BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan masa akhir kanak-kanak merupakan
kelanjutan dalam masa awal anak-anak. Periode ini berlangsung dari usia 6 tahun
hingga tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Permulaan masa
akhir kanak-kanak ini ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah
dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola
kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak
yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku.
Dalam studi ilmu jiwa perkembangan dapat di lacak dan
dipahami perkembangan dari satu fase kehidupan ke fase kehidupan yang lain.
Dalam memahami ini dalam dunia pendidikan misalnya, maka dapat disusun
kurikulum, materi, metode, sarana, dan alat-alat yang sesuai dengan situasi dan
kondisi diri anak didik menurut jengjang pendidikan yang ada. Demikian juga
bagi orang tua, akan diketahui pertumbuhan dan perkembangan anak serta
model-model pelayanannya. Sehingga setiap individu diharapkan bisa menjalani
tugas perkembangan dengan baik sekaligus beradaptasi dengan lingkungannya
dengan baik pula.
Akhir masa kanak-kanak secara tepat dapat diketahui,
tetapi orang tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir
karena kematangan seksual. Yaitu criteria yang digunakan untuk memisahkan masa
kanak-kanak dengan masa remaja-timbuknya tidak selalu pada usia yang sama. Ini
disebabkan perbedaaan dalam kematangan seksual anak laki-laki dan anak
perempuan.
Dalam makalah ini akan dikemukakan mengenai bagaimana
proses perkembangan pada masa kanak-kanak akhir. Dan akan dibahas pula mengenai
perkembangan anak pada aspek kognitif, emosi, dan bahasanya.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa saja peningkatan dalam pengertian
akhir masa kanak – kanak ?
2. Bagaimana minat pada akhir masa kanak –
kanak ?
3. Apa saja perubahan – perubahan dalam
hubungan keluarga pada akhir masa kanak- kanak ?
4. Apa saja perubahan – perubahan kepribadian
?
5. Apa bahaya pada akhir masa kanak – kanak ?
6. Apa saja kebahagiaan pada akhir masa kanak
– kanak ?
C.
TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui peningkatan dalam
pengertia akhir masa kanak – kanak
2. Untuk mengetahui sikap dan perilaku moral
3. Untuk mengetahui penggolongan peran seks
4. Untuk mengetahui perubahan – perubahan
dalam hubungan keluarga pada akhir masa kanak - kanak
5. Untuk mengetahui perubhana – perubahan
kepribadian
6. Untuk mengetahui bahaya pada akhir masa
kanak – kanak
7.
Untuk mengetahui kebahagaian pada
akhir masa kanak – kanak
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENINGKATAN DALAM PENGERTIAN
Menurut
Havighurst ( 1961 ) mengartikan tugas perkembangan sebagai tugas yang muncul
pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila itu dapat
berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan
tugas berikutnya, apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagaian pada
diri individu yang bersangkutan. Tugas perkembangan pada akhir masa kanak –
kanak selanjutnya adalah peningkatan dalam pengertian. Dimana anak membangun
sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh dan
mengembangkan pengertian – pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari –
hari.
Pada saat anak mengenal lingkungan sekolah, maka dunia
dan minat anak – anak bertambah luas. Sehingga bertambah pula pengertian
tentang manusia dan benda – benda yang sebelumnya tidak berarti. Anak
menghubungan arti baru dengan konsep laam berdasarkan apa yang dipelajari
setelah masuk dunia sekolah. Disamping bertambahnya arti baru, bobot emosi juga
bertambah. Kadang bobot emosi merupakan hal baru yang merupakan penguat bagi
bobot emosi yang sudah ada.
Pengalaman anak yang lebih besar lebih beragam
daripada pengalaman anak prasekolah, sehingga konsep berupah ke berbagai ara
dan menjadi semakin beragam.
B.
SIKAP DAN PERILAKU MORAL
Pada pengembangan moral, nilai, dan hati nurani. Anak
akan dituntut untuk dapat menghargai perbuatan – perbuatan yang sesuai dengan
moral. Pada mengembangan sikap anak dituntut untuk mengenal diri sendiri
sebagai individu yang sedang berkembang. Dan dapat memelihara kesehatan dan
keselamatan dirinya, menyayangi dirinya, senang berolahraga, dan berekreasi
untuk menjaga kesehatan dirinya, dan juga memiliki sikap yang tepat terhadap
lawan jenis.
