
pada tahun 1238M, dinasti ayyubiyah dirongrong oleh pertentangan-pertentangan
intern pemerintah.
4. Berakhirnya
Dinasti Ayyubiyah
Runtuhnya
dinasti ayyubiyah dimulai pada masa pemrintahan sultan ash shalih. Pada masa
pemerintahan ash shalih terjadi serangan pasukan budak (mamluk) dari turki yang
berhasil merebut kekuasaan dimesir. Walupun sebelumnya pasukannya berhasil
menaklukan perang salib ke enam yang dipimpin ranja perancis ST Louis,
Setelah ash shalih meninggal pada tahun 1249M, kaum mamluk mengangkat
istri ash shalih, syajarat ad durr sebagai sultan. Dengan demikian berakhirlah
pemerintahan dinasti ayyubiyah dimesir. Meskipun demikian dinasti ayyubiyah
masih berkuasa disuryah. Pada tahun 1260M tentara mongol hendak menyerbu mesir.
Komando tentara islam dipegang oleh qutuz, panglima perang mamluk. Dalam
pertempuran diain jalut, qutuz berhasil mengalahkan tentara mongol dengan
gemilang. Selanjutnya, qutuz mengambil alih kekuasaan dinasti ayyubiyah. Sejak
itu, berakhirlah kekuasaan dinasti ayyubiyah.
5. Perkembangan
dinasti ayyubiyah.
Ilmu
Pengetahuan Pada Masa Dinasti Ayyubiyah
Sebagaimana dinasti-dinasti
sebelumnya, dinasti ayyubiyah juga mencapai kemajuan yang gemilang dibidang
ilmu pengetahuan diantaranya.
A.
Bidang
pendidikan
Pemerintahan dinasti ayyubiyah telah berhasil menjadikan
damaskus sebagai kota pendidikan hal ini ditandai dengan dibangunnya dar al
hadis al kamilah pada tahun 1222M dan madrasha ash shauhiyyaha pada tahun
1239M. Dar al hadis al kamilah dibangun untuk mengajarkan pokok-pokok hukum
yang secara umum terdapat didalam mazhab hukum sunni. Adapun madrasha ash
shauhiyyaha berperan sebagai pusat pengajaran empat mazhab.
B.
Bidang arsitektur
Kemajuan dalam
bidang arsitektur dapat dilihat pada monumen bangsa arab, bangunan masjid
dibeirut yang mirip gereja dan istana-istana yang menyerupai gereja.
C.
Bidang
filsafat dan keilmuan
Bukti kongkrit
dari kemajuan filsafat dan keilmuan pada dinasti ayyubiyah adalah adelasd of
bath, karya-karya orang arab tentang astronomi dan geometri, penerjemahan
bidang kedokteran. Pada bidang kedokteran juga telah didirikan sebuah rumah
sakit bagi orang yang menderita cacat pikiran.
D.
Bidang industry
Kemajuan
dinasti ayyubiyah dibidang industri dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh
seorang siriya yang lebih canggih dibanding buatan orang barat. Terdapat pabrik
karpet, pabrik kain dan pabrik gelas.
E.
Bidang ekonomi
dan perdagangan
Dalam hal
perekonomian dinasti bekerja sama dengan penguasa muslim diwilayah lain.
Disamping itu, ia juga menggalakkan perdagangan dengan kota-kota dilaut tengah,
lautan hindia dan menyempurnakan sistim perpajakan. Pada bidang perdagangan,
dinasti ini membawa pengaruh bagi eropa dan negara-negara yang dikuasainya.
Dieropa terdapat perdagangan agriculture dan industri. Hal ini menimbulkan
perdagangan internasional melalui jalur laut, sejak saat itu dunia ekonomi dan
perdangan sudah mengguakan sistem kredit, bank termasuk Letter of Credit (lc),
bahkan ketika itu sudah ada uang yang terbuat dari emas. Selain itu juga
dimulai percetakan mata uang dirham campuran (fulus). Percetakan fulus yang
merupakan mata uang dari tembaga dimulai pada masa pemerintahan sultan muhammad
al kamil ibn al adil al ayyubi, percetakan unag fulus tersebut dimaksudkan
sebagai alat tukar terhadap barang-barang yang tidak signifikan denga rasio 48
fulus untuk setiap dirhamnya.
F.
Bidang militer
Pada masa
pemerintahan salahuddin, kekuatan militernya terkenal sangat tangguh.
Pasukannya diperkuat oleh pasukan Barbar, turki dan afrika. Ia juga membangun
tembok kota di kairo dan muqattam sebagai benteng pertahanan. Selain memiliki
alat-alat perang seperti kuda pedang dan panah dinasti ini juga memiliki burung
elang sebagai kepala burung-burung dalam peperangan. Disamping itu adanya
perang salib membawa dampak positif, keuntungan dibidang industri, perdagangan
dan intelektual misalnya dengan adanya irigasi.
