Selamat Datang

Senin, 30 November 2020

MAKALAH AKHIR MASA KANAK-KANAK

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan masa akhir kanak-kanak merupakan kelanjutan dalam masa awal anak-anak. Periode ini berlangsung dari usia 6 tahun hingga tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Permulaan masa akhir kanak-kanak ini ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku.

Dalam studi ilmu jiwa perkembangan dapat di lacak dan dipahami perkembangan dari satu fase kehidupan ke fase kehidupan yang lain. Dalam memahami ini dalam dunia pendidikan misalnya, maka dapat disusun kurikulum, materi, metode, sarana, dan alat-alat yang sesuai dengan situasi dan kondisi diri anak didik menurut jengjang pendidikan yang ada. Demikian juga bagi orang tua, akan diketahui pertumbuhan dan perkembangan anak serta model-model pelayanannya. Sehingga setiap individu diharapkan bisa menjalani tugas perkembangan dengan baik sekaligus beradaptasi dengan lingkungannya dengan baik pula.

Akhir masa kanak-kanak secara tepat dapat diketahui, tetapi orang tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan seksual. Yaitu criteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan masa remaja-timbuknya tidak selalu pada usia yang sama. Ini disebabkan perbedaaan dalam kematangan seksual anak laki-laki dan anak perempuan.

Dalam makalah ini akan dikemukakan mengenai bagaimana proses perkembangan pada masa kanak-kanak akhir. Dan akan dibahas pula mengenai perkembangan anak pada aspek kognitif, emosi, dan bahasanya.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa saja peningkatan dalam pengertian akhir masa kanak – kanak ?

2.      Bagaimana minat pada akhir masa kanak – kanak ?

3.      Apa saja perubahan – perubahan dalam hubungan keluarga pada akhir masa kanak- kanak ?

4.      Apa saja perubahan – perubahan kepribadian ?

5.      Apa bahaya pada akhir masa kanak – kanak ?

6.      Apa saja kebahagiaan pada akhir masa kanak – kanak ?

C.    TUJUAN MASALAH

1.      Untuk mengetahui peningkatan dalam pengertia akhir masa kanak – kanak

2.      Untuk mengetahui sikap dan perilaku moral

3.      Untuk mengetahui penggolongan peran seks

4.      Untuk mengetahui perubahan – perubahan dalam hubungan keluarga pada akhir masa kanak - kanak

5.      Untuk mengetahui perubhana – perubahan kepribadian

6.      Untuk mengetahui bahaya pada akhir masa kanak – kanak

7.       Untuk mengetahui kebahagaian pada akhir masa kanak – kanak


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    PENINGKATAN DALAM PENGERTIAN

Menurut Havighurst ( 1961 ) mengartikan tugas perkembangan sebagai tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagaian pada diri individu yang bersangkutan. Tugas perkembangan pada akhir masa kanak – kanak selanjutnya adalah peningkatan dalam pengertian. Dimana anak membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh dan mengembangkan pengertian – pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari – hari.

Pada saat anak mengenal lingkungan sekolah, maka dunia dan minat anak – anak bertambah luas. Sehingga bertambah pula pengertian tentang manusia dan benda – benda yang sebelumnya tidak berarti. Anak menghubungan arti baru dengan konsep laam berdasarkan apa yang dipelajari setelah masuk dunia sekolah. Disamping bertambahnya arti baru, bobot emosi juga bertambah. Kadang bobot emosi merupakan hal baru yang merupakan penguat bagi bobot emosi yang sudah  ada.

Pengalaman anak yang lebih besar lebih beragam daripada pengalaman anak prasekolah, sehingga konsep berupah ke berbagai ara dan menjadi semakin beragam.

B.     SIKAP DAN PERILAKU MORAL

Pada pengembangan moral, nilai, dan hati nurani. Anak akan dituntut untuk dapat menghargai perbuatan – perbuatan yang sesuai dengan moral. Pada mengembangan sikap anak dituntut untuk mengenal diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang. Dan dapat memelihara kesehatan dan keselamatan dirinya, menyayangi dirinya, senang berolahraga, dan berekreasi untuk menjaga kesehatan dirinya, dan juga memiliki sikap yang tepat terhadap lawan jenis.