Apabila masa
awla kanak – kanak akan berakhir, konsep moral anak tidak lagi sesempit dan
sekhusus sebelumnya. Menurut Piaget, antara usia dua belas tahun konsep anak
mengenai keadilan sudah berubah. Pengertian kaku dan kera tentang benar dan
salah, yang dipelajari dari orang tua, menjadi berubah dan anak mulai memperhitungkan
keadaan khusus disekitar pelanggaran moral.
Kohiberg
memperluar teori Piaget dan memakan tingkat kedua dari perkembangan moral akhir
masa kanak – kanak sebagai tingkat moralitas konvensional atau moralitas dari
aturan – aturan dan penyesuaian konvensional.
Perkembangan kode moral
Kode moral berkembang dari konsep – konsep moral yang
umum. Pada masa akhir kanak – kanak, kode
moral sangat dipengaruhi oleh standar moral dari kelompok dimana anak
mengidentifikasi diri. Ketika anak mencapai akhir masa akhir kanak – kanak,
kode moral bernagsur – angsur mendekati kode moral dewasa, perilakunya semakin
sesuai standar – standar yang ditetapkan orang dewasa. Namun ppa anak yag
mempunyai IQ tinggi cenderung lebih matang dalam penilaian moral daripada anak yang
tingkat kecerdsasannya lebih rendah, selain itu anak perempuan cenderung
membentuk penilaian moral yang lebih matang daripada anak laki – laki.
Peranan disiplin dalam
perkembnagan moral
Disiplin merupakan masalah yang serius bagi anak yang
besar. Prnggunaan secara kontinu teknik – Teknik disiplin yang ternyata efektik
ketika anak masih kecil, cenderung menyebabkan kebencian pada anak yang lebih
besar.
Perkembangan suara hati
Istilah suara hati berarti suatu reakis khawatir yang
terkondidi terhadap situasi dan tindakan tertentu yang gtelah dilakukan dengan
jalan menghbungkan perbuatan tertentu dengan ukuman. Rsa bersalah merupakan
penilaian diri negative pada saat
individu mengakui bahwa perilakunya bertentangan dengan nilai moral. Sedangkan
rasa malu merupakan reaksi emosional yang tidak menyenangkan dari individu
terhadap penilaian negarif orang lain, baik dugaan maupun benar – benar terjadi
yang mengakibatkan individu mencela diri sendiri.
Pelanggaran hukum pada
akhir masa kanak – kanak
Beberapa pelamnggaran ringan oleh anak yang lebih
besar disebabkan karna ketidaktauan akan apa yang diharapkan karena salah
mengerti peraturan. Pelanggran pada akhir masa kanak – kanak bergantung pada
peraturan – peraturanb yang dilanggar. Dengan bertambahnya usia anak, ia
cemnderumng lebih banyak melanggra peraturan dirumah maupun disekolah daripada
perilakunya pada waktu ia masih muda.
Pada
saat menjelang berakhirnya masa kanak – kanak, pelanggran menjadi semakin
berkurang. Menurunnya pelanggaran disebabkan karena adanya kematangan, baik
fisik maupun psikologis. Tetapi lebih sering karena kurangnya tenaga yang
merupakan ciri pertumbuhan yang pesat mengiringi bagian awal masa puber.
C.
MINAT PADA AKHIR MASA KANAK – KANAK
Masa akhir kanak-kanak sering disebut sebagai masa tamyiz
masa sekolah atau masa sekolah dasar. Masa ini dialami anak usia 6 tahun sampai
masuk ke masa pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13
tahun. Pada masa ini anak sudah matang bersekolah dan sudah siap masuk Madrasah
Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar.
Masa akhir
kanak-kanak menurut psikologi islam adalah tahap tamyiz, fase ini anak mulai mampu membedakan yang baik dan
buruk, yang benar dan yang salah.
Masa kanak-kanak akhir meliputi dua
fase yaitu,
1). Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara
usia 6/7 tahun – 9/10 tahun, biasanya
mereka duduk di kelas 1, 2 dan 3 Sekolah Dasar.
2). Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar, yang berlangsung antara
usia 9/10 tahun – 12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5 dan 6
Sekolah Dasar.
Kematangan
perkembangan sosial dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan
tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik, maupun tugas yang
membutuhkan fikiran.
Cara anak-anak memikirkan kata-kata
berubah selama masa kanak-kanak menengah dan akhir.Mereka menjadi kurang
terikat pada tindakan dan persepsi yang diasosiasikan dengan kata-kata, dan
mereka menjadi lebih analitis dalam pendekatan mereka terhadap kata-kata. Selama akhir
kanak-kanak baik anak laki-laki maupun anak perempuan sangat
sadar akan kesesuaian jenis permainan dengan kelompok seksnya.
Oleh karena itu, ia menghindari kegiatan
bermain yang diangap tidak sesuai untuk kelompok seksnya, tanpa
memperhatikan kesenangan pribadi.
Anak
cerdas, terutama bila bertambah besar, lebih banyak bermain
sendiri daripada bermain yang bersifat sosial dan hanya sedikit
mengikuti kegiatan yang melibatkan permainan fisik yang
berat daripada anak yang tidak terlampau cerdas. Jenis
lingkungan dimana anak hidup juga menentukan ada tidaknya
kesempatan untuk bermain. Terlepas dari
perbedaan ini, bagi sebagian besar anak bermain menjadi kurang
aktif dengan berjalannya masa kanak-kanak, dan hiburan-hiburan
seperti televisiradio, film, dan bacaan semakin bertambah popular.
Perubahan
ini sebagian disebabkan bertambahnya pekerjaan rumah dan
sebagian lagi disebabkan bertambah banyaknya tugas-tugas dirumah.
Diantara minat
pada akhis masa kanak-kanak adalah :
1) Bermain
Konstruktif
Membuat sesuatu
hanya untuk bersenang-senang saja, tanpa memikirkan manfaatnya merupakan bentuk
permainan yang populardiantara anak laki-laki, sedangakan anak perempuan lebih
menyukai jenis konstruktif yang lebih halus seperti menjahit, menggambar,
melukis, membentuk tanah liat dan membuat perhiasan.
2) Menjelajah
Seperti anak
yang lebih muda, anak yang lebih besar senang memuaskan
keingintahuan tentang hal-hal baru yang berbeda dengan
menjelajahinya. Tetapi berbeda dengan anak yang lebih muda, anak
yang lebih besar tidak puas dengan menjelajah mainan
dengan benda-benda disekitar lingkungannya. Anak-anak ingin
menjelajah lebih jauh dari lingkungan rumah dan lingkungan
tetangga dan menjelajah daerah-daerah baru.
3) Mengumpulkan
Mengumpulkan
sebagai suatu bentuk bermain, meningkat dengan berjalannya masa kanak-kanak,
karena kegiatan mengumpulkan berfungsi sebagai sumber iri hati dan gengsi
diantara teman-teman dan juga memberikan kesenangan bagi kolektor.
4) Permainan
dan Olahraga
Anak yang lebih
besar tidak puas lagi memainkan jenis permainan yang
sederhana dan tidak terdiferensiasi, yang merupakan permainan
awal masa kanak-kanak. Ia ingin memainkan permainan
anak yang lebih besar, seperti bola basket, sepak
bola, baseball dan hockey. Pada anak berusia 10
tahun, permainannya terutama bersifat persaingan, dengan pokok
perhatian pada keterampilan dan keunggulan dan tidak semata-mata
pada kegembiraan.
5) Hiburan
Beberapa
hiburan yang digemari pada akhir masa kanak-kanak diantaranya
membaca, menonton film, radio dan televisi, dan
berimajinasi.
Karena ada perbedaan dalam kemampuan dan pengalaman,
minat anak yang lebih besar lebih beragam daripada minat anak yang lebih muda.
Efek minat
Perilaku
selama masa akhir kanak – kanak dan selanjutnya tergantung berdasarkan minat
yang dikembangkan oleh anak tersebut. Itu mengapa perkembnagan minat sanagt
bermanfaat, namun disis lain kemampuan dan kebutuhan anak sering diabaikan.