G.
Bidang
kebudayaan
Salahuddin al
ayyubi menjadi tokoh yang meneladankan satu konsep dan budaya, yaitu perayaan
hari lahir nabi Muhammad SAW yang kita kenal dengan sebutan maulud atau
maulid. Maulud atau maulid ini berasal dari kata milad yang berarti tahun dan
bermakna seperti pada istilah ulang tahun.
6.
Sebab-Sebab
Terjadinya Perang Salib
Perang Salib (491 H – 692 H/ 1097 M – 1292 M) ialah suatu peperangan yang
dilakukan oleh umat Kristen Eropa terhadap umat Islam dengan tujuan untuk
membebaskan Palestina, khususnya kota suci Yerusalam dan kekuasaan umaat
Islam. Perang Salib ini berlangsung selama kurang ± 200 tahun, terdiri
atas tujuh gelombang yang menyebabkan berjuta-juta orang gugur baik dari pihak
Islam maupun pihak Kristen.
Peperangan
tersebut dinamakan Perang Salib karena tentara Kristen memakai lambang Salib
dalam rangka mempersatukan umat Kristen untuk menghadapi umat Islam. Sebenarnya
Perang Salib ini bukanlah semata-mata perang agama tetapi ada latar belakang
lain yang mempengaruhinya, antara lain
Pertama, Perebutan
kekuasaan antara Timur dan Barat yang berlangsung sejak zaman Rumawi di Barat,
dan Persia (Sekarang Iran) di Timur, padahal Persia dahulu dikenal beragama
Majusi.
Kedua, Agama
Kristen berkembang pesat di Eropa setelah Paus Paulus mengalihkan kiblatnya ke
Roma dan menjauhkan dari ajaran aslinya di tempat kelahirannya di Timur.
Kemudian datang agama Islam menghancurkan penjajahan Eropa yang bertopeng agama
Kristen di Syiria, Mesir dan Afrika Utara. Islam masuk ke daratan Eropa yaitu
dengan menguasai Andalusia (Spanyol) di Barat dan Konstantinopel di Timur. Dengan
masuknya Islam ke Eropa maka orang Kristen di Eropa menggalang persatuan untuk
menghadapi kekuasaan Islam.
Ketiga, Di bidang
perdagangan Eropa ingin sekali menguasai kembali pelabuhan-pelabuhandi laut
Tengah, sehingga mereka dapat menguasai perdagangan antara Timur dan Barat.
Keempat, Sebagian
pembesar Eropa ingin menguasai tanah-tanah yang subur di negara Timur, untuk
itu mereka memberikan peluang kepada budak-budak untuk memerdekakan diri dengan
jalan ikut Perang Salib.
Kelima, Para
peziarah dari Eropa sering menbuat kekacauan selama berada di Palestina. Mereka
membawa obor dan pedang serta pasukan pengawal yang bersenjata lengkap, sering
menimbulkan kerusuhan di antara mereka. Untuk lebih menganmankan suasana,
penguasa Islam melarang peziarah membawa senjata serta obor, tetapi larangan
itu mereka anggap sebagai suatu penghinaan terhadap ajaran Kristen, apa lagi
sebagian dari peziarah itu terdiri dari penjahat-penjahat yang ingin menghapus
dosanya. Para pemimpin agama Kristen mengeluarkan pernyataan yang
mengatakan bahwa para penjahat tidak akan diampuni dosanya kecuali bila mereka
melakukan ziarah ke Baitul Maqdis.
7.
Meneladani Sipat-Sipat Shalahuddin Al Ayyubi, Pahlawan Islam Dari Seratus
Medan Pertempuran (1137 – 1193 M) SULTAN SALAHUDDIN AL-AYYUBI,
Namanya
telah terpateri di hati sanubari pejuang Muslim yang memiliki jiwa patriotik
dan heroik, telah terlanjur terpahat dalam sejarah perjuangan umat Islam karena
telah mampu menyapu bersih, menghancurleburkan tentara salib yang merupakan
gabungan pilihan dari seluruh benua Eropa.
Konon guna
membangkitkan kembali ruh jihad atau semangat di kalangan Islam yang saat itu
telah tidur nyenyak dan telah lupa akan tongkat estafet yang telah diwariskan
oleh Nabi Muhammad saw., maka Salahuddinlah yang mencetuskan ide dirayakannya
kelahiran Nabi Muhammad saw. Melalui media peringatan itu dibeberkanlah
sikap ksatria dan kepahlawanan pantang menyerah yang ditunjukkan melalui
“Siratun Nabawiyah”. Hingga kini peringatan itu menjadi tradisi dan membudaya
di kalangan umat Islam.