 Apabila masa awla kanak – kanak akan berakhir, konsep moral anak tidak lagi sesempit dan sekhusus sebelumnya. Menurut Piaget, antara usia dua belas tahun konsep anak mengenai keadilan sudah berubah. Pengertian kaku dan kera tentang benar dan salah, yang dipelajari dari orang tua, menjadi berubah dan anak mulai memperhitungkan keadaan khusus disekitar pelanggaran moral.

Kohiberg memperluar teori Piaget dan memakan tingkat kedua dari perkembangan moral akhir masa kanak – kanak sebagai tingkat moralitas konvensional atau moralitas dari aturan – aturan dan penyesuaian konvensional.

Perkembangan kode moral

Kode moral berkembang dari konsep – konsep moral yang umum. Pada masa akhir kanak – kanak, kode  moral sangat dipengaruhi oleh standar moral dari kelompok dimana anak mengidentifikasi diri. Ketika anak mencapai akhir masa akhir kanak – kanak, kode moral bernagsur – angsur mendekati kode moral dewasa, perilakunya semakin sesuai standar – standar yang ditetapkan orang dewasa. Namun ppa anak yag mempunyai IQ tinggi cenderung lebih matang dalam penilaian moral daripada anak yang tingkat kecerdsasannya lebih rendah, selain itu anak perempuan cenderung membentuk penilaian moral yang lebih matang daripada anak laki – laki.

Peranan disiplin dalam perkembnagan moral

Disiplin merupakan masalah yang serius bagi anak yang besar. Prnggunaan secara kontinu teknik – Teknik disiplin yang ternyata efektik ketika anak masih kecil, cenderung menyebabkan kebencian pada anak yang lebih besar.

 Perkembangan suara hati

Istilah suara hati berarti suatu reakis khawatir yang terkondidi terhadap situasi dan tindakan tertentu yang gtelah dilakukan dengan jalan menghbungkan perbuatan tertentu dengan ukuman. Rsa bersalah merupakan penilaian diri  negative pada saat individu mengakui bahwa perilakunya bertentangan dengan nilai moral. Sedangkan rasa malu merupakan reaksi emosional yang tidak menyenangkan dari individu terhadap penilaian negarif orang lain, baik dugaan maupun benar – benar terjadi yang mengakibatkan individu mencela diri sendiri.

Pelanggaran hukum pada akhir masa kanak – kanak

Beberapa pelamnggaran ringan oleh anak yang lebih besar disebabkan karna ketidaktauan akan apa yang diharapkan karena salah mengerti peraturan. Pelanggran pada akhir masa kanak – kanak bergantung pada peraturan – peraturanb yang dilanggar. Dengan bertambahnya usia anak, ia cemnderumng lebih banyak melanggra peraturan dirumah maupun disekolah daripada perilakunya pada waktu ia masih muda.

Pada saat menjelang berakhirnya masa kanak – kanak, pelanggran menjadi semakin berkurang. Menurunnya pelanggaran disebabkan karena adanya kematangan, baik fisik maupun psikologis. Tetapi lebih sering karena kurangnya tenaga yang merupakan ciri pertumbuhan yang pesat mengiringi bagian awal masa puber.

C.    MINAT PADA AKHIR MASA KANAK – KANAK

Masa akhir kanak-kanak sering disebut sebagai masa tamyiz masa sekolah atau masa sekolah dasar. Masa ini dialami anak usia 6 tahun sampai masuk ke masa pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun. Pada masa ini anak sudah matang bersekolah dan sudah siap masuk Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar. Masa akhir kanak-kanak menurut psikologi islam adalah tahap tamyiz, fase ini  anak mulai mampu membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan yang salah. Masa kanak-kanak akhir meliputi dua fase yaitu,

1). Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 6/7 tahun –     9/10 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 1, 2 dan 3 Sekolah Dasar.

2). Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar, yang berlangsung antara usia 9/10 tahun – 12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar.

Kematangan perkembangan sosial dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik, maupun tugas yang membutuhkan fikiran. Cara anak-anak memikirkan kata-kata berubah selama masa kanak-kanak menengah dan akhir.Mereka menjadi kurang terikat pada tindakan dan persepsi yang diasosiasikan dengan kata-kata, dan mereka menjadi lebih analitis dalam pendekatan mereka terhadap kata-kata. Selama akhir kanak-kanak baik anak laki-laki maupun anak perempuan sangat sadar akan kesesuaian jenis permainan dengan kelompok seksnya. 

Oleh karena itu, ia menghindari kegiatan bermain yang diangap tidak sesuai untuk kelompok seksnya, tanpa memperhatikan kesenangan pribadi. Anak cerdas, terutama bila bertambah besar, lebih banyak bermain sendiri daripada bermain yang bersifat sosial dan hanya sedikit mengikuti kegiatan yang melibatkan permainan fisik yang berat daripada anak yang tidak terlampau cerdas. Jenis lingkungan dimana anak hidup juga menentukan ada tidaknya kesempatan untuk bermain. Terlepas dari perbedaan ini, bagi sebagian besar anak bermain menjadi kurang aktif dengan berjalannya masa kanak-kanak, dan hiburan-hiburan seperti televisiradio, film, dan bacaan semakin bertambah popular. 

Perubahan ini sebagian disebabkan bertambahnya pekerjaan rumah dan sebagian lagi disebabkan bertambah banyaknya tugas-tugas dirumah.

Diantara minat pada akhis masa kanak-kanak adalah :

1)      Bermain Konstruktif

Membuat sesuatu hanya untuk bersenang-senang saja, tanpa memikirkan manfaatnya merupakan bentuk permainan yang populardiantara anak laki-laki, sedangakan anak perempuan lebih menyukai jenis konstruktif yang lebih halus seperti menjahit, menggambar, melukis, membentuk tanah liat dan membuat perhiasan.

2)        Menjelajah

Seperti anak yang lebih muda, anak yang lebih besar senang memuaskan keingintahuan tentang hal-hal baru yang berbeda dengan menjelajahinya. Tetapi berbeda dengan anak yang lebih muda, anak yang lebih besar tidak puas dengan menjelajah mainan dengan benda-benda disekitar lingkungannya. Anak-anak ingin menjelajah lebih jauh dari lingkungan rumah dan lingkungan tetangga dan menjelajah daerah-daerah baru.

3)        Mengumpulkan

Mengumpulkan sebagai suatu bentuk bermain, meningkat dengan berjalannya masa kanak-kanak, karena kegiatan mengumpulkan berfungsi sebagai sumber iri hati dan gengsi diantara teman-teman dan juga memberikan kesenangan bagi kolektor.

4)        Permainan dan Olahraga

Anak yang lebih besar tidak puas lagi memainkan jenis permainan yang sederhana dan tidak terdiferensiasi, yang merupakan permainan awal masa kanak-kanak. Ia ingin memainkan permainan anak yang lebih besar, seperti bola basket, sepak bola, baseball dan hockey. Pada anak berusia 10 tahun, permainannya terutama bersifat persaingan, dengan pokok perhatian pada keterampilan dan keunggulan dan tidak semata-mata pada kegembiraan.

5)        Hiburan

Beberapa hiburan yang digemari pada akhir masa kanak-kanak diantaranya membaca, menonton film, radio dan televisi, dan berimajinasi.

Karena ada perbedaan dalam kemampuan dan pengalaman, minat anak yang lebih besar lebih beragam daripada minat anak yang lebih muda.