Menurut Nuckois dan Banducci mengatakan bahwa dalam penelitiannya terhadap anak
– anak tentang bermacam – macam pekerjaan dan pandangan mereka terhadap
pekerjaan – pekerjaan berdasarkan pengetahuan mereka, yang baik maupun yqang
kurang baik, samapi pada kesimpulan bahwa pandangan anak – anak terhadap
berbagai pekerjaan merupakan dasar bagi ada tidaknya minat anak terhadap
pekerjaan – pekerjaan tersebut.
Bagaimana minat, yang dibentuk pada
akhir masa kanak – kanak dapat mempengaruhi anak adalah sebagi berikut :
1. Minat mempengaruhi bentuk dan intensitas
cita – cita
2. Minat dapat berfungsi sebagai tenaga
pendorong yang kuat
3. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan
intesitas minat seseorang
4. Minat yang terbentuk dalam masa kanak –
kanak sering kali menjadi minat seumur hidup, karena minat menimbulkan
kepuasan.
D. PENGGOLONGAN
PERAN SEKS
Akhir
masa kanak-kanak secara tepat dapat diketahui, tetapi orang tidak dapat
mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan seksual.
Yaitu criteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan masa
remaja-timbuknya tidak selalu pada usia yang sama. Ini disebabkan perbedaaan
dalam kematangan seksual anak laki-laki dan anak perempuan.
Penggolongan
peran seks, yang dimulai segera sesudah dilahirkan, sekarang dilanjutkan dengan
perantara baru yang berperan penting dalam proses penggolongan peran seks ini.
Diantaranya yaitu guru-guru dan pelajaran-pelajaran sekolah, karena martabat
yang dapat diperoleh bila terikat dengan guru, kemudian media masa seperti
media cetak dan televisi . Tapi kekuatan yang paling adalah dari tekanan
teman-teman sebaya.
1. Efek penggolongan peran seks
Penggolongan
peran seks berpengaruh pada perilaku dan penilaian dari anak-anak. Dalam
penampilan, pakaian dan bahkan gerak-gerik, anak berusaha menciptakan kesan
akan kesesuaian dengan peran seks. Pada saat duduk di kelas dua, anak sudah
sadar akan penampilan yang dianggap sesuai dengan peran seks.
Penggolongan
peran seks paling penting dalam penilaian diri. Anakmenilai diri sendiri sesuai
dengan pandangan orang-orang yang penting dalam hidupnya. Kalu orang tua,
guru-guru atau teman-teman mengganggap anak perempuan lebih rendah dari anak
laki-laki dan peran serta prestasi anak perempuan tidak sepenting anak
laki-laki, tidaklah mengherankan apabila anak laki-laki cenderung menilai
tinggi dirinya sedangkan anak perempuan cendeung menilai rendah dirinya.
E. PERUBAHAN
DALAM HUBUNGAN KELUARGA PADA AKHIR MASA KANAK - KANAK
Kemerosotan dalam
hubngan keluarga yang di mulai pada bagian akhir masa bayi terus berlangsung
pada akhir masa kanak-kanak, hal ini yang menyebabkan perasaan tidak aman dan
tidak bahagia. Dimana terjadi hubungan baik terhadap anak dan orangtua dan
sanak saudara, dan tampaknya anak lebih menyukai pertemuan-pertemuan dalam
keluarga. Namun sebenarnya anak lebih senang berhubungan dengan teman-temannya
sendiri dan bersikap kritis serta membenci orang tua dan sanak keluarga yang
lain.
Pengaruh yang
mendalam dari hubungan anak dan keluarga jelas terlihat daam bidang lehidupan
sebagai berikut :
a)
Pertama, pekerjaan di sekolah dan sikap
anak terhadap sekolah sangat dipengaruhi oleh hubungan dengan anggota keluarga.
Jika hubungan keluarga harmonis bisa mendorong untuk berprestasi sedangkan jika
tidak harmonis menimbulkan ketegangan dan kemerosotan.
b)
Kedua, hubungan keluarga mempengaruhi
penyesuaian diri secara social di luar rumah.
c)
Ketiga, peran yang dimainkan di
rumah menentukan pola peran di luar rumah.
d)
Keempat, jenis metode pelatihan anak yang
digunakan di rumah mempengaruhi peran anak.
e)
Kelima, cita-cita dan prestasi anak di
berbagai bidang sangat dipengaruhi oleh sikap orang tua.
f)
Keenam, hubungan keluarga sangat besar
pengaruhnya dalam perkembangan kepribadian anak-anak.