Jarang sekali
dunia menyaksikan sikap patriotik dan heroik bergabung menyatu dengan sifat
perikemanusian seperti yang terdapat dalam diri pejuang besar itu. Rasa
tanggung jawab terhadap agama (Islam) telah ia baktikan dan buktikan dalam
menghadapi serbuan tentara ke tanah suci Palestina selama dua puluh tahun, dan
akhirnya dengan kegigihan, keampuhan dan kemampuannya dapat memukul mundur
tentara Eropa di bawah pimpinan Richard Lionheart dari Inggris.
Hendaklah
diingat, bahwa Perang Salib adalah peperangan yang paling panjang dan dahsyat
penuh kekejaman dan kebuasan dalam sejarah umat manusia, memakan korban ratusan
ribu jiwa, di mana topan kefanatikan membabi buta dari Kristen Eropa menyerbu secara
menggebu-gebu ke daerah Asia Barat yang Islam.
Seorang
penulis Barat berkata, “Perang Salib merupakan salah satu bagian sejarah yang
paling gila dalam riwayat kemanusiaan. Umat Nasrani menyerbu kaum Muslimin
dalam ekspedisi bergelombang selama hampir tiga ratus tahun sehingga akhirnya
berkat kegigihan umat Islam mereka mengalami kegagalan, berakibat kelelahan dan
keputusasaan. Seluruh Eropa sering kehabisan manusia, daya dan dana serta
mengalami kebangkrutan sosial, bila bukan kehancuran total. Berjuta-juta
manusia yang tewas dalam medan perang, sedangkan bahaya kelaparan, penyakit dan
segala bentuk malapetaka yang dapat dibayangkan berkecamuk sebagai noda yang
melekat pada muka tentara Salib. Dunia Nasrani Barat saat itu memang dirangsang
ke arah rasa fanatik agama yang membabi buta oleh Peter The Hermit dan para
pengikutnya guna membebaskan tanah suci Palestina dari tangan kaum Muslimin.
dari sejarah
ini, banyak yang kita pelajari, mulai dari perjuangan, pengorbanan, harapan,
hingga mengorbankan nyawa untuk memperjuangkan agama islam, dari yahudi dan
nasrani.
sungguh tokoh
yang harus patut kuta contoh, dari kecil tlah belajar mencintai negara, agama,
dan akidahnya, hingga ia bisa menaklukan beberapa negara, perang salib pun,
beliau jadi komandan yang paling depan untuk memerangi umat yang mau
menghancurkan umat islam.
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA DINASTI AL AYYUBIYAH
A.
Sejarah
Berdirinya Dinasti Al-Ayyubiyah
Pendiri
Dinasti Ayyubiyah (567 – 648 H / 1171 – 1250 M) adalah Shalahudin Yusuf
al-Ayyubi putra dari Najamuddin bin Ayyub lahir di Takriet 532 H/1137 M
meninggal 589 H/ 1193 M dimasyurkan oleh bangsa Eropa dengan nama Saladin
pahlawan perang salib dari keluarga Ayyubiyah suku kurdi. Dinasti ini berdiri
di atas sisa-sisa Dinasti Fatimiyah di Mesir yang bercorak Syi’i dan ia ingin
mengembalikannya ke faham sunni-Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Pada masa Nuruddin
Zanki (gubernur Suriah dari bani Abbasiyah), Shalahuddin diangkat sebagai
panglim tentara di Balbek, kehidupannya penuh dengan perjuangan dan peperangan
karena ditugaskan untuk menghadapi tentara salib dalam merebut kembali Baitul
Maqdis (kota Yerussalem) yang sudah dikuasai selama 92 tahun (perhitungan tahun
hijriyah) atau selama 88 tahun (perhitungan tahun masehi) oleh tentara salib.
Di saat Mesir
mengalami krisis di segala bidang maka orang-orang Nasrani memproklamirkan
perang Salib melawan Islam, yang mana Mesir adalah salah satu Negara Islam yang
diintai oleh Tentara Salib. Shalahudin al-Ayyubi seorang panglima tentara Islam
tidak menghendaki Mesir jatuh ke tangan tentara Salib, maka dengan sigapnya
Shalahudin mengadakan serangan ke Mesir untuk segera mengambil alih Mesir dari
kekuasaan Fatimiyah yang jelas tidak akan mampu mempertahankan diri dari
serangan Tentara Salib. Menyadari kelemahannya Dinasti Fatimiyah tidak banyak
memberikan perlawanan, mereka lebih rela kekuasaannya diserahkan kepada
Shalahudin dari pada diperbudak tentara salib yang kafir. Maka sejak saat itu
selesailah kekuasaan Dinasti Fatimiyah di Mesir, berpindah tangan ke Shalahudin
al-Ayyubi. Shalahuddin al Ayyubi yang telah menguasai Halb dan Maushil,
menjadikan pasukan salib terkepung di Baitul Maqdis oleh pasukan Shalahuddin al
Ayyubi. Di utara oleh pasukan Shalahuddin al Ayyubi di Suriah, dari selatan
oleh pasukan di Mesir, dan dari timur pasukan di Yordania. Jadi
berdirilah negara Ayyubiyah dengan kepala pemerintahan Shalahuddin al Ayyubi
yang wilayahnya mencakup Mesir, Suriah, sebagian wilayah Irak dan Yaman.