Efek minat

Perilaku selama masa akhir kanak – kanak dan selanjutnya tergantung berdasarkan minat yang dikembangkan oleh anak tersebut. Itu mengapa perkembnagan minat sanagt bermanfaat, namun disis lain kemampuan dan kebutuhan anak sering diabaikan. Menurut Nuckois dan Banducci mengatakan bahwa dalam penelitiannya terhadap anak – anak tentang bermacam – macam pekerjaan dan pandangan mereka terhadap pekerjaan – pekerjaan berdasarkan pengetahuan mereka, yang baik maupun yqang kurang baik, samapi pada kesimpulan bahwa pandangan anak – anak terhadap berbagai pekerjaan merupakan dasar bagi ada tidaknya minat anak terhadap pekerjaan – pekerjaan tersebut.

            Bagaimana minat, yang dibentuk pada akhir masa kanak – kanak dapat mempengaruhi anak adalah sebagi berikut :

1.      Minat mempengaruhi bentuk dan intensitas cita – cita

2.      Minat dapat berfungsi sebagai tenaga pendorong yang kuat

3.      Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intesitas minat seseorang

4.      Minat yang terbentuk dalam masa kanak – kanak sering kali menjadi minat seumur hidup, karena minat menimbulkan kepuasan.    

D.      PENGGOLONGAN PERAN SEKS

Akhir masa kanak-kanak secara tepat dapat diketahui, tetapi orang tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan seksual. Yaitu criteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan masa remaja-timbuknya tidak selalu pada usia yang sama. Ini disebabkan perbedaaan dalam kematangan seksual anak laki-laki dan anak perempuan.

Penggolongan peran seks, yang dimulai segera sesudah dilahirkan, sekarang dilanjutkan dengan perantara baru yang berperan penting dalam proses penggolongan peran seks ini. Diantaranya yaitu guru-guru dan pelajaran-pelajaran sekolah, karena martabat yang dapat diperoleh bila terikat dengan guru, kemudian media masa seperti media cetak dan televisi . Tapi kekuatan yang paling adalah dari tekanan teman-teman sebaya.

1.        Efek penggolongan peran seks

Penggolongan peran seks berpengaruh pada perilaku dan penilaian dari anak-anak. Dalam penampilan, pakaian dan bahkan gerak-gerik, anak berusaha menciptakan kesan akan kesesuaian dengan peran seks. Pada saat duduk di kelas dua, anak sudah sadar akan penampilan yang dianggap sesuai dengan peran seks.

Penggolongan peran seks paling penting dalam penilaian diri. Anakmenilai diri sendiri sesuai dengan pandangan orang-orang yang penting dalam hidupnya. Kalu orang tua, guru-guru atau teman-teman mengganggap anak perempuan lebih rendah dari anak laki-laki dan peran serta prestasi anak perempuan tidak sepenting anak laki-laki, tidaklah mengherankan apabila anak laki-laki cenderung menilai tinggi dirinya sedangkan anak perempuan cendeung menilai rendah dirinya.

 

E.      PERUBAHAN DALAM HUBUNGAN KELUARGA PADA AKHIR MASA KANAK - KANAK

Kemerosotan dalam hubngan keluarga yang di mulai pada bagian akhir masa bayi terus berlangsung pada akhir masa kanak-kanak, hal ini yang menyebabkan perasaan tidak aman dan tidak bahagia. Dimana terjadi hubungan baik terhadap anak dan orangtua dan sanak saudara, dan tampaknya anak lebih menyukai pertemuan-pertemuan dalam keluarga. Namun sebenarnya anak lebih senang berhubungan dengan teman-temannya sendiri dan bersikap kritis serta membenci orang tua dan sanak keluarga yang lain.

Pengaruh yang mendalam dari hubungan anak dan keluarga jelas terlihat daam bidang lehidupan sebagai berikut :

a)      Pertama, pekerjaan di sekolah dan sikap anak terhadap sekolah sangat dipengaruhi oleh hubungan dengan anggota keluarga. Jika hubungan keluarga harmonis bisa mendorong untuk berprestasi sedangkan jika tidak harmonis menimbulkan ketegangan dan kemerosotan.

b)      Kedua, hubungan keluarga mempengaruhi penyesuaian diri secara social di luar rumah.

c)      Ketiga, peran yang dimainkan di  rumah menentukan pola peran di luar rumah.

d)      Keempat, jenis metode pelatihan anak yang digunakan di rumah mempengaruhi peran anak.

e)      Kelima, cita-cita dan prestasi anak di berbagai bidang sangat dipengaruhi oleh sikap orang tua.

f)       Keenam, hubungan keluarga sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan kepribadian anak-anak.