F.
PERUBAHAN-PERUBAHAN KEPERIBADIAN
Dalam tahap ini anak memiliki kemerdekaan pribadi,
dimana anak akan dituntut untuk mampu memilih, merencanakan, dan melakukan
pekerjaan atau kegiatan tanpa tergantung pada orang tuanya.
Dengan meluasnya cakrawala sosial pada saat anak masuk
sekolah, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan keperibadiannya.
Perubahan ini tidak hanya terjadi pada konsep diri tetapi juga pada sifat-sifat
orang lain yang dinilai dan dan dikagumi
dan juga perubahan-perubahan yang terjadi pada anak itu sendiri.
1.Konsep
diri ideal
Menjelang berakhirnya masa kanak-kanak, anak mulai
mengagumi tokoh-tokoh dalam sejarah, cerita khayal kemudian anak membentuk
konsep diri yang ideal seperti tokoh yang diinginkannya.
2.Mencari
identitas
Anak-anak pada umumnya memasuki periode akhir masa
kanak-kanak dan berminat dalam keanggotaan kelompok, mereka sangat ingin
menyesuaikan mulai dari gaya berbicara sampai dengan standar penampilan yang
ditetapkan kelompok tersebut. Karena
mereka takut kehilangan dukungan dari anggota kelompok mereka berusaha meniru
namun kadang-kadang berlebihan. (TAFANY, 2007)
G.
BAHAYA PADA MASA AKHIR KANAK-KANAK
Bahaya pada akhir masa kanak-kanak dapat berbentuk
bahaya fisik dan psikologis.
1.Bahaya
fisik
a)Penyakit
: karena vaksin terhadap sebagian penyakit anak-anak sekarang mudah di dapat,
maka penyakit yang di derita anak-anak terutama adalah salesma, dan
gangguan-gangguan pencernaan yang jarang menimbulkan akibat fisik yang lama.
b)Kegemukan:
kegemukan pada anak-anak lebih besar dapat disebabkan karena kondisi kelenjar,
tetapi lebih sering disebabkan kebanyakan makan terutama karbohidrat.
c)Bentuk
tubuh yang tidak sesuai: anak perempuan yang bentuk tubuhnya kelaki-lakian, dan
anak laki-laki yang bentuk fisiknya seperti perempuan sering dicemooh oleh
orang-orang disekitarnya.
d)Kecelakaan:
sering kalipun kecelakaan tidak meninggalkan bekas-bekas fisik namun kecelakaan
dapat meniggalkan bekas psikologis.
e)Kecanggungan:
kalau anak mulai membanding-bandingkan diri dengan teman-teman seusianya, ia
sering mendapatkan kecanggungan dan kekakuan menghalangi dirinya untuk
melakukan apa yang dilakukan oleh teman-teman.Akibatnya anak mulai memandang
diri kurang dari teman-teman sebayanya.
f)Kesederhanaan:
berbeda dengan remaja atau orang dewasa yang mengembangkan perasaan
ketidakmampuan pribadi kalau mengetahui bahwa mereka dianggap tidak menarik,
banyak anak-anak yang sederhana relatif kurang memperdulikan penampilan mereka
kecuali kalau keadaannya sangat tidak menarik, sehingga menimbulkan komentar
yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. (hurlock, 1953)
2.Bahaya
psikologis
a)Bahaya
dalam berbicara
Ada 4 bahaya berbicara yang umum terdapat pada
akhir masa kanak-kanak yaitu ;
1)Kosakata
2)Kesalahan
dalam berbicara
3)Anak
yang mempunyai kesulitan berbicara
4)Pembicaraan
yang bersifat egosentris.
b)Bahaya
emosi
Anak akan dianggap tidak matang oleh teman-teman
sebaya maupun orang-orang dewasa kalau ia masih menunjukkan pola ekspresi emosi
yang kurang menyenangkan seperti amarah yang meledak-ledak dan bila emosi yang
buruk seperti marah dan cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi
oleh orang lain.
c)Bahaya
sosial
Terdapat lima jenis anak yang penyesuaiannya
dipengaruhi oleh bahaya sosial yaitu ;
1)Anak
yang ditolak atau diabaikan oleh kelompok teman-teman akan kurang mempunyai
kesempatan untuk belajar bersifat sosial.