B.
Tokoh Ilmuwan
Muslim dan Perannya dalam Kemajuan Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa Dinasti
Al Ayyubiyah
Pada masa
dinasti Ayyubiyah, Shalahuddin al Ayyubi beserta keluarga dan pendiri-pendiri
dinasti sangat memperhatikan kelangsungan berbagai bidang termasuk bidang
pendidikan dan pengetahuan. Sehingga bermunculan tokoh-tokoh ilmuwan yang
sangat berpengaruh pada perkembangan kebudayaan atau peradaban Islam, mereka di
antaranya adalah:
1.
Abdul Latif al Bagdadi dan Al - Hufi, ahli ilmu
mantiq dan bayan (bahasa)
2.
Syekh Abul Qasim al Manfalubi, ahli Fiqih
3.
Syamsudin Khalikan, ahli sejarah
4.
Abu Abdullah al Quda’i, ahli Fiqih, Hadits dan
Sejarah
5.
Abu Abdullah Muhammad bin Barakat, ahli nahwu
6.
Hasan bin Khatir al Farisi, ahli Fiqih dan Tafsir
7.
Maimoonides, ahli ilmu astronomi, ilmu
ke-Tuhanan, tabib, dan terutama sebagai ahli filsafat.
8.
Ibn al Baytar (1246 M), dokter hewan dan medikal.
Beberapa karyanya yang sampai saat ini masih terkenal di wilayah Eropa tentang
buku ramuan obat Islam “ Management Of The Drug Store”
9.
Sejumlah penulis, sastarawan, dan ilmuwan
termuka, seperti Abu Firas Al Hamadani dan Thayib al Mutanabbi.
C.
Ibrah
Perkembangan Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa Dinasti Al-Ayyubiyah untuk Masa
Kini dan Yang Akan Datang
Shalahuddin al
Ayyubi sangat berusaha keras dalam menghadapi perang salib, dan dalam
membentengi umat Islam dari kristenisasi. Misalnya memberi sumber untuk
pembangunan masjid, pembuatan sekolah gratis kepada siswa muslim yang tidak
mampu, dan pemberian sandang pangan bekas namun masih layak pakai. Sikap
seorang negarawan yang tegas dan berani sepertinya patut dicontoh apalagi pada
saat sekarang ini yang lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada
kepentingan bersama. Seperti sikap tegas Shalahuddin yang langsung mencopot
jabatan para amir yang lemah di mana keberadaan mereka justru mengganggu
gerakan jihad yang mulai digelar olehnya, para aparatur yang melakukan korupsi,
dan yang bersekongkol dengan penjahat dan perampok. Rasa yang sangat
mengutamakan pendidikan dan pengetahuan juga penting untuk dilanjutkan pada
setiap generasi. Karena ilmu dan pendidikan merupakan modal utama untuk menjaga
dan mempertahankan kebudayaan atau peradaban Islam. Ilmu juga mendapat tempat
yang sama pentingnya dengan agama, yaitu untuk mengetahui ajaran-ajaran agama
dan hukum-hukum Islam.
D.
Meneladani
Sikap Keperwiraan Shalahuddin al-Ayyubi
Shalahudin al
Ayyubi adalah seorang muslim yang tahu akan agamanya dan kosekuen dengannya. Ia
tahu hak tanah airnya kemudian mempertahankannya. Ia tahu hak-hak saudaranya
kaum Muslimin kemudian menunaikan hak-hak tersebut dengan sebaik-baiknya.
Shalahudin al Ayyubi juga merupakan panglima perang Muslim yang dihormati kawan
dan dikagumi lawan karena akhlaknya dan tindakannya yang tangguh tetapi tetap
mengakui hak asasi manusia dalam setiap peperangan yang dilakukannya. Sikap
keperwiraan Shalahudin al Ayyubi lainnya yang baik dicontoh adalah:
1.
Membela agama dan rakyat
2.
Memadamkan pemberontakan
3.
Menghadapi tentara salib
4.
Mempertahankan agama dan negara