 

F. PERUBAHAN-PERUBAHAN KEPERIBADIAN

Dalam tahap ini anak memiliki kemerdekaan pribadi, dimana anak akan dituntut untuk mampu memilih, merencanakan, dan melakukan pekerjaan atau kegiatan tanpa tergantung pada orang tuanya.

Dengan meluasnya cakrawala sosial pada saat anak masuk sekolah, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan keperibadiannya. Perubahan ini tidak hanya terjadi pada konsep diri tetapi juga pada sifat-sifat orang lain yang dinilai dan dan dikagumi  dan juga perubahan-perubahan yang terjadi pada anak itu sendiri.

1.Konsep diri ideal

Menjelang berakhirnya masa kanak-kanak, anak mulai mengagumi tokoh-tokoh dalam sejarah, cerita khayal kemudian anak membentuk konsep diri yang ideal seperti tokoh yang diinginkannya.

2.Mencari identitas

Anak-anak pada umumnya memasuki periode akhir masa kanak-kanak dan berminat dalam keanggotaan kelompok, mereka sangat ingin menyesuaikan mulai dari gaya berbicara sampai dengan standar penampilan yang ditetapkan  kelompok tersebut. Karena mereka takut kehilangan dukungan dari anggota kelompok mereka berusaha meniru namun kadang-kadang berlebihan. (TAFANY, 2007)

G. BAHAYA PADA MASA AKHIR KANAK-KANAK

Bahaya pada akhir masa kanak-kanak dapat berbentuk bahaya fisik dan psikologis.

1.Bahaya fisik

a)Penyakit : karena vaksin terhadap sebagian penyakit anak-anak sekarang mudah di dapat, maka penyakit yang di derita anak-anak terutama adalah salesma, dan gangguan-gangguan pencernaan yang jarang menimbulkan akibat fisik yang lama.

b)Kegemukan: kegemukan pada anak-anak lebih besar dapat disebabkan karena kondisi kelenjar, tetapi lebih sering disebabkan kebanyakan makan terutama karbohidrat.

c)Bentuk tubuh yang tidak sesuai: anak perempuan yang bentuk tubuhnya kelaki-lakian, dan anak laki-laki yang bentuk fisiknya seperti perempuan sering dicemooh oleh orang-orang disekitarnya.

d)Kecelakaan: sering kalipun kecelakaan tidak meninggalkan bekas-bekas fisik namun kecelakaan dapat meniggalkan bekas psikologis.

e)Kecanggungan: kalau anak mulai membanding-bandingkan diri dengan teman-teman seusianya, ia sering mendapatkan kecanggungan dan kekakuan menghalangi dirinya untuk melakukan apa yang dilakukan oleh teman-teman.Akibatnya anak mulai memandang diri kurang dari teman-teman sebayanya.

f)Kesederhanaan: berbeda dengan remaja atau orang dewasa yang mengembangkan perasaan ketidakmampuan pribadi kalau mengetahui bahwa mereka dianggap tidak menarik, banyak anak-anak yang sederhana relatif kurang memperdulikan penampilan mereka kecuali kalau keadaannya sangat tidak menarik, sehingga menimbulkan komentar yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. (hurlock, 1953)

2.Bahaya psikologis

a)Bahaya dalam berbicara

Ada  4 bahaya berbicara yang umum terdapat pada akhir masa kanak-kanak yaitu ;

1)Kosakata

2)Kesalahan dalam berbicara

3)Anak yang mempunyai kesulitan berbicara

4)Pembicaraan yang bersifat egosentris.

b)Bahaya emosi

Anak akan dianggap tidak matang oleh teman-teman sebaya maupun orang-orang dewasa kalau ia masih menunjukkan pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan seperti amarah yang meledak-ledak dan bila emosi yang buruk seperti marah dan cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi oleh orang lain.

c)Bahaya sosial

Terdapat lima jenis anak yang penyesuaiannya dipengaruhi oleh bahaya sosial yaitu ;

1)Anak yang ditolak atau diabaikan oleh kelompok teman-teman akan kurang mempunyai kesempatan untuk belajar bersifat sosial.