2)Anak
yang terkucil, yang tidak memiliki persamaan dengan kelompok teman-teman akan
menganggap dirinya “berbeda” dan merasa tidak mempunyai kesempatan untuk
diterima oleh teman-teman.
3)Anak
yang mobilitas sosial dan grafisnya tinggi mengalami kesulitan untuk diterima
dalam kelomok yang sudah terbentuk.
4)Anak
yang berasal dari kelompok ras atau kelompok agama yang terkena prasangka.
5)Dan
para pengikut yang ingin menjadi pemimpin kemudian menjadi anak yang penuh
dengki dan tidak puas.
d)Bahaya
bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan terasa
kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainan dan olahraga yang penting
untuk menjadi anggota kelompok. Anak yang dilarang berkhayal atau dilarang
melakukn kegiatan kreatif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut yang
kaku. (hurlock, 1953)
H. KEBAHAGIAAN PADA AKHIR
MASA KANAK – KANAK
Akhir masa kanak – kanak merupakan periode yang
bahagia dalam rentang kehidupan. Walaupun periode ini bukan masa yangb
sepenuhnya gembira karena anak diharapkan dapat memikul tambahan tanggung jawab
di sekola dan di rumah, keberhasilan dalam melaksanakan tanggung jawab ini
dianggap penting oleh orang – orang akan menambah kebahagiaan. Factor yang
menimbulkan kebahagiaan anak merupakan factor penting dalam awal masa kanak
-kanak, namun sekarang factor tersebut berbeda karena minat dan pola kehidupan
anak telah berubah dan anak ingin lebih banyak meluangkan waktu dengan teman –
teman.
Meskipun kebahagiaan yang dialami dalam periode ini
tidak menjamin kebahagian seumur hidup, tetapi kondisi yang menimbulkan
kebahagiaan akan terus memberikan kebahagiaan pada tahun – tahun berikut,
terutama apabila factor kebahagiaan , penerimaan atau dukungan, kasih sayang,
dan prestasi terpenuhi.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam masa perkembangan kanak-kanak akhir anak sudah
mengalami banyak kemajuan dibandingkan dengan masa sebelumnya. Dalam aspek
perkembangan kognitif anak sudah lebih mampu berfikir, belajar, mengingat, dan
berkomunikasi, karena proses kognitifnya sudah tidak lagi egosentrisme, dan
lebih logis. Kemudian dalam aspek perkembangan emosinya, dalam usia ini anak sudah
mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di
masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan
mengontrol ekspresi emosinya.
Terdapat pual peningkatan pada pengertian dan
ketetapan konsep selama periode akir masa kanak – kanak akibat peningkatan
intelegensi dan meningkatnya kesempatan belajar. Selain itu anak – anak juga
mengenbangkan kode moral yang dipengaruhi oleh standar moral kelompoknya.
Minat anak lebih besar dan luas daripada anak yang
lebih kecil dan banyak minat baru. Dalam peranan seks mempengaruhi penampilan,
perilaku, cita – cita, prestasi, minat, sikap terhadap lawan jenis dan
penilaian diri. Bahaya pada akhir masa kanak – kanak terbagi menjadi dua yaitu
bahaya fisik dan psikologis. Kebahagian pada masa akhir kanak – kanak tidak
selamanya menjamin kebahagiaan seumur hidup.
B.
SARAN
Demikian makalah yang kami buat,
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila saran dan kritik yang ingin di
sampaikan, silahkan sampaikan kepada saya.
Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan
dan memakluminya, karena kami adalah hamba allah yang tak lutup dari salah,
khilaf, alfa dan lupa.
DAFTAR
PUSTAKA
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, edisi V,
Jakarta: Erlangga, 1996 Murni. 2017.
Miftahul Jannah. 2015. Tugas
Perkembangan Pada Usia Kanak – Kanak. Junal ar raniry. 1 ( 2 ). 87 – 98.
Nurul Azizah Kurniawati,
Solehuddin, Ilfiandra. 2019. Tugas Perkembangan Pada Anak Akhir. Jurnal Of Innovative
Counseling. 3 ( 2 ). 83 – 90.