2)Anak yang terkucil, yang tidak memiliki persamaan dengan kelompok teman-teman akan menganggap dirinya “berbeda” dan merasa tidak mempunyai kesempatan untuk diterima oleh teman-teman.

3)Anak yang mobilitas sosial dan grafisnya tinggi mengalami kesulitan untuk diterima dalam kelomok yang sudah terbentuk.

4)Anak yang berasal dari kelompok ras atau kelompok agama yang terkena prasangka.

5)Dan para pengikut yang ingin menjadi pemimpin kemudian menjadi anak yang penuh dengki dan tidak puas.

d)Bahaya bermain

Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan terasa kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainan dan olahraga yang penting untuk menjadi anggota kelompok. Anak yang dilarang berkhayal atau dilarang melakukn kegiatan kreatif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut yang kaku. (hurlock, 1953)

H. KEBAHAGIAAN PADA AKHIR MASA KANAK – KANAK

Akhir masa kanak – kanak merupakan periode yang bahagia dalam rentang kehidupan. Walaupun periode ini bukan masa yangb sepenuhnya gembira karena anak diharapkan dapat memikul tambahan tanggung jawab di sekola dan di rumah, keberhasilan dalam melaksanakan tanggung jawab ini dianggap penting oleh orang – orang akan menambah kebahagiaan. Factor yang menimbulkan kebahagiaan anak merupakan factor penting dalam awal masa kanak -kanak, namun sekarang factor tersebut berbeda karena minat dan pola kehidupan anak telah berubah dan anak ingin lebih banyak meluangkan waktu dengan teman – teman.   

Meskipun kebahagiaan yang dialami dalam periode ini tidak menjamin kebahagian seumur hidup, tetapi kondisi yang menimbulkan kebahagiaan akan terus memberikan kebahagiaan pada tahun – tahun berikut, terutama apabila factor kebahagiaan , penerimaan atau dukungan, kasih sayang, dan prestasi terpenuhi.


BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dalam masa perkembangan kanak-kanak akhir anak sudah mengalami banyak kemajuan dibandingkan dengan masa sebelumnya. Dalam aspek perkembangan kognitif anak sudah lebih mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi, karena proses kognitifnya sudah tidak lagi egosentrisme, dan lebih logis. Kemudian dalam aspek perkembangan emosinya, dalam usia ini anak sudah mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya.

Terdapat pual peningkatan pada pengertian dan ketetapan konsep selama periode akir masa kanak – kanak akibat peningkatan intelegensi dan meningkatnya kesempatan belajar. Selain itu anak – anak juga mengenbangkan kode moral yang dipengaruhi oleh standar moral kelompoknya.

Minat anak lebih besar dan luas daripada anak yang lebih kecil dan banyak minat baru. Dalam peranan seks mempengaruhi penampilan, perilaku, cita – cita, prestasi, minat, sikap terhadap lawan jenis dan penilaian diri. Bahaya pada akhir masa kanak – kanak terbagi menjadi dua yaitu bahaya fisik dan psikologis. Kebahagian pada masa akhir kanak – kanak tidak selamanya menjamin kebahagiaan seumur hidup.

B.     SARAN

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada saya.

Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba allah yang tak lutup dari salah, khilaf, alfa dan lupa.


DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, edisi V, Jakarta: Erlangga, 1996 Murni. 2017.   

Miftahul Jannah. 2015. Tugas Perkembangan Pada Usia Kanak – Kanak. Junal ar raniry. 1 ( 2 ). 87 – 98.

Nurul Azizah Kurniawati, Solehuddin, Ilfiandra. 2019. Tugas Perkembangan Pada Anak Akhir. Jurnal Of Innovative Counseling. 3 ( 2 ). 83 – 90.